Bian melirik Zifa "gue udah tau sejak awal, lo itu bisa lihat gue kan" tanyanya. Zifa terdiam memilih mengabaikannya. "Lo gak bisa bohong, gue tahu lo bisa lihat hantu dan bahkan berteman sama mereka".Zifa tak bisa mengelak namun dia enggan mengiyakan pertanyaan Bian. Memilih berpura pura tidak mendengar dan melanjutkan tidurnya.
"Zifa bangun, jawab pertanyaan gue dulu.. kalau enggak bangun gue cium nih" mendengar perkataan itu zifa terlonjat buru buru bangun.
Brukk
"Aduh sakit, pantat gue.. Sialan cuman mimpi.. aduh sakit" Zifa mengadu kesakitan karna terjatuh dari tempat tidur. "Aneh banget sih mimpi gue, sama roh gentayangan itu lagi. Jadi sakit juga pinggang gue nihh, huhuhu" Zifa berdiri sambil memijit pinggangnya yang sakit, ia kembali merebahkan tubuhnya dikasur mencoba untuk tidur pasalnya ia terbangun jam 2 pagi karna mimpi aneh tadi.
***
"Mata lo kenapa? Kurang tidur lo" tanya Kuntilanak terkejut melihat wajah Zifa yang dirasa kurang tidur.
"Ini gara gara mimpi sialan itu, gue gak bisa tidur habis itu" racau Zifa menjelaskan.
"Emang lo mimpi apaan, sampe gak bisa tidur gitu! Lebay deh" balas Tuyul. Zifa menggeram, dari semalam Tuyul ini selalu mencari gara gara padanya.
"Diem lo! Kepo banget" acuh Zifa sambil memakan sarapannya dengan lahap. Mengabaikan Tuyul berkoak didepannya. Setelah selesai sarapan Zifa mencuci piringnya terlebih dahulu lalu keluar mengambil sepedanya untuk berangkat sekolah.
Sesampai digarasi Zifa menaiki dan menjalankannya namun sepedanya kelihatan berat dan diperiksa ternyata bannya bocor. "Argh, sial banget gue hari ini ya.. gak bisa tidur karna mimpi aneh dan sekarang ban bocor, waktu sudah mepet lagi" keluh Zifa berapi api.
"Naik mobil aja" ujar Kuntilanak. Zifa melihat mobilnya yang terparkir digarasi, sudah lama sekali tidak dipakai olehnya. "Males ah, gue naik taksi online aja" Zifa mengeluarkan ponselnya membuka aplikasi Grab. Tidak butuh lama mobil berwarna hitam berhenti didepan gerbang rumahnya. "Gue berangkat dulu ya, Da " ucap Zifa berlalu.
"Gila itu bocah, ngomong sama kita gak lihat keadaan.. supirnya lihatin pula itu" Kuntilanak menggeleng merespon ucapan Tuyul.
Kebiasaan buruk Zifa yang tak pernah berubah berbicara dengan temannya tidak melihat tempat.
****
Bian berada diatas pohon depan pagar sekolahnya mengayun ayunkan kakinya seraya melihat teman sekolahnya berdatangan memasuki area sekolah. Berharap ada yang bisa melihat keberadaannya. "Andaikan mereka bisa lihat gue" Bian menarik nafas. "seperti lo bisa lihat gue kan burung" ucap Bian mengajak bicara burung di sampingnya. "Tapi lo enak, lo bisa terbang.. sementara gue seperti manusia biasa.. dimana manakan hantu itu bisa terbang ya kan" Bian sudah tidak waras berbicara dengan Burung merpati yang hanya melihatnya. Tapi yang dilakukan untuk menghibur hatinya.
Pandangannya teralihkan dengan keberadaan Gadis yang disukainya. Dia turun dari mobil hitam yang sudah berlalu. Gadis itu menunggu lampu lalu lintas berwarna merah agar dia bisa menyebrang sampai ketujuan. Bian turun dari pohon memerhatikan gerak gerik Zifa dari sebrang. Entah kenapa Zifa mampu menarik perhatian seorang Bian, Ia sangat senang saat melihatnya.
Lampu lalu lintas sudah berwarna merah, gadis itu mulai berjalan menyebrangi. Namun Bian melihat mobil melaju kencang kearahnya. Mobil kelihatan tidak melihat lampu lalu lintas merah dan juga Zifa berada disana. Bian berlari kearah Zifa untuk menolong gadis itu.
"Awas Zifaa" teriak teman sekolah lainnya yang ikut menyaksikan.
Zifa kaget mendengar namanya diteriakin, iapun menoleh kesamping kanannya. Melihat mobil berwarna biru melaju kencang kearahnya. "Aaaaa....
Greb
Bruk
Gubrak
"Lo gak papa?" Pertanyaan yang mustahil akan dijawab oleh Zifa ia lontarkan karna khawatir. Ia baru saja menyelamatkan Zifa menariknya kedalam pelukannya dan terjatuh ketertoar. Ia menatap Zifa yang juga mentapnya. Entah kenapa ia merasa Zifa dapat melihatnya.
"Nak kamu gak papa nak... seseorang panggilkan ambulan" teriak ibu ibu yang kebetulan disana.
Bian melihat sekitar yang sudah ramai mengepung dirinya, berbondong bondong melihat keadaan Zifa. Bian menatapnya lalu melepaskan genggamannya dan beranjak pergi dari sana meninggalkan Zifa yang berada dikeramaian itu.
****
Zifa berada diruang UKS milik sekolah. Wajahnya masih syok dan bingung, Ia masih tidak percaya apa yang terjadi tadi pagi.
"Bagaimana keadaan lo?" Tanya seorang perawat UKS. Ia memeriksa kening Zifa dan juga tangannya. "Lo kelelahan dan kurang tidur.. kurangin kebiasaan melamun" ucapnya dengan tegas. Zifa hanya diam menatap kedepan.
Perawat itu menghela nafas, nasehatnya diabaikan oleh gadis di depannya yang sedang terduduk diatas tempat tidur UKS "hallo masih ada orang disana?" Ucapnya meninggikan suaranya. Zifa kaget dan langsung menoleh menatap perawat yang sedang menatapnya juga. Mencerna penglihatannya "lo kan tetangga gue" tebak Zifa yakin.
"Ya gue tetangga lo, Alex" balasnya memperkenalkan diri.
"Lo kok bisa disini" tanya Zifa heran.
"Gue disini petugas perawat UKS.. lo gak bisa lihat seragam yang gue pake?" Zifa mencerucut bibirnya kesal rasanya bertanya keperawat bernama Alex.
"Ini diminum.. saat lo udah makan" ujar Alex memberikan obat untuknya. Zifa melirik obat itu enggan mengambilnya "gue gak butuh obat ini, ambil aja.. mubajir buat gue gak akan kemakan"
"Ya sudah terserah anda ya, saya sudah memberikan ini mau tak mau anda harus bawa.. kalau tidak saya akan laporin ke kepala sekolah.. agar kamu mau meminumnya dengan dipaksa" jelas Alex berlalu pergi.
"Ih pemaksa banget sih,.." geram Zifa melihat obat disamping tempat tidurnya.
Keheningan terjadi setelah Alex dengan dirinya tidak bertengkar lagi. Zifa melihat dan menerawang kaca jendela menampilkan keadaan diluar sana "Bian nyelamatin gue, gue harus berterimakasi kepadanya! Tapi bagaimana caranya"
*****
Setelah pulang sekolah Zifa mencari keberadaan Bian. Ia sudah bertekat untuk menemuinya mengucapkan terimakasi karna sudah menyelamatkan hidupnya. Zifa sudah mencarinya keseluruh sekolah namun Bian tidak ditemukan. Bingung mencari kemana, Zifa memutuskan besok mencarinya lagi.
Keesokan paginya Zifa mencari Bian keseluruh sekolah, Tetap saja tidak ditemukan keberadaannya. Zifa pun tak putus asa untuk melanjutkan pencarian Bian.
Ini sudah Hari Ketiga Zifa Mencari keberadaan sosok Hantu Koma itu. Sepertinya Bian tidak berada di area sekolah. Jadi dimana ia akan mencarinya? "Kemana lagi aku harus mencarinya"
Zifa
Zifa menoleh keasal suara terlihat Fadli menghampirinya. "Fa"
"Ya" jawabnya singkat.
"Zifa aku mendengar kabar, lo hampir kecelakaan didepan sekolah ya" tanya Fadli dengan raut cemas. Zifa mengangguk. "Sekarang bagaimana keadaan lo, ada yang terluka?"
Zifa menggeleng sebagai jawaban "gue pulang duluan ya Fad" Pamit Zifa berlalu namun tangannya di cekal oleh Fadli.
"Biar gue anter ya"
"Gak perlu Fad" Zifa berlalu pergi meninggalkannya menuju halte bus. Zifa masih belum memperbaiki sepedanya, rasanya sangat malas untuk kebengkel dan kemanapun.
Tin Tin Tin
Bunyi kleson mobil membuat Zifa teperanjat kaget, ia menoleh kearah mobil yang sudah berhenti didepannya. Kaca mobil diturunkan muncullah sosok ia kenal. "Hey tukang melamun, mau saya antar?" Tawarnya dengan muka sok akrab.
"Tidak perlu, makasih"
*****
BERIKAN KRITIK DAN SARANNYA YAA TERIMAKASI 😊
TINGGAL JEJAKNYA 😉 ⭐
JA NEE ~~👋
KAMU SEDANG MEMBACA
COMA GHOST
Romance[SLOW UPDATE] Coma Ghost bercerita mengenai seorang gadis yang bernama Hazifa Hanasyah yang biasa disapa Zifa, gadis cuek yang bisa melihat hantu disekitarnya. Zifa baru saja pindah ke medan dan tinggal di rumah yang sudah berpenghuni banyak hantu...