"Aku tak mau mencintai dirimu Jika akhirnya Harus Berpisah, Bisakah kita Hanya Bertemu lalu bertahan selamanya? Kumohon."
• T h i s M i n e •
Hari senin kembali datang, hari yang dirasa berat bagi seluruh orang. Belum lagi jika lalu lintas kota pagi hari ini padat, para anak-anak, orang tua berangkat untuk mengerjakan aktivitas pagi, dan inilah yang terjadi semua membaur menjadi satu.
Dengan langkah gontai Sandra menujukan kakinya untuk segera memasuki kamar mandi. Demi apapun pagi ini tidak seperti biasanya, ia sunguh malas untuk berangkat sekolah, biasanya dia pasti semangat. Tapi entah mengapa hari ini sungguh menggoda iman kasur empuk yang sungguh menggoda ditambah hari ini sungguh dingin, dan mengajaknya untuk tiduur lebih lama lagi.
Sandra menepis pikirannya, ia tak boleh bermalas malasan bagaimanapun ia harus kuliah, Sandra sungguh ingin keluar dari rumah yang sesungguhnya bukan rumah melainkan neraka baginya. Setelah tamat SMA ia sudah membuat daftar list yaitu, bekerja paruh waktu lalu melanjutkan kuliah lalu pergi sejauh jauhnya dari rumah ini.
Sekarang Sandra sudah siap untuk pergi kesekolah. Jam tepat menunjukkan pukul enam tiga puluh pagi, ia harus bergegas, atau ia akan terlambat.
"Sayang—yaampun anak mamah udah cantik begini, Sarapan dulu yuk biar gak lemes" Amira mamanya entah ada hal apa mengajaknya sarapan bersama biasanya bertegur sapa saja tidak pernah.
"Mau ngomongin apa? Mama mau selingkuh lagi atau mau nikah lagi" Jawabnya to the point tak ingin bertele-tele.
Prang!
Bunyi Dentingan Sendok menggema didalam ruang makan ini.
Sandra tersenyum Sinis, Rupanya Mamanya itu mudah tersindir.
"Kurang ajar kamu Sandra! Saya tidak pernah mengajarkan seorang anak untuk berbicara tidak sopan kepada orang tua" Amira menatap tajam kearah Sandra sedangkan yang ditatap hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi. "Memangnya anda pernah mengajarkan saya apa Nyonya Amira yang terhormat?"Sandra sama sekali tak berniat Menyentuh sesendok pun.
Amira terdiam
Sandra pergi meninggalkan Amira karena memang ia sama sekali tidak ada niatan untuk berdamai untuk saat ini. Biarkan Hatinya Beristirahat dari pahitnya kenyataan dunia ini.
• • • •
Suasana pagi ini cukup cerah, beriringan dengan ramainya para murid SMA Pelita Jaya yang terus berlalu lalang tanpa hentinya. Desak desakan karena pagi ini adalah hari senin dimana semua murid diharuskan sudah berbaris sebelum para guru dan kepala sekolah memasuki area lapangan. Tak mengherankan para siswa dan siswi yang terus menerus mendumal karena kepanasan berdesak-desakan demi bisa dapat tempat yang nyaman.
Suasana pagi ini cukup cerah, beriringan dengan ramainya para murid SMA Pelita Jaya yang terus berlalu lalang tanpa hentinya. Desak desakan karena pagi ini adalah hari senin dimana semua murid diharuskan sudah berbaris sebelum para guru dan kepala sekolah memasuki area lapangan.Tak mengherankan para siswa dan siswi yang terus menerus mendumal karena kepanasan berdesak-desakan demi bisa dapat tempat yang nyaman.
Tidak dengan Sandra yang sudah berada didepan barisan dengan berdiri tegak. Pakaian sempurna. Rapih semua perlengkapan upacara terlihat lengkap. Panas matahari mulai menyorot tajam Sandra merasakan perut yang mulai perih pandangannya kabur dan kepala berputar hebat. Ia tak tau harus bagaimana karena dengan cepat ia merasakan dirinya terjatuh dan semuanya langsung gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello! My Name Is Sandra
Teen FictionHi! Welcome to My cerita🌷 Baca aja biar penasarannya terobati asikk!. Bosen tentang badboy? Cowok dingin? Atau fake nerd? Kamu berada di cerita yang tepat kawan! Baca aja biar makin jatuh cinta dengan Marsell ku💗. •...