Isekai For my brother I'll become a demon lord - Ch.3

98 9 1
                                    

Chapter 3


"Lumpur ini susah sekali hilangnya..."

Saat ini Maou sedang berusaha membersihkan noda-noda yang menempel di tubuh Tear dengan memandikannya di sungai.

(Flashback)

'Apa? Kau tidak punya nama?'

'Hmm.... Apa ya nama yang cocok untukmu....'

'Ah! Bagaimana kalau Tear? Mulai saat ini aku akan memanggilmu Tear, karena lambang di pipimu mirip airmata'

(Flashback end)

Tear masih mengingat-ingat saat Maou memberinya nama, yang membuat telinganya memerah dan bergerak-gerak karena begitu senang, walau itu tidak tergambar di wajahnya yang kurang ekspresif. Biarpun begitu sebenarnya Maou tahu dan terkekeh tanpa suara saat melihat Tear yang kesenangan.

"Hm? Tear, rambutmu ternyata berwarna pirang ya, waah baru kali ini aku lihat rambut pirang dari dekat", kata Maou sambil mengusap-usap rambut Tear.

Tear hanya bisa menutup matanya dan mencibirkan bibirnya saat Maou menyiramkan air dari atas kepalanya. Saat noda-noda lumpur sudah bersih, Maou bisa melihat dengan lebih jelas bekas-bekas kekerasan yang di lakukan pedagang budak pada Tear. Bekal luka cambuk dan gores, juga lebam keunguan yang membuat Maou emosi melihatnya dan mengepalkan tangannya dengan keras hingga kukunya melukai telapak tangannya.

Tear melihat kepalan tangan Maou yang mengeluarkan darah dan mengusapnya dengan kedua tangannya yang kecil.

"Tenang saja, tidak sakit kok", kata Maou sambil membuka kepalan tangannya.

Saat membuka kepalan tangannya luka di tangannya menghilang dengan cepat. Maou sendiri terkejut melihatnya, dan berpikir apakah dia juga bisa melakukan sesuatu pada luka Tear. Lalu dia berakhir dengan aliran pengetahuan seperti biasanya.

"Healing", kata Maou perlahan sambil mengangkat tangannya ke atas punggung Tear.

Luka lebam, luka gores, luka cambuk hingga bekas luka yang ada di tubuh Tear perlahan lahan menghilang. Tear berputar mencoba melihat punggungnya, lalu mengangkat tangannya untuk melihat ke lengannya. Tiba-tiba Tear melompat ke arah Maou dan memeluk lehernya sambil tersenyum senang.

"Dhan'yavāda mājhyā rakṣaṇakartyā!", katanya kegirangan.

"Waah, Tear!"

Maou kehilangan keseimbangan yang membuatnya jatuh ke sungai. Maou dan Tear saling melihat dan tertawa.

"Tear, mungkinkah bahasamu berbeda dari manusia dan mazoku?"

Tanya Maou sambil menggendong Tear untuk keluar dari sungai. Di dalam tas yang dia ambil dari kereta, Maou mengeluarkan sepotong kain untuk mengeringkan Tear.

"Haruskah aku mengajarimu bahasaku? Kira-kira apa ya yang kau katakan tadi? Aku jadi benar-benar ingin mengetahuinya", katanya santai sambil berusaha mengikat rambut tear yang menutupi wajahnya.

"Te..rima ka..sih...", kata Tear perlahan dan terbata-bata dengan logat yang aneh.

"Kau... kau mengerti bahasaku?", seru Maou sambil membalikkan badan Tear untuk menghadapnya.

"Kecil..."

"Kecil? Ah... maksudmu sedikit?"

"Kalau begitu, Tear apa kau tahu darimana asalmu?"

'Setidaknya kalau aku tahu asalnya aku bisa membawanya pulang', pikir Maou dalam hati.

"Hutan"

"Hutan? Hutan yang mana?"

Isekai For my brother I'll become a demon lordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang