Sejak awal pernikahannya dan Yuri -bahkan sejak mereka masih tunangan- keluarga Baek Jin selalu bertanya, "Nanti kamu dan Yuri tinggal dimana? Sudah ada rumah?"
Baek Jin selalu menjawab, "Sama Mama Papanya Kak Yuri. Kak Yuri kan anak satu satunya, Mamanya nggak mau jauh jauh."
Setelah itu Baek Jin selalu diberi tips bagaimana caranya agar hidup tentram bersama mertua, terutama dari saudaranya yang juga tinggal dengan mertua.
Baek Jin sama sekali tidak masalah jika harus tinggal dengan mertua, apalagi karena dia menantu satu satunya dia pasti akan sangat disayang -ya, mertuanya mau sayang siapa lagi kalau bukan Yuri dan Baek Jin?
Hanya saja ada 3 kejadian yang membuat Baek Jin canggung tinggal dengan mertua.
Kejadian pertama terjadi karena kesalahan Yuri dan Baek Jin sendiri, tapi tolong maklumi saja mereka, namanya juga pengantin baru.
Dipikir mereka karena hubungan mereka sudah resmi di mata agama dan negara maka mereka bebas bermesraan, apalagi di rumah sendiri. Jadi, mereka duduk di sofa ruang tengah, awalnya hanya menonton televisi dan mengobrol, tapi lama lama duduk mereka merapat, tangan mulai naik ke paha, lalu naik ke bahu, mulai saling bersandar, dan begitu kedua pandangan mata bertemu mereka tidak bisa menahan keinginan untuk berciuman.
Mereka lupa di rumah itu bukan hanya ada mereka saja. Rumah itu meskipun disebut rumah Yuri tetap saja bukan hanya ditempati Yuri seorang, kedua orang tua Yuri juga jauh jauh pindah dari Rusia dan tinggal di sana.
Jadi harusnya mereka tidak kaget bila tiba tiba salah satu pintu kamar terbuka dan ibu Yuri keluar dari sana. Harusnya malah wanita itu yang kaget.
"Eh, Mama." Baek Jin buru buru menjauhkan wajah Yuri dari lehernya. Yuri sendiri sepertinya belum sadar akan keberadaan ibunya.
"Mama mau ke minimarket sebentar, ya, Jina. Kalian lanjutkan saja, kelihatannya sibuk, Mama bawa kunci sendiri, kok." Kata ibu Yuri.
Ibu Yuri tersenyum, terlihat seperti menahan tawanya sambil pergi meninggalkan pasangan baru ini. Tapi Yuri dan Baek Jin seakan akan membeku.
"Tadi itu Mama lihat kita?" Tanya Yuri, masih tidak percaya.
"Iya, itu Mama!" Seru Baek Jin, dia hanya bisa menutup mukanya dan bersandar pada sofa, lemas, "Duh... Malu banget." Rengeknya, lalu dia memberikan sebuah keputusan, "Pokoknya mulai sekarang kalau mau macam macam di kamar saja!"
Yuri hanya menurut, "Iya, Sayang."
Sejak itu mereka hanya macam macam di dalam kamar, meskipun ingin juga seperti di film film mereka main di dapur, di kamar mandi, di taman, di kolam renang -salahkan Yuri untuk dua poin terakhir- tapi memang main di kamar paling terjaga privasinya. Yuri bisa sabar dan menabung untuk beli rumah sendiri, baru nanti setelah punya rumah sendiri mereka bisa main sepuasnya fantasi mereka.
Yuri dan Baek Jin dua duanya adalah 'kelelawar', ledekan yang mereka terima karena mereka masih aktif berkegiatan saat malam, tidur menjelang pagi, dan bangun saat menjelang siang -biasanya sekitar jam sepuluh pagi. Mereka punya pekerjaan yang sama sama fleksibel dengan waktu, jadi tidak ada masalah dengan mereka selalu bangun siang.
Suatu pagi di hari libur Yuri dan Baek Jin baru keluar kamar untuk sarapan. Ayah Yuri menyadari keberadaan mereka, pria itu langsung menegur, "Kalian semangat sekali tadi malam. Besok lagi jangan terlalu berisik, ya."
"Papa, ih. Biarkan saja mereka." Kata ibu Yuri.
Baek Jin jadi merasa sangat kikuk, tapi bisa dipahami ayah Yuri pasti terganggu saat dia tidur dia malah terbangun karena suara orang entah merintih, mendesah atau malah menjerit.
Yuri tertawa kikuk, "Hehe, iya, Pa."
Inikah yang akan Baek Jin alami selama dia tinggal dengan mertua? Hal hal seperti inj adalah hal yang tidak mengenakan kedua belah pihak, Baek Jin malu dan mertuanya terganggu. Baek Jin tidak akan repot repot bertanya tentang Yuri, dia sama sekali tidak terlihat terpengaruh.
Sejak itu Baek Jin berusaha lebih diam. Sampai Yuri bertanya saat mereka sedang santai santai berbaring di ranjang mereka, "Kenapa sih, kok kalau kita main suara kamunya ditahan tahan?"
"Kita sudah ditegur Papa dan Kakak masih tanya? Serius?" Baek Jin balik bertanya.
"Kalau siang kan Papa kerja, kalau berisik Papa nggak akan tahu." Kata Yuri. Dia memandangi Baek Jin sampai Baek Jin merasa aneh, "Bagaimana?"
"Bagaimana apanya?" Baek Jin lagi lagi balik bertanya.
Yuri mendekat pada Baek Jin dan berbisik dengan lembut tepat di hadapan telinga Baek Jin, "Aku mau dengar desah kamu kalau enak karena aku."
Baek Jin sebenarnya paling lemah kalau Yuri sudah berbisik. Dia berusaha mendorong badan Yuri menjauh darinya. "Kalau kedengaran Mama bagaimana?"
"Mama pasti paham lah, Cintaku." Kata Yuri. Dia terdengar tidak sabar, dia menarik Baek Jin untuk lebih dekat dengannya. "Ayo."
Baek Jin terkejut, "Sekarang?"
"Kalau nggak mau kamu bisa menolak, aku tidak memaksa." Kata Yuri.
Tapi sejujurnya Baek Jin juga mau. Dia tidak menjawab secara verbal, dia hanya mulai mencium bibir Yuri. Yuri memahami ini artinya Baek Jin setuju dengan ajakannya, jadi dia menerima Baek Jin di pelukannya.
Yuri membiarkan Baek Jin naik ke atas pangkuannya. Dia akan membiarkan Baek Jin melakukan apapun semaunya, ketika Baek Jin ingin memimpin permainan Yuri akan menurutinya.
Tiba tiba pintu kamar mereka dibuka, suara wanita yang sudah pasti ibu Yuri terdengar, "Yurochka- Eh! Lanjutkan, lanjutkan, kalian lanjutkan saja, ok?" Katanya sambil menutup pintu lagi.
Jin berguling dari atas badan Yuri ke tepi ranjang yang jauh dari Yuri, dia bergelung seperti Lyolik saat tidur. Dia pasti sangat amat malu.
Yuri mencoba memanggilnya, "Jina."
"Sudah, sana cek dulu Mama minta apa." Kata Baek Jin. Dia menarik selimut menutupi badannya.
"Cinta..."
"Cek dulu Mama minta apa." Ulang Baek Jin.
Yuri akhirnya pergi. Ternyata Mama butuh seseorang membantunya mengganti lampu yang mulai redup hampir mati di ruang tengah.
Tidak ada lagi yang bisa menghapus rasa malu Baek Jin, ditegur karena berisik sudah pernah, tertangkap basah saat cium ciuman dengan Yuri sudah dua kali. Satu satunya cara menghilangkan rasa malunya mungkin adalah memunculkan dorongan eksibisionis dalam diri Baek Jin, tapi Baek Jin sama sekali tidak bisa membayangkan dirinya sebagai eksibisionis yang menikmati ditonton saat melakukan kegiatan seksual.
Tapi suatu hari ayah Yuri bilang, "Aku dan ibumu akan pergi ke Bali."
"Oh? Honeymoon?" Tanya Yuri. Baek Jin ingin mencubitnya tapi dia diam saja.
"Hanya jalan jalan saja. Acara alumni SMA ibumu."
"Berapa lama?"
"Seminggu."
Yuri melirik Baek Jin dan tersenyum penuh arti, ayahnya pasti paham apa arti senyum itu karena dia tertawa. Kali ini Baek Jin benar benar mencubit Yuri.
Selama seminggu hanya akan ada mereka di rumah, tentu saja Yuri tidak akan menyia-nyiakan satu minggu itu dengan tidak menwujudkan fantasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
3+1
FanfictionYurijin Baek Jin sama sekali tidak masalah jika harus tinggal dengan mertua, apalagi karena dia menantu satu satunya dia pasti akan sangat disayang -ya, mertuanya mau sayang siapa lagi kalau bukan Yuri dan Baek Jin? Hanya saja ada 3 kejadian yang me...