♠ kadang

202 51 10
                                    

Dahyun benar-benar menjaga jarak dari Hanbin, selepas ia memergoki pemuda itu tengah asyik bercengkerama bersama kekasihnya; Lee Hayi.

Tadinya, Dahyun hendak menghampiri perpustakaan yang letaknya cukup dekat dengan taman fakultas, tetapi ketika Dahyun sedang berjalan menuju ke tempat tujuan, ekor matanya tak sengaja menangkap keberadaan Hanbin bersama Hayi di bangku taman. Tanpa disadari, Dahyun memerhatikan keduanya dari kejauhan, diiringi dengan gejolak emosi di dadanya yang seakan tak mau pergi.

Terlebih, tatkala Hanbin mengusak-usak puncak kepala Hayi, saat itulah, Dahyun merasa bahwa memang tidak ada lagi yang bisa diharapkan di antara dirinya serta Hanbin untuk bisa kembali bersama. Sebab, Hanbin memang sudah menemukan tambatan hati lain usai perpisahannya dengan Dahyun tiga bulan lalu.

*****

"Makannya, kok, dianggurin gitu, Sayang? Biasanya juga kamu yang paling cepet ngabisin," kata Mama, saat mendapati putrinya hanya memainkan sendok dan garpu di atas piring makannya. Daging asap serta sayuran dan nasinya sama sekali tidak tersentuh, sementara Mama dan Papa sudah menikmati makan malamnya beberapa menit lalu.

"Aku nggak nafsu makan, Ma," sahut Dahyun, lesu. "Aku ke kamar, deh. Mau istirahat duluan."

"Lho, abisin makannya, Dahyun. Nanti kalau kamu sakit, Mama sama Papa bisa kepikiran lagi," timpal Papa, perhatian.

Akhirnya, Dahyun hanya makan beberapa sendok, sebelum ia tidak bisa mencerna makanan lebih banyak lagi. Selesai mengikuti makan malam di ruang makan, Dahyun membantu sang mama membereskan meja dan mencuci piringnya, kemudian ia beranjak pergi ke kamarnya di lantai dua untuk bermain ponsel, seperti biasa.

Hanya, tak berselang lama, pintu kamarnya diketuk Mama. Wanita paruh baya itu lantas berkata, "Sayang, ada seseorang yang mau ketemu sama kamu."

"Siapa?" tanya Dahyun tanpa membuka pintunya.

"Lihat aja sendiri," sahut Mama lagi.

Dahyun mendesah pelan. Beranjak malas dari tempat tidurnya, memasang ekspresi kusut yang tak dibuat-buat, ia lalu membuka pintu kamarnya dan melihat ada seulas senyum di bibir Mama. "Siapa, sih, Ma?"

"Turun aja. Nanti juga kamu tahu." Mama merangkul bahu Dahyun dan membawanya ke lantai bawah.

Bertepatan dengan langkah kaki seorang dirinya ke ruang tamu, Dahyun terkesiap saat ia melihat Hanbin sedang duduk di kursi ruang tamu, sendirian. Pemuda itu tampak basah akibat air hujan yang entah sejak kapan sudah membasahi Bumi. Dahyun benar-benar tidak menyadarinya. Mungkin ini karena efek ia terlalu larut memikirkan pemuda di hadapannya ini?

Tungkai si gadis Kim melangkah pelan, ritme jantungnya mulai meningkat. Dan Dahyun mengerti benar bahwa semua ini terjadi di luar kendalinya sendiri.

"Kamu... ngapain ke sini?" tanya Dahyun. Ada sedikit rasa kasihan melihat basahnya pakaian Hanbin, dan merasa takut bila pemuda itu terkena demam, tetapi Dahyun menekannya. Dan ia akan bersikap ketus sejauh Hanbin berada di sini dan membuatnya kesal.

"Mau ketemu kamu," kata Hanbin lugas, lalu, senyum hangatnya terkembang, membuat Dahyun seketika merasakan lututnya melemas. "Kangen."[]

Hujan | Hanbin ft. DahyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang