LOVE IS NOT OVER | SEUNGLIX -GS! (✔)

03

Demi apa, Seungmin sangat kaget saat mendapati Felix mendatangi rumahnya. Dan bertambah membuatnya gila saat menyadari penampilannya saat ini, sweter tebal, celana training, kaos kaki tebal, rambut berantakan persis rambut singa, wajah pucat. Bahkan ia belum mencuci muka sedari pagi tadi. Ia hanya tidur tanpa melakukan apa-apa wajar saja jika dia terlihat sangat kacau, bahkan seperti orang tak terurus.

Namun Seungmin memilih untuk menimalisir keterkejutannya dengan menyuruh Felix dan Jeongin masuk kedalam apartemennya, yang untung saja masih terlihat normal meski tidak tersentuh oleh Seungmin sama sekali.

Jeongin, anak itu terlihat nyaman menidurkan kepalanya dipaha Seungmin. Bahkan sejak masuk dan mereka duduk, anak itu langsung mengambil posisi didekat Seungmin. Langsung berbaring dan meringkuk seperti anak kucing yang sangat merindukan induknya, bahkan Jeongin berubah diam dan tidak rewel seperti beberapa waktu lalu saat berada di cafe.

Felix lagi dan lagi hanya bisa menggeleng melihat kelakuan anak tersayangnya tersebut. Yang bahkan langsung melupakan kehadirannya saat ini, Felix seperti makhluk yang tak kasat mata bagi Jeongin. Bahkan anak itu lebih sibuk dengan posisi nyamannya berbaring diatas paha Seungmin. Dan melupakan ayahnya yang beberapa jam yang lalu ia tempeli dengan lengket.

"Maaf mengganggu waktu istirahatmu Seungmin-ssi." Felix membuka suara ditengah keheningan diantara mereka. Yang sudah terjadi sejak beberapa saat lalu, saat mereka duduk diruang tv.

Seungmin membersihkan tenggorokannya. "Tidak apa-apa Felix-ssi, walaupun saya sedikit terkejut dengan kedatangan anda." jawabnya dengan suara yang masih terdengar parau, sedang tangannya mengelus kepala Jeongin yang mulai membuka tutup kelopak matanya dengan lembut. Sepertinya anak itu suka dengan perlakuan Seungmin hingga membuatnya mengantuk dan ingin tertidur.

"Jeongin merengek ingin bertemu denganmu setelah tahu jika kau sedang sakit, oleh karena itu aku meminta alamat rumahmu pada teman kerjamu." jelasnya. "Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya." lanjut Felix sambil melihat ke arah Jeongin yang sudah tertidur.

"Benarkah?" tanyanya dengan mata melebar menampilkan keterkejutannya.

Felix mengangguk, "Jeongin tidak mudah akrab dengan orang asing, bahkan setelah ibunya meninggal Jeongin semakin tidak nyaman dengan orang asing bahkan cenderung pendiam." tuturnya.

"Maaf Felix-ssi, saya tidak bermaksud mengingatkan anda." Seungmin merasa bersalah saat melihat raut wajah Felix yang berubah murung setelah berucap seperti itu.

Felix berdehem, "tidak masalah." jawabnya sambil menampilkan senyum yang menawan, meyakinkan Seungmin jika ia sungguh baik-baik saja. Felix mengalihkan pandangannya pada Jeongin, terlihat anaknya benar-benar sudah terlelap dengan nyaman dipangkuan Seungmin. "Sepertinya Jeongin sudah tidur, aku akan membawanya pulang." lanjutnya.

Seungmin ikut menatap Jeongin. Benar, anak itu terlihat sangat lelap di pangkuannya lalu seulas senyum tercipta dibibirnya. Perasaannya tiba-tiba menghangat saat melihat wajah itu terlihat sangat polos dengan kedua kelopak mata tertutup rapat dan juga bibir mungil yang sedikit terbuka mempernyaman tidurnya dengan cara menyelusupkan wajah mungil pada perutnya. Ada rasa geli namun Seungmin sangat menyukai sensasi tersebut.

Felix melihatnya, senyum itu masih tetap sama. Masih tetap membuat jantungnya berdegup dengan cepat seperti ingin melompat.

"Jika anda tidak keberatan tinggallah sebentar untuk makan siang, saya yakin anda belum makan siang 'kan?" ucap Seungmin beralih pada Felix.

Felix tersadar dari lamunannya, lalu melihat jam yanh melingkar pada pergelangan tangannya. Benar, ia belum makan siang padahal sekarang sudah pukul setengah dua itu artinya ia telah melewatkan jam makan siang. Dan lagi, saat sarapan pagi tadi Jeongin hanya memakan paha ayam dan sedikit nasi. Ia takut jika anak itu jatuh sakit, tetapi haruskah ia menerima tawaran Seungmin, haruskah? Fikirnya.