"Honey, believe me."
🍭🍭🍭
"Selamat pagi, Bangtan Sonyeondan!"
Teriakan tersebut berasal dari suara seorang gadis bernama Athilla. Iya, Athilla baru saja bangun dari tidurnya lalu mengucapkan selamat pagi kepada poster-poster serta photocard yang ia pajang di dinding.
Untung saja ia tidak bangun terlambat, kalau iya, bisa dipastikan bahwa Athilla akan kelabakan kesana-kemari.
Athilla selalu melewatkan sarapan karena ia terlalu malas untuk mempersiapkannya. Kalau ditanya orang pasti ia akan menjawab, "Nggak sempet, mending gue makan di kantin sekolah aja."
Sesampainya Athilla di sekolah, ia melangkahkan kakinya menyusuri koridor sekolah sambil menyanyikan lagu Euphoria.
"Take my hands now. You are the cause of my euphoria..."
"Lalapo!"
Hanya satu orang yang berani memanggilnya dengan sebutan itu. Dan, Athilla sedang menghindari orang itu.
Suara langkah kaki semakin mendekat ke arahnya. Gadis itu tak mau menolehkan kepalanya ke belakang.
"Barengan ke kelas, yuk!" ucap Dave sambil merangkul pundak Athilla.
Oke, kenapa laki-laki itu malah merangkul dirinya?
"Lepasin, gue bisa ke kelas sendiri." Athilla menepis lengan Dave lalu berjalan dengan sedikit berlari menuju kelas.
Sedangkan Dave, laki-laki itu menyunggingkan senyum miringnya. Ia pun berjalan sendirian ke kelas. Saat beberapa murid perempuan melewati dirinya, ia langsung berlagak sok keren di depan mereka. Hm, dasar playboy.
🍭🍭🍭
Saat ini di kelas Athilla tengah berlangsung pelajaran Sosiologi. Di pertemuan kali ini, para murid diharuskan membentuk kelompok untuk mengerjakan sebuah proyek. Naasnya, kali ini Athilla harus sekelompok dengan Dave.
Dari awal kelompok mereka mengumpul, Dave selalu asyik sendiri. Yang lain berdiskusi mengenai apa yang harus dilakukan, sedangkan Dave malah sibuk memutar-mutar bolpoin di tangannya.
Lula, gadis yang merasa jengkel dengan tingkah Dave, menegur laki-laki tersebut. "Lo bisa serius dikit, nggak? Gabung bahas tugas kek, jangan malah asyik sendiri."
Mungkin dewi Fortuna sedang berpihak padanya, karena saat Dave hendak bergabung membahas tugas, bel istirahat tiba-tiba berbunyi.
"Yah, udah bel. Diskusinya lanjut di group chat aja. Jangan lupa masukkin gue." Dave berkata kepada ketiga temannya yang tergabung dalam satu kelompok dengannya. "La, lo aja yang buat. Lo masih nyimpen nomer gue, kan?"
Athilla menatap heran ke arah Dave. Sebenarnya ada apa dengan laki-laki itu pada hari ini? Kenapa dia bertingkah sangat menyebalkan?
Dengan muka cemberut, Athilla membantu Lula untuk mengembalikan kursi-kursi ke tempatnya semula. Setelah selesai, ia kembali bergabung bersama ketiga sahabatnya.
"Dih, gue nggak habis pikir sama tuh anak. Maunya apa coba?" gumam Athilla.
🍭🍭🍭
"Setelah ini kalian bisa langsung pulang. Sampai jumpa lagi!"
Kumpul PMR baru saja selesai tepat pada pukul lima sore. Kedua sahabat yang sama-sama ikut ekskul ini, keluar secara bersamaan dari ruang PMR.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMORIS
Teen FictionTDS - 2 ; hiatus (you can read it without reading the prev series) Athilla Faranisa Fredella Seorang fangirl yang menyukai cogan, hal-hal yang manis, namun tak suka hanya diberi janji-janji manis. Dave Gavin Mahardika Seorang most wanted, playboy, d...