9

5.5K 546 57
                                    

Kita mampir ke hati Mantan sebentar 😁
.
.
.

Saat Dayan menyerahkan profil calon karyawan baru yang akan diwawancara, mataku terbelalak melihat satu nama. Keyka Sakuntala. Kucek foto dan biodatanya. Tak salah lagi. Dia adalah Kika. Perempuan yang kunikahi sepuluh tahun lalu. Lama kupandangi biodata Kika. Tersenyum lega saat melihat status yang ditulisnya.

Proses interview kuserahkan pada Dayan. Dengan sifat Kika, pasti dia akan kabur seandainya melihatku langsung yang melakukannya.

Awal bertemu perempuan itu, aku langsung ilfeel! Jauh banget dibandingkan Arumi. Cuek, galak, tomboy, ditambah judes bin songong kalau bicara. Aku yang ganteng gini aja gak ada gunanya bagi dia. Mana tahan nikah sama cewek model preman kayak Kika!

Untungnya Kika punya pemikiran yang sama. Menikah hanya untuk menyenangkan hati orang tua. Kami sepakat akan menikah untuk kemudian bercerai dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Waktu acara resepsi pernikahan, untuk pertama kalinya aku pangling lihat Kika. Dia kok manis juga. Gak jelek-jelek amat. Lumayanlah gak bikin bosen untuk dilihat sebelum cerai. Apalagi kalau pas rezeki bisa lihat Kika sama rambutnya. Harus sering-sering tarik napas. Godaan berdua di kamar sama anak gadis orang yang sudah halal itu luar biasa!

Makin lama Kika semakin asyik diajak bicara. Dia bisa jadi teman yang menyenangkan. Bukan hanya ngomong urusan desain miringnya Menara Pisa di Italia, tapi juga sampai masalah sepak bola. Beda sama Arumi. Ngomongnya gak jauh dari model baju sama gosip artis.

“Kalau ada cinta tak bersyarat, itu hanya terjadi dalam sepak bola. Contoh para bobotoh Persib ini. Gak peduli Persib kalah atau menang, jadi juara atau nyungsep di urutan paling bawah, tetep aja mereka cinta. Kadang mulut memaki-maki, tapi hatinya tetep dukung setengah mati,” kata Kika waktu kami melihat langsung laga Persib lawan Persija di Stadion Siliwangi.

Kika juga mau diajak capek mendaki bukit dan bermalam di tengah hutan. Kalau Arumi, pasti menolak setengah mati. Takut kulitnya gosong terpapar matahari. Mintanya pasti jalan ke Mall sama nginep di hotel. Tidak akan mau masuk hutan belantara.

Tanpa disadari aku mulai menikmati pernikahanku dengan gadis itu. Aku suka melihat bola matanya yang bergerak-gerak saat berbicara. Juga tawa ngakaknya saat melihat sesuatu yang lucu. Kika sangat menyukai senja. Dan bagiku, wajah kagum Kika saat menatap senja lebih indah daripada senja itu sendiri.

Satu lagi, aku senang berlama-lama menatap wajah polos Kika saat terlelap. Dosa, gak, sih diam-diam nyium istri sendiri? Kalau Kika tahu, aku bisa mati muda dibunuhnya.

Sayang pernikahan itu terjadi begitu singkat. Aku tak berani mengajukan perpanjangan waktu seperti sepak bola. Sepertinya Kika sendiri sudah mantap ingin mengakhiri pernikahannya. Aku hanya bisa bertanya tentang rencana masa depan dan pria seperti apa yang dia inginkan.

Aku mengingat dengan baik semua impian Kika. Aku pun membuat impian yang sama untuk mewujudkan impian Kika. Creative Indonesia kubangun dengan harapan suatu saat Kika bisa menjadi arsitek mewujudkan keinginannya di tempat itu. Juga kupilih gedung yang punya view indah untuk menikmati matahari senja. Aku ingin menjadi pria yang bisa dia andalkan seandainya takdir mempertemukan kami kembali.

Tuhan seakan mendengar doa-doa itu. Kika benar-benar datang sendiri ke kantorku. Aku menemukannya tanpa harus bersusah payah mencarinya. Tapi satu yang kusesali, aku lupa ada gadis lain yang selama ini berada di sisiku. Sekar.

Aku kira bisa melupakan Kika dengan mencoba menghadirkan gadis lain. Ternyata tidak. Waktu lima tahun bersama Sekar tak ada artinya dengan beberapa hari saja pertemuanku dengan Kika. Kenangan itu seakan diputar kembali. Cinta yang sempat ingin kulupakan, tumbuh semakin besar.

Mantan TerbaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang