Kisah ini bermula diawal tahun pertama sekolah menengah atas. Diriku bertemu dia si sosok misterius dengan tas gitar yang seringkali tersemat dipunggungnya. Jarak sekolah yang jauh membuat ku berangkat lebih pagi dari siswa sekolah lainnya, dan entah sejak kapan, dia menjadi si misterius yang mengganggu pikiranku dengan caranya yang aneh.
~~~~~~~~~~
Pagi ini untuk ke-9 kalinya ku melihat dirinya dihate bus menunggu bus nomor 34 yang akan datang pada pukul 6.00 AM. Dia pria yang bahkan tak ku ketahui namanya, bersamanya kunanti bus dalam keheningan.
Ahhhh.. bus nya datang, dia pergi sekarang. Aku tidak menaiki bus yang sama dengannya karena bus yang ku naiki bus nomor 35 yang datang pukul 6.05 AM, bus yang mengarah ke pusat kota sedangkan bus miliknya lebih jauh melewati pusat kota. Bus ku datang, aku harus pergi sekarang.
~~~~~~~~~
#Di pagi lainnya
Hari ini dia membawa gitar dipunggungnya, kurasa dia sedang tergesa-gesa melihat seragam sekolahnya belum benar terpakai dan rambut tidur dibagian belakang kepalanya terlihat dari arah ku berdiri. Ah... busnya datang, dia pergi sekarang.
~~~~~~~~~
#Di pagi lainnya
6.08 AM? Sial ku terlambat *lari tegesa-gesa. Ku menyesal menumpuk tugas yang berakhir malapetaka saat deadline tiba. Semoga bus pukul 6.20 AM tidak datang terlambat.
Eh?!
Kenapa dia masih disini? Apa dia juga terlambat?
Pagi yang aneh..
Perlahan halte mulai ramai. Halte ini tak lagi hening seperti biasanya. Kulihat dia mulai berjalan maju dari kerumunan. Dia berdiri dimuka halte dengan gitar dipunggungnya menanti busnya tiba. Saat ini rambutnya tersinari matahari, warnanya agak kecoklatan. Sebelumnya tak pernah kusadari karena hari-hari biasanya matahari belum begitu bersinar.
Ah... bus 34 pukul 6.15 AM datang, dia harus pergi sekarang.
Sambil berjalan mengahampiri pintu bus, bersamaan seketika ku merasa ia melirik dan tersenyum kecil kesini.
Dia sengaja menunggu ku? Guman ku pelan. Ah aku jadi berpikir yang bukan-bukan.
~~~~~~~~
#Di pagi lainnya
Saat ini aku sedang duduk bersampingan dengannya. Aku terburu-buru hingga tak sadar saat tiba dihalte aku duduk begitu saja tanpa menyadari dirinya. Dia begitu dekat, membuatku tak mampu berani melihat kearahnya. Benar-benar dekat, hingga sesekali lenganku tersentuh lengannya secara tidak sengaja.
Entah apa yang sedang ia dengarkan tapi suara musik di-earphone yang dipakainya sedikit terdengar olehku. Sedikit ku melirik, dia sedang memejamkan matanya dan besenandung pelan sambil memegang kertas yang berisi not balok. Berat namun... merdu, suaranya.
Ah... busnya datang. Dia harus pergi sekarang.
~~~~~~~~~~
#Di pagi lainnya
Entah kenapa pagi ini aku merasa tidak enak badan, dan tidak seperti biasanya saat ini pukul 5.58 AM dia belum tiba di halte.
Ah! dia datang.
Kali ini dia berdiri tidak jauh dari tempat ku duduk. Aku bisa melihatnya dengan baik pada jarak ini. Saat melihat dengan jelas ternyata wajahnya... memang tampan.
Eh!
Apa yang kupikirkan? Sadarlah! *menepuk-nepuk kepala.
Ah... busnya datang, dia harus pergi sekarang.
YOU ARE READING
Mysterious
FanfictionHatiku terganggu olehnya yang entah siapa dirinya ku tak tahu. Jika kau baca ini, apakah boleh ku tanya siapa namamu? [Karena ini the first cerpen yang aku publish, mohon bantuan dan dukungannya~~]