Berawal Dari Facebook

58 5 3
                                    

Hai hai gue Naima Azzahra, tahun 2010 lalu gue baru kenal yang namanya Facebook, saat itu ceritanya ada temen minta tolong untuk inboxin mantan pacarnya karena dia nggak di bolehin sama suaminya buat hubungin tuh si mantan.

Dia itu seorang guru private yang ngajar anak majikan gue, posisi gue kerja saat itu di jakarta selatan.

Oke balik ke topik ya.

Ini cerita dikit gimana prosesnya bisa sampai punya facebook dan jatuh cinta sama aplikasi ini.

Jadi temen gue ini sebut saja namanya Miss, dia ini tipe istri yang nurut sama suami. Sore itu entah kenapa dia gak langsung pulang kaya biasanya, setelah ngajar biasanya dia basa basi dikit langsung deh cabut. Tapi ini malah ngedeprok istilah sundanya mah, duduk depan gue sambil matanya berkaca-kaca.

"Mbak, bisa minta tolong nggak? Aku lagi bingung ini," kata Miss, sembari meremas baju gamisnya.

"Iya, ada apa Miss? Kalau bisa bantu ya sini aku bantuin," sahutku.

"Jadi gini, mantan pacarku itu kemarin inbox aku, say kabar aja, Mbak. Tapi suamiku salah paham, dia tau orang itu cinta pertamaku." Miss mulai menangis, mengusap airmatanya yang mulai turun.

"Terus, aku harus apa Miss? Duh aku bingung deh kalau urusan orang dewasa."

"Mbak nanti saya buatkan facebook, saya kasih duit buat pulsanya juga, nanti saya ajarkan gimana cara kirim pesan ke orang, mau nggak Mbak?"

Aku terdiam sejenak, berpikir dan mencoba mengerti apa sih facebook? Semacam opera mini atau apa? Otakku sibuk sendiri, anak berusia lima belas tahun, mana paham soal gituan ya kan?

"Mbak! Gimana? Mau nggak bantuin aku? Serius loh, aku kasih upah beneran." perkataan Miss membuyarkan otakku yang sempat teralihkan.

"Iya, gak usah mikir dulu soal upah, Miss. Ajarin aja apa itu facebook ya!" pintaku.

"Oke, nanti malam aku buat dulu. Besok selesai ngajar, kita belajar ya Mbak."

"Heem, sip Miss," kata Gue, sembari mengacungkan jempol dan Miss pun tertawa kecil, terus berlalu pergi menuju mobil sedan imutnya.

Gue melambaikan tangan seperti biasanya saat dia mulai memacu burok besinya.

"Mbak ... Mbak Nai, cepetan ih beresin bekas Anna Less," teriak anak majikanku dari dalam rumah.

"Ya, sebentar Anna. Mbak tutup pagar dulu," sahutku.

Gue kerja disini sebagai asisten rumahtangga sejak setahun lalu, ikut bibi yang jadi babbysitter di rumah ini. Karena majikan Gue galaknya kebangetan, Art yang bertahan disini paling lama cuma dua minggu.

Jadi sekarang apa-apa Gue kerjain sendiri, sebenernya Gue pengen keluar tapi mendadak majikan jadi baik. Sampe Atm aja di percayain sama Gue, tiap bulan buat bayar sekolah anaknya dan gak pernah nanya di pake buat apa aja.

Dan alasan Gue bertahan disini karena gak enak sama bibi yang udah bawa kerja, alasan terakhir adalah Miss yang juga mulai akrab dan ngedidik Gue supaya gak terlalu kampungan.

Iya, Gue inget kok pertama datang ke jakarta penampilan bener-bener kaya upik abu. Udeh item keling, kumal, pesek idup lagi, ehh Astaghfirullah.

Gak gitu juga, pokonya pertama datang kesini emang Gue bloon pake banget, makanya jadi sasaran empuk buat majikan maki-maki Gue.

Awalnya cuma bisa nangis meratapi nasib, kaya di sinetron tv gitulah. Tapi lama-lama mikir juga, ngapain nangis terus. Harusnya Gue bangkit dan kasih bukti ama majikan bahwa Gue gak sebodoh itu.

Perlahan tapi pasti Gue mulai belajar mengerti apa yang majikan mau, tanpa keluar lagi kata makian seperti goblok, tai, isi kebon binatang dan kawan-kawannya. Majikan mulai sayang ama Gue, apalagi pernah tuh ada kasus majikan di telpon orang gak dikenal dan bilang katanya anak dia kecelakaan jatuh dari lantai lima sekolah.

Kebayang kan paniknya majikan Gue kaya apaan, karena Gue juga sayang sama Anna, anak majikan. Secepat kilat Gue meluncur ke sekolah Anna yang gak jauh dari perum, Gue langsung lari ke lantai tiga menuju kelasnya Anna.

Ternyata tuh anak baik-baik aja, malah lagi ketawa ketiwi sama temennya, ternyata Ibunya majikan Gue denger tuh soal telpon dari orang misterius itu. Terus melaporkan kejadiannya ke kepala sekolah, hp Gue masih jadul tapi waraslah buat ambil foto.

Pas Anna lagi jalan sama Neneknya Gue jepret tuh mereka berdua, setelah dirasa kondisi aman. Gue balik lagi ke rumah, ternyata majikan masih nangis histeris.

Gue ambil air dan kasih dia minum terus ditunjukin foto Anna dan Neneknya, setelah dengan jelas ngelihat, majikan Gue mulai tenang.

Disitulah dia mulai sayang sama Gue dan yes sekaligus percaya.

***

Keesokan harinya seperti yang sudah Miss janjikan, beres ngajar dia nongkrong dulu sama Gue di dapur. Majikan tau kalau Miss sayang sama Gue, karena katanya kasihan ama nasib Gue yang masih kecil udah bisa kerja. Ah sudahlah skip.

Dengan telaten Miss ngajarin setiap rinci cara buka facebook dan ini itunya, Alhamdulillah Gue langsung paham.

Malam itu Gue mulai berseluncur di facebook, tapi sebelum jalan-jalan. Tetep donk nuntasin amanat dulu yaitu nginbox mantannya Miss.

Setelah searching dan ketemu nama itu laki, langsung Gue inbox.

"Assalamualaikum Pak. Maaf ini saya Naima temannya Miss Nain, saya dapat amanat katanya tolong bapak jangan hubungi Miss lagi, soalnya suami dia tidak suka. Terimakasih ya." pesan terkirim.

Saat itu mana Gue tau perbedaan pesan terkirim atau belum, setelah nginbox Gue ngeloyor aja pergi dan mulai add temen-temen.

Ternyata facebook itu seru bisa komentaran, upload foto dan segala macam. Gue mulai centil saat itu, selfa selfie syantik demi like banyak dan pujian, tentunya dari kaum cowok.

Saat itu temen Gue hampir semuanya  cowok dan terus ngegodain Gue. Jelas aja Gue seneng banyak yang muji, sejak saat itu mulailah Gue ngalay.

Tebar no hape, lagi apa aja buat status, sampe makanan aja difotoin. Kadang kalo kesel Gue buat curhatan panjang lebar dan di respon sama para cowok gombalers.

Makin hari makin gak enak kalau gak buka facebook, yang Gue rasain itu kaya kecanduan. Sehari nggak bikin status atau upload foto rasanya tangan gatal banget.

Meskipun belum gajian Gue tetep berusaha loh ngisi pulsa, supaya facebook jalan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sobat KadutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang