Sore itu Seulgi sengaja makan di mini market karena dia sadar perutnya belum diisi makanan sejak ia sampai di Seoul. Ia dengan cepat menghabiskan semua makanan yang dibelinya lalu melihat pemandangan yang tidak asing. Untunglah Seulgi tidak tersedak saat melihat hal itu. Dengan cepat dia langsung keluar dari tempat itu dan langsung menghampiri mereka."Kalian?!" Itulah kata pertama diucapkan Seulgi yang mengagetkan kedua orang itu. "Ada apa disini?" Lanjutnya dengan dahi yang berkerut. "Seungwan ada apa dengan wajahmu?" Tanya Seulgi lagi setelah melihat temannya yang seperti sedang menahan marah. Tidak biasanya dia seperti itu, Seulgi tahu benar jika Seungwan tidak suka marah. "Heoseok-ah, ada apa dengan dia?" Kini Seulgi beralih kepada sahabat yang satunya lagi.
"See? Seulgi sudah disini. Silahkan tanya semaumu." Itu suara dari Heoseok yang membuat Seulgi menyerngit. "Kalian berdua pacaran?"
"Tidak biasanya kalian seperti ini." Seungwan menunduk. Heoseok memberikan cengiran khasnya kepada Seulgi. "HEI! Kenapa kalian tidak memberitahuku? Sudah berapa lama hubungan kalian? Apa Jongin sudah tahu juga?" Seulgi terdengar begitu antusias saat Seungwan semakin menunduk. "Tepat bulan pertama kamu melakukan FGD mungkin?" Hal itu membuat mata Seulgi membulat. "Kenapa kalian sembunyi-sembunyi padahal waktu itu kita sering bertemu?!"
"Seulgi maafkan aku," cicit Seungwan lalu memeluk Seulgi erat. Kekesalan gadis itu melunak. "Karena sebelum kau pergi ke California aku sering gabung dan meluangkan banyak waktu bersamamu maka dia pikir aku bermain di belakangnya, Seulgi." Sambung Heoseok. Itu bukan alasan utamanya. Dia tidak boleh memberitahu karena bisa panjang ceritanya nanti. Apa lagi berhubungan dengan Taehyung.
Seulgi membuang nafas kasar. Menatap Seungwan dengan kesal. "Kita kan partner kerja. Boss kita mempercayakan Heoseok agar membantuku dan Taehyung. Kenapa kamu begitu posesif?" Seungwan tidak langsung menjawab pertanyaan itu. Dia paham sekali jika Heoseok menyembunyikan alasan sebenarnya. Dia sangat mempercayai Seulgi. Hanya dengan respon gadis itu dia percaya bahwa hubungan mereka hanya sebatas teman.
Seulgi yang tidak tahu menahu pun melepaskan pelukan Seungwan lalu menghapus airmatanya. Seungwan cengeng padanya bukan hanya kali ini saja. "Jongin dimana, Seul?" Pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Seungwan. "Kalo tidak salah dia mengambil lembur hari ini. Habis menjemputku di Airport katanya dia langsung pergi ke kantor." Jawab Seulgi sekenannya. "Dia pasti butuh teman agar bisa menyelesaikan gambarnya."
"Iya aku tahu. Makanya setelah ini aku mau tanya dia jika masih dikantor."
"Berarti tidak lama lagi menyusul kita nih?"
"Hah?" Seulgi tidak peka ternyata.
"Kalo ada apa-apa nanti jangan lupa hubungi kita, oke?" Sebelum Seulgi bertanya panjang lebar soal maksud mereka, keduanya pergi meninggalkan dirinya berdiri dengan tanda tanya.
***
Matahari sore menembus jendela kamarnya yang mengganggu indranya yang sementara menyesuaikan dengan cahaya sekitar. Sungguh menyilaukan matanya yang belum lama terbuka dari tidurnya yang cukup nyenyak. Taehyung yang tidak tahan dengan cahaya itu akhirnya bangun dan duduk di tepi membelakangi jendela.
Sekilas ia bergelut dengan ponsel dan kembali mengingat kejadian sebelumnya. Seulas Senyum pun tercipta dikala ia tahu persis kejadian lucu yang hingga saat ini masih membekas di pikirannya. Ya walaupun hal itu bisa sirna sekejap ketika mengingat akhir pertemuan itu, dimana orang yang tidak disukainya menang telak hari ini dan dia tidak bisa melakukan apa-apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Antropologi Rasa | vseul
FanfictionApa yang dirasakan manusia itu berbeda-beda. Mulai dari persepsi, pandangan, serta perasaan. Apa yang dirasakan seseorang terhadap suatu hal belum tentu sama dengan pribadi yang lainnya. Semuanya memiliki perbedaan persepsi, pandangan, dan perasaan...