49 | Little Brother

1.5K 73 0
                                    

Hmmm... wanginya, pikir Yocelyn saat ia masih merasa terlelap. Tapi, tunggu dulu! Yocelyn kenal wangi ini!

Perlahan, Yocelyn membuka matanya untuk memastikan. Dan ta-da! Benar saja. Ini bau harum milik Devian. Yocelyn tengah dipeluk Devian dan tentu saja itu membuat Yocelyn dapat mengenali bau yang tak asing itu.

Yocelyn tak kuasa menahan senyumnya pagi ini. Tak pernah ia bayangkan sebelumnya kalau ia akan tidur bersama seperti ini. Apalagi tadi malam mereka melewati malam yang panas. Ah, entah kenapa Yocelyn masih malu untuk mengingatnya.

Tiba-tiba saja tenggorokan Yocelyn terasa kering. Sudah menjadi kebiasaannya untuk minum air putih setiap pagi. Jadi, dia harus segera minum air putih pagi ini. Perempuan itu pun mulai bergerak hendak melepaskan diri dari pelukan Devian—yang sebenarnya tidak ingin dia lepas. Namun, sepertinya pilihannya salah.

Yocelyn tidak bisa lepas dari pelukan Devian. Laki-laki itu justru semakin mempererat pelukannya. Ia membuat Yocelyn benar-benar tidak bisa bergerak. Namun, Yocelyn tak mau kalah. Tenggorokannya benar-benar akan berubah menjadi gurun pasir yang kering kalau ia tak segera minum air. Jadi, dia tetap bergerak sebisa mungkin untuk lepas dari Devian.

"Sssshhhh." Tiba-tiba Devian mengerang. Tentu saja Yocelyn menghentikan kegiatannya.

"D-Dev?" Yocelyn memanggil Devian lirih sambil was-was, takut jika ia membangunkan laki-laki itu.

"Jangan bergerak," ucap Devian serak dengan mata masih terpejam.

"Tapi, aku harus minum dulu. Tenggorokanku rasanya kering," rengek Yocelyn sambil mulai bergerak lagi.

"Sssshhh, Yoce!" Tiba-tiba Devian sedikit berteriak pada Yoce dan matanya mulai terbelalak.

"Astaga!" Yocelyn kini benar-benar terdiam. Ia tidak terkejut karena Devian yang tiba-tiba bangun, tapi karena yang lainnya memang sudah 'bangun'.

"Sekarang sudah tahu, kan? Kau bergerak, maka adikku bangun," ucap Devian tanpa ada rasa bersalah. Sementara Yocelyn benar-benar tak tahu harus berbuat apa sekarang. Ini salahnya. Ia tahu dan sadar ini adalah salahnya.

"Tenang saja, tapi sebenarnya itu bukan salahmu. Setiap pagi memang begini," ucap Devian tiba-tiba yang seakan-akan bisa membaca pikiran Yocelyn barusan. Tentu saja Yocelyn langsung terkejut. Ia mendongak dan mendapati Devian yang tengah memandangnya dengan terkikik kecil.

"Kau! Dasar laki-laki! Minggir! Aku mau minum!" Yocelyn mulai sedikit memberontak.

"Ahh, Yoce! Kau menyakiti adikku! Lagipula, kau juga tidak bisa menyalahkan setiap laki-laki yang memang punya adik yang sering tegang seperti—"

"Dev!!" Tiba-tiba Yocelyn berteriak sambil langsung menutup mulut vulgar Devian. "Shut up!" serunya lagi yang kali ini dengan penuh penekanan dan sedikit melotot pada Devian. Setelah itu, dia melepas tangannya ketika Devian sudah diam.

"Tapi, memang benar, kan? Kau juga sudah merasakannya tadi malam, Sayang," ucap Devian kemudian yang tiba-tiba meraba perut datar Yocelyn hingga sedikit ke bawah dan kemudian memeluknya.

"Ya ampun, Dev! Ayo bangun!" seru Yocelyn yang sebenarnya merasa geli saat Devian memeluknya dengan intim seperti sekarang ini.

"Sayang." Devian memanggil sambil mendongak.

"Bagaimana kalau kita main lagi di pagi ini? Rasanya pasti akan beda daripada yang malam tadi. Bagaimana? Kau mau, kan?"

Otomatis, Yocelyn langsung membelalakkan kedua matanya. "Apa?! NO!! Kita harus bangun, Dev! Sekarang! Lagipula, kita sudah main berapa kali tadi malam sampai jam 4 tadi? Kau belum puas?"

"Kalau denganmu, tentu saja 'little brother' ini selalu meminta untuk main," ucap Devian yang dibuat-buat seperti anak bayi.

Hampir saja Yocely tertawa, tapi ia tahan. "Tidak, Dev. Tidak bisa. Ayo mandi saja! Bangun!" seru Yocelyn sambil berusaha mengangkat badan Devian agar bangun.

"Kalau begitu, kita mandi bersama?" Tiba-tiba wajah malasnya berubah menjadi wajah ceria seketika.

"Apa?!"

"Ayolah, Yoce! Kau mau menolakku lagi, hm? Lagipula juga, tadi tanpa langsung kau mengajak mandi bersama." Devian sedikit merengek.

Yocelyn menghela nafasnya. "Baiklah, aku kalah. Aku akan—"

"OKE! AYO!" Tiba-tiba Devian berseru keras sambil berdiri di kasur dan kemudian menggandeng Yocelyn menuju kamar mandi. Sementara Yocelyn hanya tergeli-geli dengan tingkah Devian yang belum pernah ia lihat ini.

Pagi itu, mereka pun mandi bersama. Yah, mandi dengan air dingin, tapi rasanya jadi panas karena mereka sendiri. Tepatnya, karena 'little brother' milik Devian.

***

"Aaron? Ada masalah apa?" Lily yang baru saja selesai berdandan menghampiri Aaron yang sudah selesai berganti pakaian dan kini sedang memandang ponselnya dengan sangat serius.

"Tentang Andrew," timpal Andrew sambil menatap istrinya sekilas. Kemudian, ia membaca apa yang ada di ponselnya bersama istrinya itu. "Aku dapat ini semua dari Luke sendiri," lanjutnya lagi.

Tatapan Lily yang barusaja mulai membaca apa yang ada di ponsel Aaron juga semakin menajam. Ia cukup terkejut dengan apa yang ada di dalamnya. Begitu pula dengan Aaron.

"Kita harus memberitahu Devian," ucap Lily.
——————————————————————————
Tbc.
Friday, 6 March 2020

Maaf yaaa kalo pendekk☹️

First Love - Bachelor Love Story #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang