Baik, sepertinya ini penting. Yang mau baca silahkan yang nggak terserah. Aku mau bahas beberapa hal.
Pertama mengenai cerita. Aku tau cerita ini masih banyak yg kurang. Tapi, tolonglah. Setidaknya yang komen-komen itu pergunakan kata2 yg halus. Terus kasih tau salahnya dimana. Sama kasih saran. Bukan asal ngomong, yg bikin mood hancur dan bikin aku kepikiran dan nggak tau mau melanjutkan ceritanya. Kalian tau, komentar2 yg kalian tulis bisa jadi penyemangat tapi juga bisa jadi penghancur. Walau banyak komen yg positif, tapi satu saja komentar negatif bikin mood seseorang hancur. Contohnya aku.
Awalnya aku biasa saja. Satu komentar negatif, belum bikin mood aku jatuh. Tapi, komentar2 itu datang lagi. Dengan orang yg sama ditambah orang berbeda. Jika nggak bisa komentar halus, setidaknya nggak usah komentar lah. Kalau salah, kasih tau dimana, sarannya apa, pergunakan kata2 yg halus.
Kedua mengenai alur dan tokoh. Memang pendapat orang beda-beda. Dan keinginan pasti beda2 juga. Nggak bisa disama ratakan. Dan aku juga nggak bisa membuat ending yg bisa disukai semua orang. Pasti ada yg nggak setuju. Tapi, ini balik lagi ke poin pertama. Kalau kalian nggak suka, pergunakan attitude dan kalau nggak bisa bungkus kata dengan baik, nggak usah komentar yg bikin aku panas dalem. Atau nggak suka, tinggalkan langsung cerita.
Contohnya di tokoh Aza. Beberapa ada yg nggak suka. Ya aku tau, aku kurang riset. Aku belum tau rasanya punya anak lima tahun. Dan nggak punya keponakan usia kayak gitu. Tapi, tulislah komentar yang membangun. Iniloh author kamu salah disini. Coba buat gini, biasanya anak seusia itu kayak gitu, mungkin harusnya ditambahi ini, dia tuh gini-gitu dll.
Aku juga punya pandangan beda tentang Aza. Sebenarnya bukan karakter, tapi cara dia melihat ke seluruhan apa yang didepan matanya. Menurutku, itu wajar, karena dari awal aku sudah memberikan kalau Aza itu begitu memahami kondisi ibunya tapi dalam cara pandang anak2. Dia masih belum ngerti, kenapa juna terus minta maaf, kenapa ibunya benci, kenapa-kenapa, yang dia tau. Ibunya sedih. Dan dia tidak ingin melihat ibunya sedih.
Tapi, untuk cara ngomongnya. Mungkin beberapa kalian merasa cara Aza bicara sok dewasa, terlalu dewasa, tidak pantas untuk anak usia 5 tahun. Aku mengerti, karena yang nulis juga bukan anak usia 5 tahun. Dan aku juga nggak tau, saat 5 tahun itu aku gimana ngomongnya. Yg aku tau, aku menulis cerita dan berusaha untuk menyampaikan apa2 yg dirasakan tokoh2 ku. Dan mungkin, aku kurang memahami cara penyampaian Aza dalam pola pikir seperti itu tapi cara ngomongnya anak2.
Kasih taulah salahku dimana. Bisakan dengan kata2 yg baik dan tidak menyakiti?
Untuk update, aku nggak tau kapan. Saat ini aku benar-benar stuck. Mau memperbaiki tapi nggak tau harus memperbaiki apa dan mulai darimana. Mau nulis, komen2 itu terus berulang dikepalaku dan akhirnya aku kepikiran. Dan jatuhnya, hanya berhenti di tempat.
Aku juga sudah blokir satu orang. Jadi, kalau mau menambahkan daftar blokirku silahkan. Aku belum pernah melakukan ini, dan baru di cerita ini aku memblokir orang. Daripada dia komen terus bikin mood tambah jatuh. Cerita nggak selesai gara2 dia.
Dan yah, mungkin aku tulis ini saat mood ku hancur. Jadi, kalau ada kata2 nggak enak di hati. Aku minta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga tahun [End]
General FictionWaktu memang adalah hal menakutkan di dunia ini. Tak memandang pangkat, derajat, kekayaan, dan status. Ia akan terus berjalan. Tanpa diminta atau bisa dihentikan. Dan manusia pun bisa berubah karenanya. Sebelum tiga tahun dan setelah tiga tahun. Buk...