Kini hampir seluruh siswa dikelas A berada diluar kelasnya. Para siswa laki-laki sedang bermain bola bersama. Mereka bermain dengan sangat asiknya.Para siswa yang lain yang tidak ikut bermain bola sepak hanya duduk dan menonton. Ada juga yang duduk didalam kelas dan bermain ponsel atau pun bercerita dan bercanda dengan teman-temannya.
Sama seperti aku saat ini. Aku duduk bersama Olivia dan Ani dibangku paling ujung belakang. Ini tempat duduk Ani, dan entah mengapa aku suka dengan tempat ini.
Mungkin karena letaknya yang berada dibelakang kelas memungkinkan angin dari jendela masuk dengan tidak ragu-ragu. Ditambah dengan cahaya matahari yang enggan menyinari tempat ini, membuat bagian ini sangat sangat sejuk.
"Eh liat ini deh." Ani menyodorkan ponsel Samsung J1 nya pada aku dan Olivia.
Disitu terpampang jelas gambar seorang lelaki yang berpose ala jaman dulu. Jongkok sambil memperlihatkan ibu jarinya dengan bingkai foto bunga-bunga.
"Anjir ngakak!"
"Aowkwkwkwkk!!"
"Whwahahaha lucu gila ini mah!"
Kami bertiga tertawa terbahak-bahak setelah melihat foto itu. Suara kami yang terlalu besar bahkan sampai keluar kelas membuat perhatian para siswa yang ada dikelas tertuju pada kami. Tidak lama, hanya beberapa detik dan mereka kembali sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
"Apaan tuh?" Seorang siswi datang mendekat kearah kami dengan membawa ponsel besarnya dengan headset yang terpasang.
"Kepo banget." Aku berujar pelan, namun masih bisa didengar Olivia.
Olivia tersenyum geli. Dia tau sekali bahwa aku sangat tidak suka dengan perempuan itu. Apa sih yang dia tidak tau dari diriku?
"Anak kecil ga boleh tau." Aku langsung tertawa saat Ani mengatakan hal itu. Intonasinya benar-benar menggelikan ditelingaku.
"Ih Ani mah gitu." Siswi tadi memanyunkan bibirnya dan menatap kearah Ani.
Iuh.. aku benar-benar jijik dengan muka itu. Rasanya ingin ku timpuk dengan sepatu Olivia.
Siswi itu kemudian berlalu dan duduk dibangku depan bersama siswi berhijab yang juga sibuk dengan ponselnya.
"Ponsel mu mana?" Olivia bertanya padaku.
"Di tas. Ambil sendiri kalo mau pake."
Olivia berjalan kearah bangku ku yang sedang diduduki siswa dengan ponsel besar itu.
"Ge, awas dong. Aku mau ambil tas." Olivia kemudian menarik dengan sedikit keras tasku karena sedang diapit oleh siswa yang sisapa Ge itu.
"Olivia ga bisa pelan-pelan kah ambilnya?" Siswi itu protes.
"Lagian siapa suruh kamu ga denger?" Setelah mendapat ponselku, Olivia berjalan kembali ketempat duduk Ani.
Dia duduk dan membuka ponselku yang tidak aku pasangkan pin. Memang sengaja, soalnya ribet kalo pake sandi segala.
"An.. boring aku tuh." Aku yang merasa bosan mulai merecoki Ani dan Olivia yang sedang bermain permainan FreeCacing.
"Ya terus?"
Duh Ani,.. ga peka banget. Aku ini meminta perhatian mereka, tapi masih saja cuek.
Merasa tidak dihiraukan, aku pun keluar kelas untuk mencari sesuatu yang bisa menghilangkan rasa bosan yang merajai ini.
Aku duduk bersama beberapa siswi perempuan di emperan kelas untuk melihat para siswa yang sedang bermain bola.
Dia disana. Lelaki dingin itu juga bermain bola. Baguslah, aku jadi punya kegiatan untuk melihat sang pangeran bermain bola.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me?
Short StoryAYO MAMPIR, KALI AJA SUKA ! 🙏🙂 _-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_ Katanya Usaha tidak pernah mengkhianati hasil, tapi kenapa hal tersebut tidak berlaku bagi seorang perempuan sederhana? Mengapa tidak ada hasil dari perjuanganny...