One

31 10 0
                                    

Hari ini di SMA WIJAYA dua orang sahabat tengah berjalan sambil tertawa terbahak bahak.
Sudah tak asing lagi,keduanya akan selalu seperti itu.

"Udah dong Fatih,gue cape ketawa padahal lelucon lo garing banget asli" ucap Putih.

Putih,gadis cantik yang memiliki rambut sebahu gadis yang selalu bertingkah layaknya orang tak punya urat malu, memiliki mata bulat hitam dan dia selalu bersama Fatih. Bersama.

"Cih,garing tapi ketawa mulu" ledek Fatih.

Fatih,lelaki tampan dengan mata tajam meski mata tajam itu seakan tak berarti untuk ia miliki,karena sifatnya yang terlalu receh dan dia selalu bersama Putih.Bersama.

Putih menoyor kepala Fatih. "Bego,gue gini gini ngehargain"

"Serah lu aja dah ketek ayam"

Tiba-tiba mata Putih memberi kode menuju arah kantin.

"Biasa kagak?" Tanya Putih

"Always lah,Yok!" Ucap Fatih seraya menarik tangan Putih

"Beli yang banyak buat di kelas" ucap Putih merintah

"Berisik hitam" ledek Fatih

"Gak gua bayarin lo" ancam Putih

"Iya iya elah gitu doang,yaudah mana uangnya?" Pinta Fatih

"Matre emang" ucap Putih seraya memberi uang kepada Fatih

.....

Ini yang tidak pernah Putih dan Fatih suka. Pelajaran FISIKA. mereka bukannya tidak mengerti,mereka hanya selalu malas karena BU RATNA seorang guru Fisika yang killer nya ga ketulungan.

Putih menyenggol sikut Fatih,dan memberi kode melalui makanannya yang mereka beli di kantin dan mereka taro di kolong meja. Mereka duduk berdua,entah apa yang ada di pikiran guru yang selalu menyimpan mereka dalam satu kelas yang sama dari kelas 10 dan saat naik ke kelas 11 mereka di satu kelaskan lagi.

"Lo lapar?" Tanya Fatih berbisik

"Iyalah" ucap Putih memegang perutnya

"Ga ada yang ga bisa kita lakuin" ucap Fatih seraya mengangkat alisnya.

Putih langsung mengambil makanannya secara diam-diam dan segera memakannya dengan kunyahan yang pelan.
Mereka tidak akan ketahuan dari siswa lain,karena mereka duduk di pojok. Bukan mereka ingin mojok,namun mereka pikir itu tempat yang sangat nyaman. Semua bisa mereka lakukan tanpa siswa dan guru tahu.

3jam berlalu,bel tanda kebebasan berbunyi. Semuanya menghambur ketempat mereka menyurgakan cacing cacing perut mereka.
Terkecuali dua orang stress yang gak ketulungan. Jika orang lain belajar maka mereka  akan makan,dan jika orang lain makan maka mereka akan ketempat yang jarang di kunjungi siswa. Yakni ROOFTOP. Bagai tempat bertapa khusus,jika di kira kira mereka berdua lebih sering berkunjung ke Rooftop daripada yang lainnya.

"Kenyang gue" ucap Fatih

"Mantep bener idup" ucap Putih tak berdosa

"Put,lo pulsek mau kemana dulu?"

"Langsung balik rumah aja Tih,gue mau nonton drakor"

"Si bego lo mau nonton si Sejon lagi?"

"Cih,kalo ngomong kagak di saring! Bukan sejon bego" toyor Putih

"Serah lu yang penting kalo lu nyebut kedengeran nya kaya kata Sejon aje  udah"

"Tapi pengucapan yang bener gitu bego"

"Muka gue keliatan peduli?" Ledek Fatih

Plakkk! 
Yap. Satu teplakan melayang ke jidat Fatih,tanpa segan.

"Sakit bego"

"Muka gue keliatan peduli?" Ledek Putih berbalik

"Dasar hitam!" Ledek Fatih

"Nama gue Putih bukan hitam!!!" Kesal Putih

"Bodoamat,ayo turun" ajak Fatih seraya menarik tangan Putih

.....

Bel tanda kebebasan yang sesungguhnya berbunyi. Waktunya bubar dan merebahkan badan di kasur.

"

Buruan dong Put,gue udah kangen sama kasur gue" ucap Fatih kesal menunggu Putih yang selalu ingin mampir ke kantin saat pulang sekolah

"Jis!,sabar" ucap Putih "yaudah ayo" ucap Putih seraya meninggalkan Fatih

"Udah di tungguin masih aje ninggalin,sahabat kagak tau diri!" Teriak Fatih. Dan hanya dapat mendapat jawaban mengedikkan bahu dari Putih.

Saat mereka sampai di tempat parkir,Fatih memberikan helm kepada Putih. Fatih segera melajukan motornya dan segera meninggalkan sekolah.

Hari ini,tidak ada makan es krim,tidak ada gramedia,tidak ada coffe cafe,tidak ada mall,dan taman yang selalu mereka kunjungi sepulang sekolah.

"Tumben lo ga minta kesana kesini" tanya Fatih

"Hah apa?" Ucap Putih

Fatih hanya menggelengkan kepalanya,kebiasaan. Putih selalu seperti ini dia selalu sulit di ajak ngobrol saat dalam perjalanan. Terkecuali saat Fatih membawanya pergi menggunakan mobil.

Sesampainya mereka di depan rumah Putih, Putih langsung turun dari motor Fatih.

"Nih" ucap Putih seraya memberikan helm nya kepada Fatih.

"Gue balik ya" ucap Fatih

"Tih,ntar malem ke rumah gue ya. Ada yang mau gue omongin" pinta Putih

"Kapan si gue ga kerumah lo kalo malem? Kalo ga buat ngerjain tugas ya buat dengerin curhatan bucin lo." Ketus  Fatih

"Awas aja lo kalo ga dateng"

"Bodoamat" ucap Fatih dan segera meninggalkan Putih.

Putih langsung masuk ke dalam rumah.
Dirinya selalu meminta Fatih untuk datang kerumahnya. Karena ada saja yang selalu ingin dia bicarakan dengan Fatih. Namun Fatih sama sekali tidak keberatan, karena rumahnya dan rumah Putih hanya terhalang oleh beberapa rumah saja. Dan tanpa mengharuskan Fatih mengendarai motor untuk pergi ke rumah Putih.

Putih segera memasuki rumahnya.
Dia tidak menemukan mamahnya,Putih tahu hari ini adalah jadwal belanja bulanan mamahnya.
Dan dia akan menemukan papahnya pada malam hari,sepulang kerja ayahnya.

Putih merebahkan tubuhnya ke kasur dan membuka ponsel.
Matanya membelalak. Dan segera mengambil posisi duduk.
Putih menjerit senang bukan main.
Lagi dan lagi dia akan kembali berbunga.

"Fatih harus tauuu!!!" Gumamnya seru.

.....





VOTE+COMMENT+SHARE🎊
Happy readings<3






-Sesal-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang