Rahasia

94 35 1
                                    


Dipagi hari yang sangat cerah zifa mengabaikan pelajaran yang dijelaskan oleh buk tika, memilih melihat luar jendela. Terlihat disana seorang bermain bola kaki pada jam pelajaran olahraga. Sesekali dia bersorak didalam hati saat seseorang mencetak gol.

"Eghm, Zifa sedang lihat apa?" Tanya Buk Tika. "Ada pacarmu disana ya" sontak semua teman kelasnya tertawa mendengarnya.

Zifa hanya tersenyum kemudian dia memilih pura-pura mencatat rumus-rumus dipapan tulis.

Kring kring kring

Semua anak murid besorak bahagia saat mendengar suara bel. Terutama Zifa yang sudah siap memasuki peralatan tulisnya.

"Baiklah minggu depan kita sambung lagi, assalamualaikum "pamit Buk Tika.

"Waalaikumuussalam" sahut kami.

"Bheuh, laper banget gue.. pelajaran akutansi yang membosankan" Zifa membereskan mejanya lalu berjalan menuju kantin.

"Buk nasi goreng spesial satu banyakin krupuknya ya" seru Zifa setelah duduk di bangku kantin.

"Oke"

Menunggu makanannya datang. Zifa Memainkan ponselnya, lalu ia merasa sedang diperhatikan. Zifa melihat kedepan dan benar saja sepasang bola mata melihat kearahnya. Zifa langsung menunduk menatap ponsel untuk menghindarinya dialah Bian. Tengah duduk bersama sahabatnya.

"Ini nak nasi goreng special" seru Buk Iyem meletakkan nasi goreng yang mengiurkan itu. Telur mata sapi diatas nasi kecoklatan dan juga krupuk sesuai permintaan begitu juga hiasan-hiasan lainnya seperti ada timun dan juga tomat, sangat menggiyurkan!

"Makasi Buk Iyem" Ujarnya dan dibalas anggukan Buk Iyem kembali ketempat jualannya. Zifapun mulai memakan nasi gorengnya dengan cepat. Ia tidak mau berlama-lama disini dengan pemandangan didepannya. "Sangat Risih"

Zifa buru buru menghabiskan makanannya.

"Pelan pelan makannya, jadi berantakan tu"

Ukhuk

Zifa tersedak mendengar suara itu, ia langsung meminum air mineral terletak dimeja dengan sisa setangah. "Tenang zifa lo harus tenang" batinnya mulai tak karuan. Nafsu makannya tiba-tiba sudah tidak ada lagi, tapi dia harus tetap mengahibiskannya sayang dan mubajir sungguh tidak tega.

"Makanya makan itu baca doa, jadi tersedak gitu kan" Nasehat Bian dengan nada meledek.

"Resek banget, diem napa si lo" geram zifa dalam hati. "gue jawab omongan lo bisa gawat gue, Aihh"

Selama menghabiskan makanannya ia merasa masih diperhatikan. "Kenapa si ketua masih disini, gak kerumah sakit aja sono" masih perang batin zifa sangat terganggu dengan tatapan Bian.

Zifa beranjak dari kursinya membawa piring bekas nasi goreng untuk diberikan ke penjualnya. Bian tetap setia mengikutinya. Zifa memilih masuk ke toilet wanita untuk menghindarinya. "Gak mungkinkan dia nekat sampai sini".

Zifa Berharap tidak diikuti Bian. Zifa mencuci mukanya "gila! ini pertama kali gue melihat roh disaat jasadnya koma! Ini disebut apa namanya! Aku bisa melihat beginian bener - bener apes hidup gue ya tuhan"

Merasa sudah fiks Zifa keluar dari toilet dengan hati-hati ia melihat sekitarnya memastikan aman, kemudian ia melangkah cepat ke kelas.

Selama jam pelajaran Zifa gelisah dan tidak tenang pasalnya Bian berada dikelasnya lebih tepat duduk dibangku miliknya mengikuti pelajaran hari ini.

Sesekali Bian melirik kearahnya membuat Zifa semangkin tidak tenang. "Mau sampai kapan gue gak tenang begini terus" Batin Zifa.

Jam pelajaran telah usai, zifa merasa lega. Ia beranjak dari tempat duduknya ternyata Bian sudah disampingnya berusaha tidak menatap mata sosok hantu yang sudah didepannya. "Bian disini Lagi" keluhnya dalam hati.

COMA GHOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang