°Forty Seven°

1.3K 152 20
                                    

Sekarang Wonwoo berada diruang tamu bersama Jia yang tengah sibuk memilah berkas  kepindahan Yon, disebrangnya.

Wonwoo yang duduk bersandar disofa melipat kedua tangannya didepan dada seraya memperhatikan Jia tanpa berpaling sedikitpun.

"Tanda tanganlah ditempat yang sudah ditandai." Ucap Jia mengarahkan beberapa kertas menghadap ke Wonwoo.

Wonwoo melirik Jia sekilas lalu mulai menandatanganinya satu persatu.

"Kenapa kau melakukannya?" Ucap Wonwoo yang masih menandatangani berkas tanpa melihat ke Jia.

Jia tersentak mendengarnya. "Apanya?"

"Apa aku sekarang orang asing bagimu?"

"Hah?" Jia mengerutkan kening.

Wonwoo tidak menjawab.

"Joesonghamnida. Tapi saya tidak mengerti apa yang anda maksud." Tegas Jia sambil berjalan ke arah meja kopi.

Wonwoo menghentikan aktifitasnya dan menaruh pulpen diatas meja dengan kasar. Wonwoo menoleh ke samping kiri melihat ke arah Jia yang tengah berdiri membelakanginya. "Haruskah kau bicara formal terus seperti ini?"

"Anda mau kopi? Yon masih sibuk dengan perpisahan dikelasnya. Anda akan lebih lama menunggu." Ucapnya mengalihkan. Jia sengaja menghindari pertanyaan Wonwoo dan mencoba menyibukkan diri.

Wonwoo mendengus pelan. "Sesulit itukah menjawab pertanyaanku?"

Jia sempat terdiam.

"Oraemaniyeyo. Jal Jinasseo. Geog jeonghaeseo. Bogoshiposeo. Ireoke? Apa kata-kata itu yang kau inginkan?" Ucap Jia dengan posisi tubuh masih membelakangi Wonwoo.

Wonwoo sempat diam mematung setelah mendengarnya. "Eoh!" Jawabnya singkat kemudian.

"Apa tidak bisa?" tambahnya.

Apa yang telah aku katakan, gumam Wonwoo dalam hati. Ia tidak sadar telah mengatakannya. Dari lubuk hati paling dalam ia ingin mendengar kata-kata itu dari mulut Jia sedangkan dipikirannya, Wonwoo tidak mengharapkan sesuatu apapun dari pertemuan ini.

Disaat Jia terdiam tanpa menjawab pertanyaan itu, Wonwoo mencoba menjelaskan apa maksud dari ucapannya. "Kita berteman kan? Anni maksudku, bukankah seharusnya mudah mengatakan itu.. pada.. teman?" Terdengar ada keraguan dari cara bicaranya.

"Bagaimana aku bisa menganggapmu teman—" Belum selesai bicara Jia membanting sendok ke atas meja setelah mengaduk kopi. Jia mencoba menahan emosinya dengan memejamkan mata. Beberapa detik kemudian ia membuka kembali matanya dan berbalik sambil memegang gelas berisi kopi.

"Minumlah. Aku akan memanggil Yon." Ujar Jia seraya menaruh gelas diatas meja, tepat didepan Wonwoo.

Kedua mata Wonwoo tiba-tiba terpaku pada tangan kanan Jia. Ia melihat sebuah cincin berlian dengan desain sederhana terpasang indah dijari manis Jia.

 Ia melihat sebuah cincin berlian dengan desain sederhana terpasang indah dijari manis Jia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PINWHEEL 2 [Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang