Chapter 20

23 1 0
                                    

Anna masih terisak dipelukan Arap, Ia merutuki kebodohannya yang begitu lemah jika berhadapan dengan seorang Arabic Alatas Fernando. Namun beberapa detik kemudian Ia kembali ke kesadarannya Ia langsung mendorong dada bidang Arap dengan kasar.

Anna mengalihkan pandangannya keberbagai arah.

"Ann-" belum sempat Arap melanjutkan kalimatnya sudah terlebih dulu di potong Anna.

"ARAP GO!" ujar Anna dengan nada penuh penekanan

"No! Dengerin gua sebentar please"

Ini Arabic Alatas Fernando kan? Cowok yang tidak akan pernah memohon kepada siapapun, cowok dengan harga diri yang sangat tinggi mengalahkan segala hal. Dan kali ini meruntuhkan ego dan harga dirinya hanya karna seorang Adrianna Larasati. Perlu di garis bawahi hanya karna gadis yang pernah Ia buang begitu saja seperti barang tak layak pakai. Dan kini Ia sendiri yang memohon untuk mendapatkan maaf dari Anna, sungguh itu pencapaian yang sangat luar biasah.

Anna turum dari motor sambil mengusap sisa air matanya yang masih menetes, Ia berdiri didepan cowok yang sudah beberapa minggu menghindarinya dan menggali lukanya kembali.

"Apalagi rap? Apa yang lo inginkan dari gua? Gua ga bisa terus terusan maafin lo. Seterusnya kita akan seperti ini, Baikan maafan baikan lagi dan lo sakitin gua, lo minta maafan gua maafin lagi, akhirnya lo yang seneng gua yang sakit karna lo  slalu ngulangin kesalahan lo lagi. Mau sampek kapan rap mau sampek kapan? GUA CAPEKK!" Anna berteriak didepan wajah Arap dengan air mata yang mengalir deras. pada akhirnya Ia bisa mengeluarkan semua unek unek yang ada di hatinya yang Ia tidak bisa bagi pada siapapun.

"Kenapa lo selalu nangis kalau berantem sama gua sialan?" Tanya Arap sedikit membentak. Arap adalah pria yang tidak bisa melihat cewek menangis padahal Ia sendiri yang membuat cewek itu menangis.

Arap merengkuh pinggang ramping Anna yang terbalut dengan hoddie hitam kebesaran, Arap tidak pernah merasakan sesuatu yang aneh ketika memeluk seseorang yang bahkan bentuk tubuhnya tidak memasuki kriteria nya, namun Anna? Sungguh Ia bingung perasaan apa yang dirasakannya saat ini.

"Tatap gua Ann" pinta Arap

Bukannya menuruti ucapan Arap, Anna lebih memilih untuk mengalihkan pandangannya kesegala arah, Ia tidak mau  menatap mata pria yang didepannya meskipun hanya beberapa detik. Itu tidak baik untuk kesehatan hatinya, karna detik itu juga Anna akan luluh dengan tatapan itu. Entah mantra apa yang berada dikedua bola mata Arap, namun sekali Anna melihatnya dalam hitungan detik, dekit itu juga Ia akan kembali lagi kepelukan seorang Arabic dan akan berakhir Ia yang tersakiti, sungguh saat ini Ia masih berada diposisi yang sangat sadar. Ia tidak mau gegabah dalam mengambil keputusan.

"Kata mana yang lo nggak mengerti dari tatap gua Adriana Larasati?" Ujar Arap dengan kata yang sudah tidak bisa dibantahkan lagi. Anna menuruti ucapan Arap, Ia menghela nafas kasar. Anna mengalihkan pandangannya kedepan hingga matanya menemukan satu objek yang sangat Ia hindari. Mata itu, minggu lalu mata itu masih menatapnya dengan tatapan damba, kagum, namun kali ini mata itu menatapnya dengan tatapan sendu.

Anna tidak tau apalagi yang direncanakan Arap setelah ini, karna tidak biasanya Arap menjatuhkan harga dirinya untuk meminta maaf itu sungguh konyol menurut Anna.

"Gua sayang sama lo, gua nggak mau ngejauhin lo lagi, lo semangat gua Ann, ajarin gua menuju jalan yang sebenarnya, rubah gua jadi lakilaki yang lebih baik lagi, gua nggak mau terus terus an hidup dengan rasa bersalah gua karna udah nyakitin orang baik kayak lo, maafin gua Ann, Maaf" Arap berucap panjang lebar dan tak terasa satu tetesan bening meluncur diujung matanya, sialan! Ia menangis hanya karna Anna. Oh, damn!

ARABICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang