47. Filosofi Bulan Setengah

89 40 3
                                    

Selamat membaca
cerita If You Know My Heart

***

Playing Now | Daun Jatuh - Resah Jadi luka

"Ini kalanya kalian menjadi filosofi bulan setengah." - Fikri Aleo Martin.

oOo

Semua yang terpaksa, paksaan dan dipaksa sulit berakhir bahagia. Memang sulit, tapi bukan berarti mustahil. Itu yang ada dibenak Azkia saat berpisah dengan Anggara. Bukan, mereka bersama bukan karena terpaksa, paksaan, atau dipaksa. Namun perpisahan mereka yang terpaksa karena situasi, ego, dan waktu.

Jika mereka berbicara langsung dari hati ke hati pada saat itu, ghosting tak akan terjadi dan semua masih bisa dibenahi tanpa banyak yang terluka. Saat ini hanya kata jika dan seandainya yang bisa menenangkan hati Azkia untuk sementara. Walaupun hanya perandaian Azkia harap andai-andainya didengar Tuhan.

"Ego? Siapa kamu? Kenapa kamu merusak semuanya?" tanya Azkia dalam hati sembari menatap keluar jendela taksi.

"Ego, apa ini yang kamu inginkan? Kamu mampu melawan apa isi hati Kia dan Anggara sekarang."

"Kia yakin. Di hati Anggara masih ada Kia, karena di hati Kia selalu ada Anggara sampai kapan pun."

"Mba sudah sampai." Lamunan Azkia membuyar.

Azkia pulang seorang diri naik taksi karena Anggara hilang ketika Azkia kembali membawakan toppoki. Anggara tidak meninggalkan pesan sama sekali. Azkia tentu sangat kecewa, tapi apa dia masih berhak untuk mengutarakan kekecewaannya pada Anggara? Sudah lah dia lelah hari ini.

Azkia turun dan melangkah masuk ke pekarangan rumah dengan malas. "Non Kia," Sapa Pak Tio, sopir Arga.

Biasanya Azkia ramah membalas, tapi kini dia hanya mengangguk tanpa menoleh. Azkia tak langsung ke kamarnya. Dia ingin kedua abangnya mendengar isi hatinya yang kecewa saat ini.

Pintu kamar abangnya tertutup, namun Azkia masuk begitu saja tanpa mengetuk dan permisi. "Heh sapa main buka-buka pintu!"

Azkia langsung menjatuhkan diri di tempat tidur Arnold. "Abang lagi ganti baju Kia!"

"Kia gak lihat Bang!" jawab Azkia mendengung.l

"Gimana hari pertama masuk sekolah lagi?" Aleo baru keluar dari kamar mandi, dia pun sama baru selesai mandi.

"Buruk!!!"

"Masuk unggulan lagi nih ye," goda Arnold.

"Buruk!!!"

Arnold sudah selesai pakai bajunya dan dia langsung pergi menuju meja belajar lagi. "Lo habis dari mana sih?"

"Makan ramen," jawab Azkia.

"Wah! Lo gak ngajak kita berdua. Solimi lo De!"

"Makan sama Anggara dia Bang," celetuk Aleo.

Arnold sedang berpikir sejenak. "Pasti berangkat sendiri dan pulang sendiri?"

Azkia mengangguk. "Menyedihkan banget hari ini."

"Yaudah sana mandi dulu biar seger!"

"Gak mau! Dengerin dulu!"

"Sekelas sama Anggara pasti yah?" tanya Aleo.

Azkia mengangguk. "Gurunya ada masalah apa sih!"

"Lo yang ada masalah apa. Guru mah gak salah." Arnold memutar kursi belajarnya. "Sini bangun gue kasih tahu sesuatu."

If You Know My Heart (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang