ANA

5 0 0
                                    

Sejujurnya aku tak tau harus memulai kisah ini darimana. Sebuah kisah yang akan sangat panjang jika diceritakan. Baiklah akan kucoba menceritakannya, ku tak tau kisah ini akan menghabiskan berapa halaman. Kita hitung saja nanti.

Sore itu hujan rintik-rintik menghiasi jalan raya sepi di sebuah sudut kota. Seorang perempuan berusia dua puluh sembilan tahun, rambutnya halus, berombak, sebahu. Di tepi jalan ia berdiri, membiarkan air hujan menyapu air matanya yang sama derasnya dengan hujan yang sedang turun. Bagaimana mungkin, seorang kekasih yang telah lama merajut cinta dengannya tega menyakiti hatinya. Perempuan itu namanya Ana, anak kedua dari empat orang bersaudara. Siang tadi kekasihnya menghadap ibu dan bapaknya untuk melamar. Bukan untuk melamar Ana, kekasihnya itu datang melamar adiknya Ana, namanya Shelvia.

"Sudah gila kamu?! Kamu akan menikah dengan kekasih kakakmu?"

"Pak, Via tidak tau kalau bang Wahyu itu berpacaran dengan kak Ana."

"Sudah.. sudah.. cukup sampai disini saja omong kosong ini. Sekarang juga minta maaflah pada kakakmu!"

Dengan berat hati Shelvia beranjak pergi, mematuhi perintah bapak untuk meminta maaf kepada Ana. Sayang, Ana tidak lagi berada di kamarnya. Saat itu Ana sudah duduk di dalam sebuah bis, bis antar kota yang melintas dua kali sehari di jalan depan rumahnya. Bis itu akan menempuh perjalanan sejauh lima ratus kilometer dari rumah orangtuanya. Menuju sebuah kota, kota baru yang mungkin menjanjikan takdir yang lebih baik daripada kampung halamannya.

"Selamat Datang di Kota Jambi" suara supir bis membangunkan Ana yang setengah tertidur. Ana turun membawa koper, dengan secarik kertas di tangannya. Kertas itu bertuliskan sebuah nama dan alamat. Ana memiliki seorang sahabat di kota itu, namanya Wati.

Singkat cerita Wati membantu Ana mencari pekerjaan baru. Ana yang pintar dan cepat beradaptasi akhirnya diterima bekerja di sebuah konsultan asing sebagai seorang sekretaris. Semua orang menyukai Ana yang rajin, pintar dan sopan. Hingga kemudian seorang pria yang berasal dari seberang pulau jatuh hati padanya. Bukan berarti hanya satu pria saja yang tertarik pada Ana. Ada banyak pria, namun pria-pria itu tidak mampu membuat Ana terkesan.

Sebulan, dua bulan, tiga bulan setelah perkenalan mereka Ana mengabari orangtuanya bahwa ia sudah menemukan calon suami. Kemudian Ana dan pria seberang itu pulang ke rumah orangtua Ana, mereka hendak melangsungkan pernikahan. Saat itu usia Ana sudah menginjak tiga puluh tahun. Sudah setahun ia meninggalkan kampung halamannya, rumah orangtuanya. Pria seberang itu bernama Bara, usianya setahun lebih muda dari Ana. Seorang pria flamboyan yang hanya dengan seulas senyum saja ia mampu memikat beribu-ribu hati wanita. Mungkin perumpamaan ini terlalu berlebihan, tetapi memang begitu adanya Bara. Seorang pria yang sangat menarik, manis, cerdas dan pandai bertutur kata.

Sehari menjelang pernikahan mereka, seluruh keluarga telah berkumpul. Ana sangat bahagia karena akan segera menikah dengan seseorang yang sangat dicintainya. Tak pernah ada laki-laki yang membuat Ana begitu tergila-gila. Bahkan Wahyu yang pernah membuat hati Ana hancur berkeping-keping. Ah sudahlah, bagian itu sangat tidak penting untuk kuceritakan.

Bulan bersinar terang, menumpahkan cahaya keemasan di lengkung langit. Seolah-olah bulan ikut merestui dan bersuka cita atas kebahagian Ana. Cahaya bulan jatuh di atap rumah Ana, juga di beranda. Dua orang asyik bercakap-cakap di sana, di beranda lantai dua. Muda mudi yang sedang kasmaran. Sinar bulan yang temaram mungkin akan membuatmu berpikir bahwa dua orang itu adalah Ana dan Bara. Tidak, itu bukan Ana. Itu Shelvia, bersama Bara. Entah apa yang mereka bicarakan, terlihat begitu mesra.

"Maaf aku mengganggu kalian.."

Ana yang tiba-tiba muncul mengagetkan Shelvia dan Bara. Suara Ana terdengar sedih. Bara yang sedikit terkejut, berlari menyusul Ana. Menggandeng tangan calon mempelainya itu. Dan membisikkan kata-kata yang menenangkan hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang AnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang