Sembilan

68 0 0
                                    

Semalaman Kirana membolak-balikan badan dan menendang selimut dikakinya dengan jengkel, bersikap seperti remaja bingung yang sedang mengontrol hawa nafsunya.

Bertemu dengan Andrew membuat dirinya seolah-olah wanita yang memiliki nafsu berlebihan kehangatan tubuh laki-laki itu seolah-olah menariknya seperti magnet yang tak mampu bergerak menjauh, jantungnya berdetak kencang saat menerima sentuhan tangan lelaki itu.

Tangan besar dan hangat yang menyentuh dan membelai bagian intimnya gerakan yang lembut nyaman membuat Kirana melupakan sejenak siapa laki-laki itu dan maksud kedatangannya.

🍁🍁🍁🍁

Andrew menempelkan jidatnya pada jidat gadis itu dan membisikkan namanya

"Kirana...maaf..!"

Sontak Kirana menghentakkan tubuhnya menjauh berusaha untuk menenangkan diri nya dan berujar dengan nada dingin

"Ini kah cara licik laki-laki Kel Handoko dalam berusaha mendapatkan keinginannya...?!"

Andrew tersentak, lalu menjawab

"Kau menyebutkan nama itu seperti sesuatu yang menjijikkan..!"

"Ya... Memang seperti maksudku, kau tahu bahkan kakakmu merayuku saat menjadi tunangan Adikku dan bertindak lebih menjijikkan lagi dihari pernikahannya..!"

Dengan sedikit membentak Kirana menjelaskannya bahkan tubuhnya bergidik saat mengingat rasa lidah laki-laki itu dilehernya, dan adiknya melakukan hal yang sama seperti yang di lakukan kakaknya

"Kau menggodaku membujukku dengan belaian kata-kata manis bahkan perlakuan baik untuk melemahkan pertahananku dan merebut Camelia, kau dengar baik-baik aku tidak akan melepaskannya dan tidak akan membiarkan kau dan Kel Handoko manapun membawanya, Paham!!!"

Kirana membanting pintu mobilnya dan segera masuk ke dalam rumah, menyandarkan dirinya dibelakang pintu dengan mata terpejam seolah berusaha untuk melupakan kejadian itu 'laki-laki itu musuh' hati nuraninya terus merapalkan itu.

☘️☘️☘️☘️☘️

"Selamat sore, ibu-ibu...!" Andrew menyapa sambil berjalan menuju teras rumah bi Wilma.

"Ooohh... Andrew datang, halo anak muda bibi senang kau datang, kami sedang duduk-duduk di sambil menikmati angin sore, hayoo duduk disini ...?" Ujar bi Wilma senang

Sedangkan Kirana hanya mengeretakan gigi nya seolah merasa terganggu, laki-laki ini terus datang mampir saat sore maupun siang hari kerumah bi Wilma dan membantu nya sudah seminggu ini saat Kirana datang menjemput Camelia bibinya terus menceritakan kebaikan laki-laki itu, merasakan dirinya sedang diamati Kirana menepuk-nepuk pelan pantat bayi yang sedang tidur dipangkuan nya untuk menghindar seolah tidak peduli kedatangan laki-laki itu.

"Apakah bayi ini tidak pernah terbangun...?"

Ujar Andrew sambil mendekatkan dirinya ketempat Kirana duduk dan berjongkok didepannya sambil menatap bayi mungil itu, Kirana tersentak dan kaget dengan tindakan yang tiba-tiba.

"Nah...nah itu dia...gadis mungil itu akan bangun...!" Seru bi Wilma ketika melihat gerakan Camelia yang membuka matanya pelan.

"Dia cantik ya..."

"Sudah pasti...lihat lah siapa ibunya..?"

Andrew sejenak bingung lalu teringat kebohongan Kirana membuat nya menoleh kearah wanita itu.

"Ahh... Aku mengerti maksud bibi...!" Jawabnya lantang dan keras yang mengagetkan Camelia sehingga bayi itu merengek.

"Maaf, sayang ayah tidak bermaksud membuat mu takut...!" Lanjut Andrew sambil membelai tangannya ke pipi Camelia

Cinta Buta Kirana LarasatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang