"Sudah? " Suho memperhatikan irene yang sedang merapihkan penampilannya dari kaca spion tengah. Rambut gadis itu sedikit berantakan, sebetulnya rambut Suho juga tak kalah berantakan tadi, tapi karena rambutnya pendek dengan mudah ia merapihkannya kembali.
"Kau pikir ini karena siapa? "
Suho terkekeh karena kegalakan perempuan hamil itu telah kembali setelah beberapa menit lalu hanya bisa mendesah pasrah dibawah kungkungannya."Ok, salah Junmyeon Appa" Aku Suho sambil mengelus perut irene sayang.
Irene diam-diam tersenyum namun ketika Suho kembali menatapnya, gadis itu kembali ke wajah galaknya.
"Ayo masuk, Appa dan eommaku mungkin sudah menunggu" Suho mengecup tangan irene lembut kemudian turun dan membukakan pintu mobil untuknya.
Pintu utama rumah Suho terbuka ketika ia sudah menginformasikan lewat intercom bahwa mereka sudah tiba, kepala pelayan rumahnya menyambut tuan muda mereka dengan senyum sopan.
"Silahkan lewat sini" Sang kepala pelayan yang sudah mengabdi puluhan tahun di keluarga Suho menunjukan jalan ke tempat dimana orang tuanya berada.
Sepasang suami istri paruh baya itu tengah menikmati acara minum teh sore mereka ketika Suho berjalan diiringi seorang gadis yang mengekorinya dari belakang.
"Appa, eomma. Kami datang"
Suho berdiri dihadapan kedua orang tuanya dan membungkuk hormat menyapa keduanya.Dibesarkan dikeluarga yang menjunjung etika dan sopan santun tak membuat Suho melupakan didikan mereka walaupun sudah jadi idol sukses seperti sekarang.
Ibu Suho segera berdiri dan memeluk putranya itu dengan hangat."Putra eomma kenapa jarang berkunjung hm? Wajahmu keliatan lelah. Apa jadwalmu terlalu sibuk adeul~ah?"
Suho tersenyum menenangkan sambil mengecup kening ibunya. "Maaf karena jarang mengunjungi kalian. Jadwal groupku memang sedang padat ditambah jadwal individuku eomma. Tapi aku baik-baik saja. Oya ada salam dari member yang lain."
"Syukurlah kalau kalian baik-baik saja. Jangan buat kami hawatir. Ajak mereka makan dirumah kita jika ada jadwal kosong"
Suho kembali mengangguk patuh atas perkataan ibunya. Sementara irene hanya diam mematung memperhatikan interaksi ibu dan anak itu. Gadis itu meremas tangannya gugup tak tau harus bersikap seperti apa. Hal itu disadari oleh Ayah Suho yang sedari tadi diam-diam memperhatikan sosok yang dibawa putranya itu.
"Duduklah kalian" Suara tegas Ayah Suho membuyarkan lamunan Irene dan interaksi Suho dan ibunya.
Ibu Suho segera sadar ada sosok lain dibalik punggung putranya. Segera mengetahui siapa sosok tersebut dari penjelasan singkat Suho ditelpon waktu itu, membuat nyonya Kim mengulas senyum sopan kearah Irene.
Orang tua Suho cukup shock dengan berita yang disampaikan putranya beberapa hari lalu.
Bagaimana tidak shock, putra mereka menghamili seorang gadis- bahkan mereka tidak tahu jika selama ini Suho punya kekasih. Selama ini mereka hanya tahu bahwa Suho sangat fokus pada karir dan pekerjaannya."Rene kemarilah" Suho memanggil Irene dan mengulurkan tangannya supaya disambut gadis itu.
Irene dengan patuh dan sedikit canggung menerima uluran tangan Suho dan berdiri disamping lelaki itu.
"Appa, eomma sebelum kami duduk, terimalah permohonan maaf kami." Suho menatap kedua orang tuanya yang masih sibuk dengan pikiran mereka tentang apa yang akan putranya lakukan kemudian ia beralih menatap irene dan mengangguk kecil.
Suho lebih dulu menjatuhkan lututnya dan bersimpuh merendahkan dirinya untuk memberikan permohonan maaf beberapa kali sambil mengucapkan penyesalan karena menjadi anak yang tidak berbakti dan mencoreng nama besar keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Bussy Scedule [M]
RomanceDenganmu, adalah seluruh waktu yang kubutuhkan di dunia.