05. Kisah Kelima

2.6K 273 97
                                    

[name] berjalan menuju taman yang telah dijanjikan Hanako lewat email. Dalam perjalanan, banyak orang berlalu lalang entah itu pasangan atau keluarga. [name] tersenyum hangat melihatnya, memperhatikan hal menyenangkan seperti itu membuat dirinya merasakan kasih sayang juga.

"[name]-chan! disini disini!" Teriak seorang di seberang sana yang terdengar familier ditelinga [name]. Segera gadis itu berlari kecil menghampiri Hanako yang tengah berdiri, menunggu kedatangan gadis nya yang baru saja terlihat.

"Sudah menunggu lama?" Tanya [name] tersenyum simpul, Hanako menggeleng "Tidak kok, ayo pergi jalan jalan sebentar" Hanako tanpa basa basi menarik lembut pergelangan tangan [name], berniat mengajak nya berkeliling.

[name] hanya diam, toh ia juga tidak keberatan.

Hanako banyak sekali menawarkan beberapa jajanan dipinggiran taman, dengan senang hati [name] menerima tawaran dari pemuda itu. "Mau ice cream? atau sandwich? dango juga boleh"

[name] tersenyum kikuk menanggapi Hanako, "Satu satu aja, aku gak akan kemana mana kok.." Kata [name] yang sudah mulai sweatdrop. Hanako menggaruk tengkuk nya canggung, "Habisnya.."

Terdengar kalimat Hanako yang terpotong membuat [name] heran, tapi ia tidak mempermasalahkan itu.

Setelah memutari taman, terlihatlah sebuah toko bunga dengan nenek tua yang sibuk menyirami bunganya air. Hanako yang tertarik pun mendatangi toko itu, "Selamat sore, nek. Apa ada bunga yang indah?" Tanya Hanako.

Nenek tua itu menjawab dengan senyum dan anggukan, "Ya, tunggu sebentar" setelah nya, ia pun me masuki toko bunga dan membawa sebuket bunga violet kepada Hanako. Hanako menerima nya dengan senang hati, hendak membayar, namun wanita tua itu menahan tangan Hanako.

"Gratis untuk anak muda yang tengah menjalin asmara" Kata nenek itu. Hanako dan [name] yang mendengar nya pun memerah "K-kami bukan sepasang kekasih!"

Nenek yang mendengar itu pun terheran, namun ia mengerti dan meminta maaf. Hanako hanya berkata 'bukan masalah' lalu pamit meninggalkan toko bunga tersebut.

"Maaf ya, [name]"
"Untuk apa?"

Hanako menghela nafas, "Kamu jadi dikira kekasih ku" jelas Hanako disahuti deheman [name].

"Aku tidak masalah" Kata [name] sepenuh nya jujur. Namun Hanako tertawa hambar, "Mana mungkin kekasih mu seseorang yang sudah mati seperti ku?"

[name] terkejut mendapat jawaban Hanako, pemuda itu tidak sepenuh nya salah, namun perkataan Hanako sedikit melukai hati [name]. Pada akhirnya perkataan Hanako hanya dibalas kekehan canggung dari [name].

Sampai lah mereka pada pohon rindang di tengah taman, sudah menjelang malam. Orang orang dan para pedagang pun perlahan pergi meninggalkan taman.

[name] dan Hanako duduk dibawah pohon itu, dengan kesunyian yang memang diinginkan kedua insan tersebut.

Semakin malam dan sepi, semakin dingin udaranya. "[name]" Hanako membuka suara. [name] yang merasa terpanggil menoleh.

"Ya?"
"Tujuanku disini untuk memberi tahu agar aku bisa kembali ke dunia asal ku"

[name] mengangguk mengerti meski mengganjal. "Un, kau berkata seperti itu sebelumnya"

Hanako tersenyum, menyerahkan bunga yang sore tadi ia beli kepada gadis favorite nya itu. [name] dengan senang hati menerima nya, "Terimakasih".

Pemuda itu berdiri, menatap dalam langit dengan banyak bintang yang sedang menghiasi malam. [name] yang melihat itu ikut berdiri menyamakan posisi nya dengan Hanako.

"[name]"
Sekali lagi, [name] menoleh pada Hanako. Entah kenapa pemuda di samping nya menatap nya dengan penuh arti.

"Kau ingat saya aku berkata seorang arwah tidak bisa kembali saat keinginannya belum tercapai?" Tanya Hanako. [name] menggangguk mantap, "Iya, aku ingat"

"Kalau begitu.." Hanako memposisikan diri menghadap [name] dan meraih tangan sang gadis lalu mengelus nya pelan. "Aku selalu bingung saat aku tidak bisa pergi dari dunia fana yang padahal kutukanku sudah terselesaikan"

"Dan aku sadar bahwa keinginan ku adalah,"

Hanako mengelus pelan pipi [name], ia lanjut mengecup dahi [name] dengan penuh kasih sayang. Sang gadis hanya bisa menunggu dengan sabar.

"Aku menyukai mu, sangat menyukai mu, [name]"

[name] membelalakkan matanya dengan kalimat Hanako, sementara Hanako tersenyum tulus pada [name]. "Aku.."

"Aku tidak perlu jawaban"

[name] bergelinang air mata, ia dengan cepat memeluk tubuh pemuda didepannya dengan erat. "Kalau begini kamu akan pergi, Hanako-kun.. Jangan berkata bahwa kamu menyukai ku, tolong"

Tangan hangat membeli surai [name], Hanako membalas pelukan gadis itu. "Tempat ku bukan disini"

[name] merasa suatu cahaya berterbangan dari arah nya. Bukan— itu dari arah Hanako.

Serpihan cahaya berterbangan dan menghilangkan setengah dari Hanako.
[name] berusaha meraih serpihan itu namun mustahil, sementara Hanako hanya terkekeh, tangan hangat nya ia gunakan untuk kembali mengelus pipi [name].

"Jika aku berkata akan kembali lagi untukmu, apa kamu akan percaya?" Tanya Hanako, [name] menggangguk sembari air mata membasahi pipinya. "Aku selalu menunggu untuk mu, Hanako-kun"

Hanako tersenyum, ia tarik gadis itu dalam dekapan nya.

"Kamu tetap harus tetap menjadi Baka-san milikku ya, [name]"

Serpihan terakhir terbang ke udara, menyisakan [name] sendiri yang sedang terisak sembari memeluk buket bunga nya erat.

"Aku juga.. Menyukaimu"

Tidak ada yang tahu akan awal dan akhir sebuah cerita, namun saya yakin akan takdir baik yang tuhan akan berikan.


MYSTERY FROM AMANE [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang