Raina Umariela

123 36 14
                                    

Cahayanya mulai tenggelam, pertanda malam. Sang mentari digantikan oleh sosok bulan. Yang perlahan memancarkan sinar. Menerangi seluruh alam.

Beberapa karunia dari sang Pencipta. Semesta contohnya. Yang punya banyak cerita, hujan salah satunya. Hanya serintik air, tapi punya beberapa makna.

Mungkin ada beberapa kenangan disana.

Ini adalah tentang dia, Raina Umariela. Seorang gadis yang tinggal di sudut kota kecil, tepatnya di Bandung.

Raina begitu menyukai hujan, karna baginya hujan itu sahabat. Menurutnya, kata raina= rain yang artinya hujan, dan NA artinya Nazim al-laudin dan Alisyah hanum. Nama kedua orang tuanya.

Gadis itu sekolah di salah satu SMA yang cukup populer di Bandung, yaitu SMA Nusa Bangsa.

Setiap hari Raina harus pergi berjalan dan naik angkutan umum untuk sampai ke SMA itu. Karna memang, dia tidak punya kendaraan pribadi seperti teman teman yang lain.

Dia tidak pernah mengeluh akan keadaan seperti itu, baginya harta adalah milik sang pencipta semata. Raina selalu berfikir mungkin sekarang belum di beri olehnya. Tapi mungkin suatu saat nanti atau bahkan, tidak sama sekali. Sudahlahhhh

Ayahnya Nazim al-laudin, adalah seorang pedagang kelapa parut di pasar tak jauh dari rumahnya. Dia adalah sosok ayah yang sangat sayang pada Raina. Bekerja dari pagi sebelum fajar muncul dan pulang siang hari untuk melanjutkan pekerjaan sampingannya menjadi tukang ojek.

Sedangkan ibunya Alisyah Hanum, bekerja sebagai pembantu rumah tangga tak jauh dari rumahnya. Setiap pukul 05.00 pagi, Hanum harus pergi ke tempat majikannya itu untuk mengurus beberapa pekerjaan yang harus dia selesaikan setiap pagi, seperti masak dan menyiapkan bekal anak majikannya itu.

Hasil dari keduanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya dan sisanya mereka tabung agar dapat digunakan saat ada keperluan mendadak.

Raina mendapat beberapa beasiswa sehingga membuat biaya sekolahnya sedikit ringan walapun ada beberapa keperluan yang tetap harus di bayarkan.

Raina adalah anak satu satunya dalam kehidupan Nazim dan Hanum. Mereka begitu menyayangi buah hatinya itu. Tetapi bukan berarti Raina anak yang manja.

Rumah mereka tidak terlalu besar dan rapih karna bangunanya memang sudah terlalu tua. Tapi tanahnya sudah milik kedua orang tua raina yang kebetulan diberi oleh saudara Hanum yang sudah pindah ke Jakarta.

Walaupun hidup dalam kesederhanaan, keluarga Raina terlihat sangat akur. Setiap harinya mereka selalu berkumpul untuk makan malam bersama. Walaupun hanya ada lauk tempe dan sayur bayam.

Kesederhanaan memang sering dirindukan oleh mereka, yang tak seutuhnya memiliki keluarga.
Harta tidak bisa dijadikan tolak ukur sebuah kebahagiaan, tapi kasih sayang adalah kebahagiaan tersendiri walaupun harta hanya ala kadarnya hingga sering dihina.

Teruntuk kalian yang tidak seperti lainnya.
Percayalah, Tuhan selalu ada.
Adil dalam menghakimi hambanya,
Memberi tanpa diminta,
Dan menguatkan dalam doa.

*************

Raina punya seorang sahabat yang selalu menemaninya, apalagi mereka sudah bersahabat sejak sd. Selalu saja satu sekolah dengan gadis ini. Dia cantik. Matanya coklat, kulitnya putih, dan rambutnya pirang.

Namanya Fana Ayyunda. Berasal dari keluarga yang kaya. Orang tuanya sibuk mengelola 3 perusahaan terkenal di Bandung dan 2 restaurant besar di Jakarta. Kakaknya seorang pengusaha sukses di Banten. Apa saja yang fana inginkan selalu di penuhi oleh kedua orang tuanya.

Rumahnya besar. Beberapa mobil biasanya diparkir di garasi samping rumah Fana dan tertata dengan rapih. Halaman rumahnya pun lebih besar dibanding rumah Raina. Beberapa air mancur di sekeliling rumah berwarna putih ini membuatnya semakin indah. Kamarnya pun tak kalah bagus dengan seisi rumah mewah milik Fana. Besar, bersih, dan desain beberapa warna membuat nyaman dan betah siapapun yang berkunjung ke rumah Fana.

Walaupun Fana orang kaya, dia tidak pernah menyombongkan harta dan apapun yang dia punya. Apalagi dia tidak pernah pilih pilih teman. Mau kaya atau miskin, menurut Fana itu tidak masalah. Yang penting dia bisa menjadi sahabat fana dan selalu mendengarkan keluh kesahnya dalam melewati berbagai masalah.

Dia seringkali memberi Raina beberapa makanan, baju, dan beberapa barang yang dibelinya. Harganya mungkin mahal bagi Raina, tapi tidak seberapa bagi Fana.

Sepertinya memang uang Fana tidak pernah habis, pikir Raina setiap sahabatnya itu mulai tidak waras. Membelikan ini itu untuk Raina.
Padahal sering kali Raina menolak, tapi Fana memaksa. Apalagi kalau Raina tidak mau menerima pemberian Fana, lihat aja pasti Fana meninggalkan barangnya di teras kecil depan rumah Raina.

"Tok tok tokkk.."

"Iya siapa? Masuk aja." sahut Raina.

"Assalamualaikum ini Fana".

"Masyaallah Fana! Kok banyak begini sih belinya! Siapa yang mau makan fan?". Ucap raina karna melihat Fana membawa banyak macam makanan yang ia tenteng di tangan kanan dan kirinya.

"Raina, menolak rejeki itu dosa tauk!". Katanya setiap kali Raina menyodorkan tangan tanda menolak.

"Udah budek ini telingaku dengar kamu ngomong gitu fan". Raina menjawab.

"Kan aku pengen kasih ke kamu raina, sekalian aku main terus cerita soal Benua. Nanti kalo ga habis buat ayah sama mamamu aja lah raina. Udah aku bawain kok ditolak". Ujar Fana

*********

Benua Nareswara, kekasih Fana Ayyunda. Mereka sudah menjalani hubungan 3 bulan yang lalu sejak Benua mulai menyukai Fana, mendekati dan akhirnya mereka jadian karna punya perasaan yang sama.

Sedangkan Raina, memilih untuk sendiri dan fokus belajar, padahal banyak yang menyukainya. Beberapa orang pernah mencoba mendekati Raina tapi jawaban raina selalu menolak. Mungkin Raina belum menemukan orang yang cocok dengannya.

___________________________________________________

Hallo!! Gimana ceritanya?

Kalo udah baca jangan lupa kasih bintang ya!
Gampang banget caranya, tinggal di klik aja kok:)

Maaf kalo ada kesalahan dalam menulis,
Jangan lupa follow!

Terimakasihh banyakk

Kala & RainaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang