Tepat saat Raffa dua langkah di depannya, Alicia berlari dan segera memeluk Raffa dengan erat. Raffa mencium pucuk rambutnya sambil membisikkan, "I love you, Alicia."Tapi itu semua hanya mimpi Alicia. Iya, hanya mimpi! Orang saat Raffa baru menuruni tangga dan berkata,"Al" saja Alicia sudah memejamkan kedua matanya sambil berbaring di lantai, alias pingsan. Alicia pingsan karena sangking tak percayanya.
"Al!" Raffa reflek berteriak. Ia berlari dan langsung meletakkan kepala Alicia di pahanya lantas menepuk pipinya. "Lo kenapa, Al? Al?"
"Bangun, Al!"
Bahkan Lissa yang mengintip dari pintu --yang sejak Raffa bernyanyi menggigit jarinya sendiri sebab ikut baper-- langsung terpekik kaget kala melihat Alicia pingsan sangking bapernya.
Tasya, Rangga dan Reyhan yang juga mengintip dari pintu, terbengong. Takjub dengan reaksi pingsan yang diberikan Alicia.
"Ini gimana? Gue harus apa?!"panik Raffa sambil membopong tubuh Alicia ala bridal style.
"Woy! Kalian kenapa malah bengong?!"
Mereka segera berlari mendekat setelah cengengesan tidak jelas.
"Gue bawa rumah sakit aja!"usul Raffa.
"Tapi Alicia 'kan cuma ..."
"Kalo Alicia kenapa-napa lo mau tanggung jawab?"sewot Raffa. Lissa yang hendak protes jadi terdiam, sedangkan Rangga mencibir.
"Gimana?"
Mereka saling tatap hingga akhirnya mengangguk mengiyakan.
"Terserah lo aja deh!"celetuk Rangga.Raffa segera menggendong Alicia menuju mobilnya diikuti Tasya dan Reyhan.
Lissa menepuk dahinya, lalu bergeleng berkali-kali.
"Harusnya jadi kenangan romantis bukan tragis kek gini,""Dasar Alicia! Di baperin dikit aja dah pingsan, apalagi diajak nikah? Bisa mati kali!"lanjut Lissa. Rangga di sampingnya tertawa geli, diikuti Lissa.
"Kalo kamu aku gituin kira-kira pingsan gak, yang?"tanya Rangga.
Lissa menatapnya datar. "Ya enggaklah!"
Rangga terkekeh. "Bagus!"
"Tapi palingan aku pingsan karena denger suara cempreng kamu."
Lissa melanjutkan ucapannya membuat Rangga melotot.★★★★★
Bau obat-obatan memasuki indra penciuman Alicia. Ruangan bernuansa putih menyambut terbukanya kedua matanya. Alicia menyernyit sambil beringsut duduk. Apa tadi ia bermimpi?
Tangannya memegangi kepalanya yang terasa pusing. Matanya berkedip berkali-kali. Apa yang terjadi dengannya?
"Lo udah sadar?"
Alicia menolehkan kepalanya ke kanan. Raffa duduk di kursi yang berada di sebelahnya dan tersenyum manis. Tangannya menggenggam jemari Alicia sambil bertanya,"Lo gapapa 'kan?"
Alicia diam tak menjawab. Matanya menatap Raffa yang tersenyum.
"Kata dokter lo gak kenapa - napa, cuma kecapean atau kaget mungkin."
Alicia masih diam. Tak merespon pertanyaan Raffa. Otaknya malah mempertanyakan tentang siapakah sosok di depannya.
Benarkah ini Raffa? Kenapa Raffa jadi ... seperhatian ini?
Matanya kini meneliti baju yang dikenakan Raffa. Alicia semakin menyernyit. Jas hitam yang dipakai Raffa sekarang kenapa ... kenapa mirip seperti di mimpinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Firstlove Seorang Iceboy [END]
Teen FictionRaffael Alexander atau biasa dipanggil Raffa. Seorang lelaki yang identik dengan sifat dingin dan cuek, membuatnya mendapat julukan si muka tembok dan si kulkas berjalan. Raffa banyak dikejar gadis-gadis cantik, tetapi dia tidak pernah sekalipun mem...