Chapter 13

964 75 28
                                    

Enjoy guys. Apabila masih ada typo mohon beritahu

Penulis satu ini sangat moody-an dan haus akan komen dan vote, semakin sedikit yang komen vote semakin malas edit dan re upload. Ahahaha.

.
.
.
.
.
.
.
"Keluar!" Kyuhyun mengusir, dengan suaranya yang dingin.

"Kyu..." Gumam Changmin sedikit terkejut.

"Keluarlah." Kyuhyun mengusir sekali lagi, namun lebih pelan, mirip seperti permohonan.

"Tidak. kumohon biarkan aku menemanimu saat ini." Changmin memohon dengan lembut.

"Aku ingin sendiri." lirih Kyuhyun dengan suaranya yang serak.

Melihat itu, Minho segera menyikut lengan Changmin dan menatapnya dalam, tanpa berkata apapun ia berusaha membuat orang di sampingnya ini mengerti bahwa Kyuhyun memang butuh sendiri saat ini.

"Baiklah. Istirahatlah kembali Kyuhyun-ah." Changmin mengalah,  tersenyum lembut sambil merapikan letak selimut Kyuhyun tanpa protes si empunya. Kemudian kedua kakinya ia paksa melangkah keluar, diikuti Minho di belakangnya.

Kyuhyun mengacuhkannya, mengalihkan tatapan saat mendapat perlakuan lembut dan senyuman lembut itu. Kyuhyun selalu merasakan perasaan yang aneh setiap melihat Changmin seperti itu, ia merasa seperti melihat sebuah senyuman yang sangat lama dirindukannya, senyum Ahjumma Shim, senyuman orang yang benar-benar menyayanginya.

"Kenapa mereka harus tau?" gumam Kyuhyun kesal setelah Changmin dan Minho keluar dari ruang rawatnya. Kyuhyun berusaha bangkit namun tubuhnya sangat lemas untuk bergerak sedikitpun, bahkan untuk mengangkat tangan agar tabung oksigennya bisa dilepas pun terasa sangat susah, sepertinya tubuhnya benar-benar kelelahan selama ini.

Pemuda itu melirik jam yang melekat pada dinding putih di depannya, jarum pendek menunjuk hampir ke angka 6, yang berarti hari sudah semakin sore menjelang malam. "Sepertinya aku tak bisa pulang lagi hari ini. Sial, kenapa tubuh sialan ini terasa sangat sakit dan tidak bisa bergerak". Kyuhyun berucap kesal menyadari tubuhnya terasa nyeri disegala bagian, terutama bagian kepala, karena itu juga ia memutuskan kembali menutup mata agar tertidur berharap setelah itu sakit di tubuhnya akan berkurang.

.

.

"Kau pulanglah." Perintah Changmin kepada Minho.

"Hm.. aku akan ke sekolah untuk mengambil tas. Lalu aku akan kembali kemari dalam satu jam untuk membawakan tasmu dan tas Kyuhyun." Ucap Minho sedikit ragu.

"Tidak perlu." Changmin menolak sedikit dingin, ia mulai duduk di bangku panjang yang memang tersedia di koridor rumah sakit itu. Minho yang mendengarnya hanya menghela nafas dengan pelan, berusaha untuk tetap sabar dengan sikap Changmin yang memang sedikit kurang kepadanya. Changmin seolah lupa atau tidak peduli akan gap umur mereka, juga tentang senioritas.

"Kau tidak mungkin mengambilnya sendiri Changmin, kau terlihat sedang tidak baik saat ini." Jawab Minho.

"Kau..." desis Changmin dengan menatap Minho penuh selidik. "Sebenarnya dari tadi aku ingin menanyakan ini. kenapa dari tadi kau ikut menunggui Kyuhyun? Karena kau ingin tahu keadaannya? Untuk apa? Agar kau bisa mengejeknya dengan lebih jelas? Sebagai bahan barumu untuk membullynya?" tuduh Changmin bertubi-tubi.

Mendengar itu Minho semakin kesal, rasanya percuma saja ia berusaha sabar dengan anak setinggi tiang listrik ini. "Ya!" tegur Minho dengan sedikit kasar. "Walaupun aku punya image buruk di matamu, tapi setidaknya sopanlah sedikit, biar bagaimanapun kau itu hoobaeku disekolah!"

Changmin terlihat tak begitu peduli, ia kembali memandang pintu ruangan dimana Kyuhyun dirawat, dapat dipastikan ia kembali khawatir dan memikirkan penghuni ruangan itu.

METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang