5. Stay

109 11 0
                                    

"Aku tak akan pernah menyerah, aku akan tetap menyayangimu, biarlah cinta kita hanya menjadi kisah satu sisi, hanya sebuah cinta istimewa yang tak akan pernah bisa digapai bahkan ketika aku mati"

_______________Afeksi_______________
Stay


Taehyung mengepalkan kedua tangannya, kuku-kuku jarinya mulai memutih. Menjatuhkan ponselnya, tangan kanannya ia bawa menuju dadanya. Meremas kuat piyama yang dikenakannya.

"Hiks"

Harusnya Taehyung menerima ini, bukankah ini yang dulu ia inginkan? Tapi kenapa ia tidak bisa? Bahkan untuk bertemu pemuda itu saja sudah membuat Taehyung ingin meninju wajahnya sampai babak belur. Menghancurkan mereka hingga berkeping-keping.

Siapa Taehyung? Hanya manusia bodoh yang membuang apa yang menjadi miliknya. Kemudian ingin mengambil kembali miliknya yang telah dimiliki.

Siapa Taehyung? Kekasihnya? Sahabatnya? Temannya?. Tidak ada, mereka hanya dua benda tanpa tali. Tak memiliki ikatan apapun.

"Hiks"

Isakan itu kembali lolos dari mulutnya. Bisakah ia tidak begini saja? Bisakah ia tidak bertemu Jungkook? Atau, bisakah ia tak melihat postingan Kim Hyewon hari ini?

Kenapa dunia seakan mendorong Taehyung untuk menyerah?

*****

Tempat ini adalah tempat bagi semua orang agar dapat menenangkan dirinya, ini adalah tempat mereka berdua ketika membahas soal karamel. Tempat  ini adalah saksi dimulainya kedekatan mereka.

Taehyung menyeruput segelas strawberry milkshake miliknya sesekali melirik kearah Jungkook yang tengah berjalan santai melewatinya. Jungkook menatapnya sekejap kemudian matanya beralih kembali ke depan, merangkul gadis yang sekarang telah resmi menjadi kekasihnya di kursi atap.

Seharusnya tempat ini adalah tempat bagi Taehyung untuk menenangkan dirinya, jika saja Jungkook tidak kemari dengan segelas kopi dingin ditangannya dan mencium pipi gadis yang menunggunya di ujung atap.

Tunggu, menciumnya?!

'Uhuk!uhuk!'

Taehyung tersedak sendiri, dilihatnya Jimin yang kebetulan berada di sana menghampirinya dengan wajah khawatir sambil menepuk-nepuk punggung Taehyung.

"Kau tidak apa-apa?"

Taehyung masih terbatuk, namun bibirnya membentuk sebuah senyuman kotak yang ditujukan kepada Jimin, "Ya... Terimakasih Jimin".

Jimin tersenyum, mulai mendudukkan dirinya disamping Taehyung, sesekali melirik netra Taehyung yang tertuju pada dua orang yang tengah bermesraan di pojok atap. Jimin menghela nafas, mata sayu nya menatap sendu Taehyung.

"Sampai kapan?"

Taehyung terlonjak, dan kembali mengarahkan netranya pada lawan bicaranya. "A-aku? Si-siapa?" Tanya Taehyung sambil menunjuk dirinya sendiri.

Jimin meminum segelas capuccino digenggamnya. Kini mulai menatap Taehyung dengan serius. "Sudahlah, berhenti mengharapkannya. Kau hanya akan menyakiti dirimu sendiri".

Taehyung sadar kemana arah topik pembicaraan Jimin, ia tersenyum tipis,  menatap pemuda dihadapannya dengan tulus.

"Tidak, bukan. Aku hanya ingin membalas kebaikannya dua tahun lalu"

Jimin mengangguk paham "Aku paham, kebaikanmu dua tahun ini terlalu berlebihan. Dan Jungkook tak tahu siapa yang sebenarnya selalu ada untuknya. Kau merahasiakan semua darinya".

Afeksi (KookV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang