Chapter 16

1K 173 2
                                    

Renjun datang lebih pagi hari ini, bahkan ketika sekolah masih baru diisi beberapa siswa saja. Ada pelajaran olahraga nanti dan dia lebih bersemangat karna materinya adalah olahraga favoritnya, yaitu basket. Tapi hari ini ia sedikit kecewa, padahal masih pagi.

Kekecewaan itu dikarenakan tak adanya selembar kertas berwarna yang biasanya ada diatas mejanya. Namun, namanya juga Huang Renjun. Dia tak pernah ingin terlalu berlarut-larut dalam rasa kecewanya, sesudah bel masuk ia mengganti pakaian nya menjadi seragam olahraga bersama dengan murid lainnya.

"Jun, oper ke gue!" Jeno berteriak dari sisi lain lapangan ketika pertandingan sengit antara mereka dan teman-teman kelasnya yang lain berlangsung. Renjun dengan cekatan mengoper bola pada teman setimnya hingga mereka dapat mencetak skor. Pertandingan basket berlangsung satu jam lamanya, karna sejam sebelumnya mereka lebih dulu diberikan materi dan penasaran hingga memakan waktu cukup lama. Mereka akhirnya istirahat setelah tak berapa lama bermain asik dilapangan.

"Main Lo hebat juga. Udah makin hebat, Jaemin bakalan kaget kalo udah tanding sama Lo nanti pas dia balik." Haechan memulai pembicaraan setelah mereka duduk bersama di pinggir lapangan yang lebih teduh.

"Si Maknae juga pasti kaget Jun. Oh ya ngomong-ngomong Chenle sama Jisung Minggu depan mau main kerumah gue, Lo pada ikutkan?" Mark bertanya pada mereka. Jeno menjawabnya dengan anggukan karna ia tengah minum, sementara Haechan mengacung kan jempol nya.

"Jaemin udah pulang?" Renjun bertanya, otomatis Mark segera menggeleng.

"Gak seru. Gue ikutnya pas anak itu ikut juga deh." Ujarnya sembari mengambil botol minuman dari tangan Jeno.

"Gak asik Lo. Masak Lo cuman anggap Jaemin doang temen Lo. Terus selama ini Lo anggap kita-kita apa?" Kata Haechan dengan wajah di buat sedih. Renjun, Mark dan Jeno dengan kompak menampilkan ekspresi jijiknya.

"Drama bangsat!" Mark malah dengan tidak elitnya menendang bokong Haechan yang duduk di didepannya. Renjun dan Jeno tertawa dan malah ikut memukuli Haechan yang telah berbaring meminta ampun pada mereka agar berhenti.






Selamat pagi Renjun. Oke, ini terlalu siang untuk mengucapkan selamat pagi. Hari ini aku terlalu bahagia karena sudah melihat sesuatu yang sangat indah untuk dilihat. Maaf terlambat, semangat untuk hari ini.

-Juli





Renjun tersenyum setelah membaca lembar tersebut. Bahagianya bertambah seketika itu, ia berbalik kearah pintu ketika mendengar suara teman-temannya yang baru saja masuk. Ia berlari kearah mereka kemudian dengan tiba-tiba merangkul pundak Haechan.

"Kantin kuy." Katanya sembari mengajak Haechan berbalik arah.

"Lo kenapa woyy?" Haechan berusaha melepas tangan Renjun dari pundaknya namun Renjun malah semakin erat menggaet lehernya.

"Bener-bener tu anak. Makin hari makin aneh aja." Monolog Jeno yang secara reflek mengikuti mereka dari belakang. Mark? Dia sudah terlebih dahulu berada disana setelah 3 menit guru bilang pelajaran mereka selesai untuk hari ini.





...

TBC:')


Sticky Note [Huang Renjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang