۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Sebagai mana engkau membersihkan wajahmu agar indah dipandang orang,maka bersihkan pula hati mu agar indah dipandang Allah .
.
*🌹Al Habib Umar Bin Hafidz*🌹Author POV
Angin yang menghembus kedalam jendela kamar serasa mendinginkan suasana, bintang-bintang seakan lagi berpesta di ramainya tengah malam.
"Assalamualaikum" ucap Azam dari ambang pintu kamar, namun sang empunya tidak menjawab.
Azam melihat setiap sedut kamar untuk mencari sang istri. Didapatinya Zahra yang sedang meningmati hembusan angin di dekat jendela.
Azam mendekat lalu ia melingkarkan tangannya di perut Zahra "Lagi ngapain" tanya Azam
Zahra yang sudah tau akan keberadaan suaminya hanya diam tanpa merespon apapun, karna ia sangat meningmati hembusan angin malam, sambil menutup mata indahnya.
"Kenapa gak jawab salam tadi"
"Gak kedenger"
"Hmm" Azam menaruh dagunya di pundak sang istri, lalu dipejamkannya sang mata.
"Ra"
"Apa?"
"Mas mau minta izin"
"Mau kemana?"
"Mas mau nikah lagi"
Sontak Zahra membalikan badannya dan menatap wajah sang suami.
"Jangan becanda"
"Tidak ini serius sayang" Azam meraih tangan istrinya namun Zahra segera menepisnya
"Ceraikan aku sekarang!!" bentak Zahra
"Ah tidak tidak" Azam menggelengkan kepalanya
"Kenapa mas?" Tanya Zahra
Azam tersadar, ternyata yang barusan hanya lamunannya.
"Ah tidak sayang" Azam menghirup udara malam
"Ini bukan waktu yang tepat untuk menceritakan padanya" batin Azam
"Sayang" panggil Azam yang masih memeluk tubuh mungil istrinya dari belakang
"Iya?" Sahutnya
"Jika dedeknya sudah lahir" Azam mengusap perut Zahra " Mau laki-laki apa perempuan?"
Zahra tersenyum "Tergantung"
"Tergantung apanya"
"Tergantung Allah, mas. Jika Allah memberi kita seorang bidadari maka ia akan menjadi wanita yang shaleh insya Allah" ujar Zahra
"Kalo yang lahir jagoan gimana?"
"Maka ia akan seperti mas, seorang laki-laki yang shaleh, hafidz Qur'an, tampan dan setia"
"Tidak!!! Aku tidak setia Ra, aku laki-laki yang bejat. Diam-diam aku menghianatimu, aku tak pantas disebut setia" batin azam.
"Masa sih" timpal Azam
"Iya"
Zahra membalikan wajahnya menghadap sang suami, Azam pun melepaskan pelukannya. Diraihnya tangan sang suami.
"Mas, jangan hianati cinta kita ya. Zahra membuka hati untuk mas itu butuh perjuangan dan pengorbanan"
Azam tersenyum "sayang, maafkan mas. Mas gak bisa berjanji. Karna bisa saja mas pergi meninggalkanmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Pilihan Abi [TERBIT]✓
عاطفيةAbi hanyalah sebagai perantara dalam kisah cintaku. Karna yang menyatukan aku dengannya bukan Abi melainkan Allah. #Imamku_Pilihan_Abi #Pondok_Pesantren #Rumah #Gus_Azam #Ning_Zahra