Membayangkan tawamu, kali ini menjadi kegemaranku.
***
"Maaf ya, kita naik ini. Nggak papa kan Call? " Arka bertanya, namun ia tak mendengar jawaban dari Rinai.
"Call? Lo.. Nggak mau ya? " tanya Arka lagi.
Sontak Rinai tersadar, sedari tadi entah mengapa ia lebih banyak melamun memandang Arka. "I-iya, gue mau kok"
Arka tersenyum mendengarnya, "Pake helm ya biar aman, jangan khawatir helmnya gak bau kok, " ujar Arka sembari memakaikan helmnya pada kepala Rinai. Rinai seperti peliharaan yang patuh dengan majikan.
"Pegangan Call, " pinta Arka saat mereka sudah akan mulai melaju. Mendengarnya, Rinai menaruh tangannya diatas pundak Arka.
"Gue bukan ojek lo Call, pegang pinggang aja gapapa, " Arka berbicara sembari terkekeh.
Rinai hanya mengangguk kemudian tangannya ia ulurkan untuk memegang pinggang Arka perlahan namun pasti.
Setelah sekiranya sudah siap, Arka melajukan motornya. Tidak ada percakapan antara mereka. Arka sibuk dengan jalan namun dengan senyum mengembang, sedangkan Rinai diam memerhatikan wajah Arka dari kaca spion.
"Mm Ar, " panggil Rinai.
"Kenapa Call? " balas Arka sedikit teriak karena jalanan cukup ramai.
"Gue- boleh nanya? "
"Nanya aja Call, kenapa mesti minta ijin, "
"Kenapa lo panggil gue Call? " tanya Rinai. Arka tidak menjawab, malah ia tersenyum penuh arti. Rinai cukup heran, namun ia tak akan memaksa Arka untuk memberikan alasan.
Tak lama mereka sampai didepan mansion Mandie. "Sampai, "ujar Arka.
Rinai turun begitupun dengan Arka.
Arka tersenyum ke arah Rinai, "Gue.. Manggil lo Call karena call artinya panggil, bener kan gue manggil lo, mangkanya gue panggil Call, "jelas Arka.Rinai yang mendengarnya sontak tertawa, "Hahaha nggak jelas banget deh lo sumpah! "
Arka tercengang melihat tawa Rinai. Seakan terhipnotis, Arka mendekat ke arah Rinai.
Melihat Arka yang mendekatinya, Rinai menghentikan tawanya yang kini berubah menjadi kegugupan. Semakin dekat, semakin mempertipis jarak keduanya, semakin dekat.. Dekat.. Dan..
"Helmnya belum dicopot, " ucap Arka melepas helm yang dipakai Rinai.
Shit! Ini memalukan! Karena Rinai malah memejamkan matanya. Karena tak ingin semakin terlihat salah tingkah, Rinai segera pamit.
"Gue- masuk dulu, makasih" ujar Rinai kemudian berlari begitu saja memasuki gerbang tinggi mansion Mandie.
Arka menatap nanar kepergian Rinai, lalu ia memutuskan untuk pulang.
Sementara Rinai berlari kencang memasuki mansion, "AAAAAAAA MOMM BANG MALVINNN!!! " teriak Rinai.
Yang dipanggil pun segera mendekat karena suaranya benar-benar membuat panas telinga. Malvin yang beberapa menit lebih cepat sampai juga langsung mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINAI
Teen FictionSeorang gadis cantik ber-hobi main gitar juga urakan dengan gelar badgirl yang menjadi pewaris tunggal keluarga 'Mandie' yang notabenya tergolong keuarga dengan kekayaan yang terpandang didunia bermetamorfosis menjadi seorang gadis matre hanya karen...