" Kenangan itu cuma hantu di sudut pikiran. Selama kita cuma diam dan tidak berbuat apa-apa, selamanya dia akan tetap jadi hantu. Nggak akan pernah jadi kenyataan. "
◻◻◻◻
Author POV
Hari hari pun berlalu, Dara sudah menjalani 1 bulan disekolah barunya. Hari hari nya berjalan seperti biasa. Tak ada kesalahanpahaman, tak ada kerusuhan. Semua aman damai. Tetapi ada satu hal yang mengganggu pikiran Dara. Rafa. Dara sangat bingung mengapa Rafa selalu siap sedia saat ia butuh sesuatu. Padahal, ia dan Rafa baru saja bertemu. Tetapi, rasa jengkel dara terhadap Rafa berkurang daripada saat mereka baru saja bertemu. Seperti sudah biasa dengan perlakuan Rafa ke Dara.
"Daraaa." Sapa Rafa dikelas Dara saat istirahat telah tiba. "Iya." Jawab Dara singkat. "Kantin yu?" Ajak Rafa. Rafa menarik tangan Dara menuju kantin bahkan sebelum Dara menjawab.
"Ih apasih raf, gue mau nunggu Caca." Dara melepas genggaman Rafa.
"Eh sorry. Caca kan bisa nyusul. Ayu buruan keburu laper." Dorong Rafa dari belakang.
Saat dikantin, Rafa menyuruh Dara untuk mencari tempat duduk, sedangkan ia memesan makanan. Dara pun menuju meja kantin paling ujung. Sambil menunggu Rafa, Dara memainkan handphone nya. Dan tiba-tiba, ada orang tak dikenal duduk didepannya. Dara langsung mematikan handphone nya dan melihat siapa yang ada didepannya.
"Lo siapa?" tanya Dara bingung.
"Lah gatau? Hahaha." Ia mendekatkan wajahnya. "Yagatau lah anjir. Gua gapernah liat lu."
"Kenalin, gua Arsya. Ketos disini." Ia mejulurkan tangannya. "Dara." Dara membalas uluran tangan Arsya. "Tau gue." dara hanya diam. "Btw, lo deke-"
"Hai Daraaaa, eh ada Ka Arsya. Aku ikut duduk boleh yaa." senyum Caca yang tiba-tiba datang pada Arsya. Arsya dengan muka biasa saja pergi beranjak meninggalkan mereka berdua.
"Ih, ko kak Arsya gitu ya dar." Caca cemberut saat melihat Kak arsya seperti itu. Seperti kehadiran nya tidak diinginkan olehnya.
"Sabar ca, ntar juga ngga gitu kok." ucap Dara menenangkan. "Iya."
"Nih Dar makanannya." Ucap Rasa sambil menyodorkan makanan yang dipesan Dara. "Thanks." Rafa hanya tersenyum dan duduk di sebelah Dara.
"Gua kaga dikasih raf?" Tanya Caca bercanda. "Lu siapa anying." Jawab Rafa dengan muka watados. "Oke ya raf ga gua bantuin lu." Rafa membulatkan matanya walaupun masih saja matanya sipit*eh. "Anjir jangan ngomong ngomong bego." Caca hanya tertawa.
◻◻◻◻◻
Pulang sekolah tiba, seperti biasa Rafa menunggu Dara keluar kelas. Saat dara keluar, Rafa mulai menyapanya.
"Hai ra, pulang yu." Ajak Rafa langsung mengambil tangan dara, tetapi dihempas oleh dara. "Gue ada eskul dulu, lu duluan aja." Ucap dara langsung melengos pergi. Rafa hanya tersenyum.
Sejahat-jahat nya lo ke gue dar, gue gabisa berhenti untuk suka sama lu asal lu tau, batin Rafa. Ia langsung menuju parkiran dan pergi meninggalkan sekolah.
Dara segera menuju kelas eskul nya, bahasa jerman. Ia langsung mencari tempat duduk, dan menunggu frau yang datang untuk mengajar.
"Hei, aku boleh duduk disini?" tanya seorang murid perempuan. "Oh iya silahkan." Dara rada bergeser agar orang itu mendapat duduk.
"Kamu bukannya anak ipa4?" tanya anak itu. "iya bener. Kenapa?"
"Kita sekelas tapi kayaknya kamu ngga kenal aku ya haha." "Aku Prisilla. Kamu yang deket sama dara kan?" lanjut Prisilla. "iyaa. Oh kamu anak ipa4 juga haha, sorry aku gabanyak kenal orang dikelas." Dara hanya tersenyum.
🌠🌠🌠
Dikit bgt ya haha maap lg ga pengen ngetik tp pgn up:v -A
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, kamu dan kita.
Teen FictionKetika aku harus memilih antara diriku, dirimu, dan dia dan kita.