Bang Ferdi yang melihatku kacau langsung menarikku dalam pelukannya. "Sudah Rei.. kamu relakan saja dia. Inilah yang abang takutkan jika kamu bersama Maruli."Aku hanya diam tak mampu mengeluarkan suara.
"Bang... aku mau pulang" kataku sambil menangis..
"Iyah ayo abang antar kamu pulang"
"Fer.. biar gua aja yang antar Reina"
"Tapi.. " kata bang Ferdi sambil manatapku."
Kak Bastian berbisik pada bang Ferdi lalu bang Ferdi mengangguk setuju.
"Rei.. kamu di antar sama Bastian yah. Duluan nanti abang antar Wina pulang" .Tanpa berpikir panjang aku mengangguk. Yang ada dalam pikiranku saat ini hanya kata pulang itu saja.
Kak Bastian membawaku keluar dari kafe dan mengantarku pulang.
Di perjalanan aku sadar ini bukan jalan arah ke rumahku."Kak Bas... kita mau ke mana.. ini bukan jalan ke rumah.."
"Nanti kamu akan tau sayang."
Tak lama kami berhenti di pinggir pantai."Ke sini... " kataku menunjuk pantai.
"Ayo turun.. apa perlu kakak gendong?" Katanya sambil memainkan kedua alisnya.
"Aku.. bisa turun sendiri" kataku melas.
Kak Bastian menggandeng ku dan di ajaknya aku berjalan di pinggiran pantai.
"Rei... lupakan Maruli untuk saat ini.""Kak.... " kataku..
"Yah..."
"Jangan bicarakan namanya.. aku gak sanggup mengingatnya."
"Baiklah kalau itu maumu."
Kami terus berjalan menyusuri pinggiran pantai sambil bergandengan tangan."Mau main air?"
" enggak" kataku
Tiba-tiba kak Bastian menarikku ke dalam Air lalu memercik-mercik kannya ke wajahku. Dan pada akhirnya dia sukses membuatku tersenyum. Setelah lama bermain air. Dan aku telah mengganti bajuku. Kini kami duduk di tepi pantai.
"Rei.. bisakah kau memberi hatimu untukku."
Aku menatap Kak Bastian."Aku belum tau kak.. karena aku baru saja patah hati."
"Aku akan menunggumu sedikit lagi Rei.."
"Tapi kak.... aku bukan yang terbaik untukmu".
"Percayalah padaku Rei."
Kak Bastian menatapku. Aku hanya bisa diam membalas tatapannya namun wajahnya mulai mendekati wajahku. Dia menatap bibirku dan menatap mataku lagi. Tiba-tiba dia menciumku. Melumat bibirku dengan sentuhan lembutnya. Akubtak membalas lumatannya tapi aku menerimanya. Setelah itu dia menghentikan ciumanya kepadaku. Menatapku lagi. Di sandarkannya kepalaku di pundaknya. Kami menatap lautan yang hitam karena gelapnya malam.
☆☆☆☆
Kami telah sampai di rumahku dia mengantarku sampai ke rumahku.
Aku mengetuk pintu. Tak lama ibuku membukakan pintu untukku.
Ibu memelukku.aku tersentak saat pelukan ibuku sangat erat." Ibu sudah tau semuanya sayang. Yang sabar yah". Lalu ibuku melepaskan pelukannya dan menatap Kak Bastian.
"Kamu Bastian kan?""Iyah tante." Sambil menyalami ibuku dan di ciumnya tangan ibuku.
"Terimakasih sudah Menjaga Reina""Sama-sama tante. Saya cinta dengan anak tante."
Aku dan ibuku terkejut mendengar ucapan kak Bastian."Jangan bercanda kak" kataku kepada kak Bastian.
"Aku serius. Tante boleh kah aku melamar anak tante?"
Ibuku hanya tersenyum menatap kak Bastian dan juga menatapku.
" kak... aku masih sekolah.. jangan bercanda."
"Kalau gitu setelah Reina lulus sekolah. Aku boleh melamar tante?"
"Bicara dengan ayahnya Reina yah." Kata ibuku. Sambil tersenyum
"Nak besok bawa orang tuamu ke mari untuk bertemu denganku " kata ayahku yang tiba-tiba muncul dari belakang ibuku.
"Ayah..." aku menatap ayahku dengan tajam.
"Baik om.. kalau gitu saya permisi saya akan mengabarkan berita ini ke pada papa saya". Kak Bastian permisi meninggalkan rumahku dan mengabarkan berita itu ke orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AREINA LOVE STORY ( COMPLETED )
RomanceNamaku Areina, aku siswi baru di sma kota medan, setelah lulus smp aku memutuskan bersekekolah di medan untuk menemani nenekku di sini, sebenarnya keputusannku pindah bukan karena untuk menemani nenek saja, alasan lainku karena aku putus cinta denga...