BRAK !
Arlin memukul keras meja belajarnya. Menikah? Pikiran bodoh macam apa yang ada di pikiran mamanya ini?!
"ARGH! " Arlin menggeram frustasi.
"Mama, cuma mau yang terbaik Arlin. Arlin gak bisa ngerti mama?! " bentak mamanya.Wajar mungkin bagi dirinya, tapi bagaimana dengan menikah saat 18 tahun? Bukannya gila? Mamanya memang sibuk, wanita karir. Tapi Arlin bisa mandiri dibanding menikah seperti ini.
"Mama cuman mau kamu sama laki laki baik. Cepat ganti baju! Kamu pasti bakal suka sama dia. Atau mama usir kamu Arlin?!" ucap mamanya tegas kali ini.
Arlin mendobrak pintu kamarnya, ia menangis sejadi jadinya. Namun ia kembali mendengar teriakan mamanya dari bawah yang memanggilnya lagi. Entahlah, mungkin calon suaminya sudah datang. Arlin bergidik takut membayangkannya.
Arlin hanya memakai gaun biasa, serta memoles wajahnya dengan sedikit make up dan sedikit liptint. Arlin turun ke meja makan dan betapa terkejutnya dia. Ada Rizky, sang mantan gebetannya yang hadir bersama keluarganya. Arlin semakin pusing melihat kondisi ini.
Rizky senyum saat menatap Arlin turun, senyum yang tulus. Sementara Arlin menundukkan kepalanya, sudah pasrah akan kejadian malam ini.
"Selamat malam keluarga Pak Arga, terutama anak kami Arlin, dan Rizky. Maksud kehadiran kami disini adalah ingin menjodohkan kedua putra dan putri kami. Sebelumnya kalian sudah saling kenal bukan? " ucap Astri, mama Arlin.
Arlin buru buru menyambar ucapan mamanya, "Mah, mama udah gila? aku masi delapan belas tahun ma! Rizky juga. Om, om setuju kami nikah? Om liat kan anak om masih mau sekolah kayak Arlin!" Arlin buru buru mencari pembelaan pada kedua belah pihak. Rizky hanya terdiam.
"Ki, lo bilang dong! gamau! " ucap Arlin frustasi.
"Setelah kalian menikah, kalian akan tetap sekolah. Kami punya urusan kesibukan genting yang membuat kami tidak bisa mengurus kalian sepenuhnya lagi. Maka dari itu kami ingin kalian saling menjaga. " ucap Barga, papa Rizky.
"sebaiknya kalian bicarakan dulu saja berdua. " ucap papa Arlin tiba tiba. Arlin tidak bisa bicara apa apa disini.
Arlin pun mengajak Rizky menuju kamarnya, sebelumnya mereka memang pernah dekat layaknya orang pacaran. tapi hanya sebatas saling suka tidak lebih. entah arlin harus senang, atau sedih karena rizky akan menjadi jodohnya sekarang.
"ki lo mau jadi suami gue? hiks hiks bahkan gue aja gabener jadi cewe kata mama.. " ucap Arlin memulai percakapan, ia menangis sesenggukan di hadapan Rizky.
"lo jangan gitu dong lin, gue biasanya liat lo bacot jangan gini lin "
"kalo lo gasiap gapapa batalin, gue cape juga. gue ganyangka. gue mau mati aja KI GUE MAU MATI. "
Rizky pun memeluk Arlin erat, pelukan yang sangat dekap. pelukan yang bagaikan rumah. yang arlin belum pernah dapatkan selama ini. arlin pun jatuh kedalam pelukannya, menangis di dekapan sang rizky giovandra.
"lin, jangan nangis. kita bisa hadapin ini okei? gue sayang sama lo. " ucap Rizky melepas pelukannya.
Ia mengelap airmata Arlin dengan kedua tangannya membuat Arlin tersenyum pasrah.
.
hey jadi ini gambaran next chapter.
gimana, pada suka nggak?
ini belum gue revisi yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Random Birth Stories
FantasyTIDAK MENGANDUNG SENSITIVE CONTENT KOK TENANG birthstories random edisi 2 boleh request nama follow karena sebagian cerita di privat ya hehe, 50+ like = next