CHAPTER 05

26 3 0
                                    

Setelah menjalankan hukumannya, Irez lebih memilih kembali ke kelas dan duduk dibangkunya.

"Gimana rasanya dihukum sama bapak ganteng Rez?" tanya Daisy ketika melihat Irez duduk disampingnya dengan wajah cemberut.

"Nyebelin." balas Irez dengan nada kesal.

"Nyebelin gitu tapi lo suka kan." goda Daisy yang dibalas anggukan oleh Irez.

"Iya sih, kenapa gue bisa suka sama cowok nyebelin kayak dia." ucap Irez sembari bertopang dagu.

"Dan lebih nyebelinnya lagi, omongannya tuh pedes banget." dengus Irez.

"Udahlah sabar aja." ucap Daisy.

Saat Daisy dan Irez sedang sibuk dengan ponsel masing-masing. Tiba-tiba ada seseorang yang mengambil ponsel Irez dengan paksa yang tentunya membuat sang empunya memekik.


"KAMPREETTTTTT." pekik Irez dengan suara toanya.

Saat Irez melihat orang yang mengganggunya pun semakin emosi.


"VEROOO KAMPRETTTT." teriak Irez penuh emosi.

"Lo bisa nggak sih nggak usah gangguin gue." omel Irez sembari berkacak pinggang.

"Siapa juga yang mau gangguin nenek lampir kayak lo." ucap Vero dengan tampang tengilnya.

"Terus kenapa lo ngambil ponsel gue." bentak Irez dengan penuh emosi.

"Gue cuma minta hot spotan doang kok." balas Vero sembari sibuk mengotak-atik ponsel Irez.

Irez yang mendengar jawaban nyleneh dari Vero pun semakin kesal. Dan tanpa aba-aba, Irez merebut ponselnya dengan kasar.

"Dasar cowok nggak modal." ketus Irez sembari menoyor kepala Vero.

Setelah itu, Irez pun kembali menuju bangkunya dengan wajah yang ditekuk.


🐥🐥🐥



Bel pulang sekolah pun sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Sedangkan Irez dan Daisy baru saja menyelesaikan catatannya.


Karena keasyikan nonton drakor, Irez dan Daisy ketinggalan mencatat.


"Lo pulang dijemput atau gimana Rez?" tanya Daisy sembari membereskan buku-bukunya.

"Naik angkutan." balas Irez sembari mengedikkan bahunya acuh.

"Enggak dijemput abang lo?" tanya Daisy lagi sembari menggendong tas punggungnya.

"Halah mana mau tuh abang lucknut gue mau jemput." jawab Irez dengan raut kesalnya.

"Yaudah, yok keluar bareng." ajak Daisy yang langsung diangguki Irez.

Saat sampai di ambang pintu kelas, Irez berpapasan dengan Vero yang dengan sengaja menyenggol bahunya dengan cukup keras.

Dan hal itu berhasil membangkitkan tingkah bar-bar Irez. Sedangkan Vero yang sadar emosi Irez akan meledak langsung berlari menghindari amukan singa betina.

"VEROO SINI LO, BERANI BANGET MACEM-MACEM SAMA GUE." teriak Irez sembari berlari mengejar Vero.


Irez yang memang lincah dan juga bar-bar bisa dengan mudah menangkap Vero.

"Mau kemana lo hah." omel Irez sembari menarik kerah kemeja Vero.

"Hobi banget gangguin gue, nyebelin banget sih jadi orang. Menurut lo nggak sakit apa pundak gue lo tabrak kayak tadi." cerocos Irez sembari menjewer telinga Vero dengan keras yang membuat sang empunya meringis kesakitan.


"Adawww ishhh sakit kali Rez, lepasin jeweran lo." ringis Vero sembari berusaha melepaskan tangan Irez dari telinganya yang nyatanya sia-sia.



"Lo tuh cewek Rez, tapi tenaga lo kayak kuli bangunan tahu nggak. Jeweran lo perih banget Rez, sumpah." keluh Vero.

Irez yang merasa iba pun segera melepaskan jewerannya dan menatap Vero dengan tatapan permusuhan.

"Dasar cowok lemah, gitu aja sakit." cibir Irez dan berlalu meninggalkan Vero yang masih sibuk mengusap-ngusap telinganya yang memerah.


"Jangan terlalu benci sama orang Rez, ntar lo jatuh cinta sama Vero baru tahu rasa lo." goda Daisy saat Irez sudah berada di hadapannya.


Sedangkan Irez langsung melototkan matanya mendengar godaan dari Daisy.

"Amit-amit gue jatuh cinta sama dia, jangan sampek." ucap Irez sembari bergidik ngeri yang dibalas tawa oleh Daisy.


Irez yang ditertawakan pun merasa semakin kesal.

"Nggak usah ketawa lo." ketus Irez sembari menatap Daisy dengan kesal.

"Iya ya Sorry Rez." balas Daisy sembari menahan tawanya melihat wajah kesal si "The Queen of bar-bar" .

"Balik Kuy." ajak Irez sembari menarik lengan Daisy menuju halte depan sekolah.

 My Future Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang