Seokjin berjalan menyusuri selasar gedung parlemen wilayah Noord dalam diam. Semua yang ada di sini terasa asing. Sudah bertahun-tahun dia meninggalkan segala kemegahan ini. Tidak pernah terpikir olehnya kalau ternyata di luar sana jauh membuatnya lebih nyaman daripada ini semua. Diluar sana segala hal terasa hangat, sedang di sini semuanya terasa jauh lebih dingin.
Seokjin menghela nafas. Pulang seharusnya menjadi hal yang menyenangkan, tapi ternyata tidak selamanya begitu.
"Oh, Namjoon," Seokjin menghentikan langkahnya. Beberapa meter dihadapannya, berdiri lelaki tinggi berwajah tampan dengan seragam kerajaan berwarna hitam dengan aksen keemasan. Seragam kerajaan yang terasa familiar baginya, membangkitkan kenangan-kenangan lama.
Lelaki itu tampak terkejut. "Oh, Princ of Modrá, Seokjin," katanya. "Apa yang kau lakukan di sini?" Lelaki itu mendekat, dipandangnya Seokjin dengan pandangan yang sulit diartikan.
Seokjin mendengus mendengar nada cibiran yang dia dengar dari kalimat Namjoon. "Kau pasti tahu. Kabar sudah menyebar bukan?" Seokjin balik bertanya.
Namjoon tersenyum sinis. "Oh, mendampingi Jungkook?" lelaki itu menatap Jin dari kepala hingga kaki. "Sang Putra Mahkota kini hanya menjadi pendamping adiknya yang sudah naik tahta," katanya dengan nada mencemooh.
Seokjin tersenyum lebar. Ah, sejak dia kembali ke Modrá, pandangan seperti itu sudah dia terima. Dan saat dia tiba di gedung ini, seluruh anggota kerajaan dari wilayah Noord memandangnya sama. Semua keasingan ini mulai membuat Seokjin terbiasa.
"Ya, seperti yang kau dengar," jawabnya berusaha tenang.
Namjoon hanya menatap Seokjin dengan pandangan yang masih sama. "Jadi apa kabarmu? Ku dengar kau cukup bersenang-senang di luar sana."
Seokjin mengangguk, "Tentu saja. Dan kau tahu, aku tidak pernah merasa sebahagia itu. Jauh dari rumah, jauh dari omong kosong kerajaan, jauh-" Seokjin terdiam. Ditatapnya Namjoon lekat-lekat.
"Jauh dariku?" Namjoon memotong ucapan Seokjin. Tatapannya kini berubah dingin. Jauh lebih dingin dari semilir angin yang menerpa keduanya.
Seokjin mendengus sekali lagi. Berusaha menenangkan jantungnya yang tiba-tiba berdebar karena tebakan Namjoon yang jelas tidak salah. "Ku dengar Mávros yang mengadakan pertemuan kali ini. Membahas tentang kasusku? Mávros juga ingin melakukan pengasingan?" tanya Seokjin.
Namjoon menggeleng. "Mávros tidak pernah melakukan kekejaman apa pun terhadap rakyatnya. Dan aku tidak akan mengubah apa pun,," jawabnya, dingin.
Seokjin terdiam. Diliriknya lencana kerajaan yang melekat di bahu dan dada Namjoon. Lelaki ini sudah resmi naik tahta rupanya.
"Kau juga pasti tahu, hanya Modrá dan Mōr yang melakukan hal itu. Padahal Putra Mahkota dari keduanya sama-sama menyukai laki-laki," kata Namjoon.
Seokjin terdiam. Dia tahu benar siapa yang Namjoon maksud.
"Beruntung Jungkook tidak mengalami nasib yang sama denganmu. Aku tidak tahu bagaimana nasib Modrá jika semua kerajaan di Noord tahu dia tidak ada bedanya denganmu," kata Namjoon. "Apa dia masih diam-diam bertemu Taehyung?" tanyanya.
Seokjin mengangkat bahunya pelan, tanda tidak peduli. Jungkook segera naik tahta begitu dia diasingkan. Dan dia tidak pernah lagi tahu tentang Taehyung sejak saat itu. Kerajaan membatasi ruang geraknya untuk bertemu Jungkook. Karena meski sudah menjalani masa pengasingannya dengan baik, Seokjin masih diasingkan di kerajaannya sendiri.
"Kau masih tidak bisa bebas bertemu dengannya?" tanya Namjoon.
Seokjin menghela nafas. "Kau terlalu banyak bicara untuk orang yang tidak peduli denganku," jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAMJINPEDIA
Short StoryKumpulan cerita Kim Namjoon dan Kim Seokjin. _ Kim Namjoon, Kim Seokjin, dan semua hal tentang keduanya. _ New! [Never Let Go] [Namjoonsexual?] [KINGS] [Sring Love] ["Pulangku, hanya dalam dekapmu...] [At Eighties] ["...aku bersumpah cintaku pantas...