Masih nampak bekas telapak kaki mungil itu
Berlarian disepanjang bibir pantai
Yang perlahan di hapus buih ombak bersama hembusan angin yang mengantar gelombang
Ah... sejuk...
Tenang...
Penuh tawa dan bahagia...
Para nelayan nampak tersenyum melihat anak-anak mereka bermain
Meskipun keringat belum kering dibaju lusuh coklatnya
Usai seharian mengitari laut, menerjang ombak, berteman terik matahari demi lauk makan keluarga kecil
Pantai yang setiap hari menjadi ladang pencaharian
Pantai yang setiap hari juga menjadi tempat barmain bagi anak-anak mereka
Pantai yang indah membiru
Pantai yang sejuk berhembuskan angin ketenangan
Pantai yang merdu dengan suara gemuruh dan kicau burung
Pantai yang ramah karna keseimbangan ekosistemnya
Namun....
Belum juga dewasa anak-anak meraka, semuanya telah berubah
akibat industri besar yang mengatasnamakan negara
Nyatanya hanya milik kaum-kaum serakah yang tak mengenal puas
Kini...
Pantai yang mereka banggakan berubah seketika
Pantai yang dulu membiru kini menjadi coklat akibat limbah hasil industri para serakah
Pantai yang dulu sejuk kini menghembuskan kepulan-kepulan asap tak sedap akibat pembakaran zat-zat kimia
Pantai yang dulu merdu kini bergemuruh bising akibat suara pabrik besar yang beroprasi tak kenal lelah
Dan hilang sudah sebutan pantai ramah yang dulu terjaga keseimbangan ekosistemnya
Yang dulu mereka jadikan sebagai lahan pencaharian
Yang dulu mereka jadikan tempat bermain bagi anak anak
Kini, pantai ramahku sudah tak bersahabat
Dhoe_art
02.02.2020