[5] • Pick one!

711 145 23
                                    

Al benar, Zèv sebenarnya sangat rapuh. seperti sekarang ini, setelah menyemprot habis karyawannya di kantor melalui perantara pesan suara, kini ia mengurung diri di kamarnya dengan alibi ingin meredakan emosinya yang sempat memuncak tadi, padahal ia menangis menyesali perbuatannya setelah mengetahui salah seorang karyawan yang ia pecat asal tadi merupakan tulang punggung keluarga, Zèv merasa sangat merasa bersalah namun ia tetaplah Zèv yang selalu dikuasai perasaan gengsi dan keras kepala

"yhaaa...lihatlah betapa rapuhnya dirimu" itu adalah Al yang tau-taunya sudah berada dalam bilik pribadi Zèv

Buru-buru Zèv menghapus jejak air matanya "kenapa kau ini lancang sekali! Masuk kamar atasanmu seenaknya!"

"aku sengaja menemuimu untuk menyampaikan sesuatu" balas Al

"kau ini tidak punya tata krama? Setidaknya mengetuklah dahulu!"

Al menghela nafas sembari mengerlingkan matanya "sudah, kau saja yang tidak merespon, kupikir kau pingsan jadi aku langsung masuk, lagian tidak terkunci"

Zèv ternyata benar-benar larut dalam tangisnya tadi, sampai ia tidak mendengar suara ketukan pintu Al, kecuali kalau pria itu berbohong "ah lupakan, apa yang ingin kau sampaikan?"

"seorang pria bersuarai ungu ingin bertemu denganmu" jelas Al datar

Zèv menghela nafas kasar, bagaimana tidak, ia pikir Al sedang menguji kesabarannya dengan menyebut ciri fisik orang tersebut "Kau pikir aku dapat mendengar warna rambut? Huh?!"

Al yang tersadar kemudian tertawa renyah "haha aku hanya bercanda" sebenarnya tidak "seorang pria dengan deep voice yang mengaku sebagai asistenmu maksudku"

"Felix yah, suruh ia menunggu sebentar lagi, aku harus membasuh wajah dahulu" ujar Zèv

"jadi namanya Felix, aku tidak tahu kau punya ajudan lain selain aku" rancau Al

"kalian berbeda, Felix ajudan diperusahaan dan kau ajudan pribadi, selain itu Felix lebih penurut dibanding kau dia bekerja dengan sangat baik"

"aku?"

"entahlah, sepertinya tidak ada yang bisa dibanggakan" cercah Zèv enteng

"hei, aku ini istimewa, ingat?"

"kalau kau mengatakan itu pada orang lain, mereka hanya akan menertawakanmu, sudah keluar sana!" usir Zèv





Al lalu menghampiri Felix yang sudah duduk manis di ruang tamu asik dengan pc tablet nya sambil sesekali meneguk jus jeruk yang disajikan untuknya

"Zèv bilang untuk menunggunya sebentar lagi"

Felix mengalihkan atensinya sejenak lalu kemudian kembali berfokus pada benda berbentuk kotak pipih itu "baiklah, omong-omong aku baru melihatmu, pelayan baru? Atau pengawal?"

Al mendudukkan diri di Sofa seberang Felix tanpa diperintah "aku ajudan pribadinya" kalimat barusan Al lontarkan dengan nada sedikit angkuh

"benarkah?sejak kapan? Kau nampak masih muda" kini Felix benar-benar menaruh fokus ke Al dan meletakkan pc tablet yang ia geluti Sedari tadi

Al mengangguk mantap "Aku Rafael Aldebaran, panggil saja Al, 25 tahun" untung saja Al tidak menambahkan kalimat 'untuk usia manusia'

"Felix Khesar, kita seumuran" Felix membalas memperkenalkan diri

Al sudah tidak menanggapi penuturan Felix, ia menatap pria itu lekat-lekat, "Cih...apa bagusnya, apa yang Zèv banggakan darinya, kurasa dia sudah benar-benar buta" rancau Al pelan

"maaf..." Felix menginterupsi

"ya?" balas Al berlagak tidak tahu

"aku rasa aku mendengar sesuatu"

Veega • [Seungmin X I.N]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang