Dua minggu berlalu sosok Andrew menghilangkan bagaikan di telan bumi jika biasanya ia akan mengunjungi Bu Wilma di siang hari dan bermain dengan Camelia kali ini laki-laki itu benar-benar tidak menampakkan batang hidungnya, tanpa sadar diletakkannya tangan di dada nya 'rindu' itulah yang Kirana rasakan.
Kirana tidak mendapat kesempatan untuk mengasihani diri sendiri terlalu lama Camelia sudah rewel selama tiga hari terakhir selera makannya yang besar ikut memudar, hidungnya tersumbat dan kemudian hari ini mulai terserang batuk.
Dengan berlalunya hari Kirana memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan fokus pada kesehatan Camelia, kecemasan akan kelahiran bayi ini yang prematur membuat keputusan untuk menjaga nya
Camelia merengek dengan muka pucat serta demam dengan gelisah Kirana mondar-mandir mengendongnya untuk menenangkannya, dokter hanya menyarankan untuk memberinya obat penurun panas.
"Kau mau kemana...?"
'Suara itu oooh....' Kirana lega ketika mendengar suara Andrew yang tiba-tiba saja datang saat dirinya ingin membawa Camelia ke rumah sakit
"Camelia sakit..!" Jawab Kirana dengan cemas
"Kau sudah memberinya obat turun panas..?"
"Sudah...aku bahkan membawanya ke dokter klinik dan hanya disarankan untuk memberikan obat penurun panas tapi.... Sudah 3 hari ini demamnya belum juga turun dan mulai batuk...aku cemas..!"
Penjelasan Kirana yang panjang diiringi dengan genangan air mata membuat Andrew segera harus bertindak
"Hayoo.... Masuk ke dalam mobil aku akan mengantarmu...!"
Selama di perjalanan Kirana hanya memeluk erat Camelia yang membuat jari jemarinya menjadi pucat
"Tenanglah.... Kau memeluknya terlalu erat Ki... Kasian Camelia...!" Ujar Andrew
"Tapi Drew, Camelia akan kedinginan nanti dan kau tahu kan bayi ini lahir prematur aku takut... Paru-parunya....!" Isak Kirana
"Aku tahu...aku tahu... tenanglah buat dirimu nyaman agar Camelia juga merasakan aman... Sebentar lagi kita sampai di rumah sakit...!"
Camelia terus menangis dan batuk membuat Kirana terus mengelus-eluskan dadanya sambil membisikkan kata-kata sayang dan mengayunkannya agar tenang sampai di rumah sakit Andrew mengarahkan ke poli anak tempat kenalannya bekerja
Kirana terus meracau saat dokter mengambil Camelia untuk di periksa hingga Andrew mendorong nya untuk duduk dan memeluk erat tubuhnya agar tenang tanpa mengingat kejadian yang terjadi diantara mereka Kirana membalas pelukan Andrew
"Nah ini dia...Selesai... Sepertinya terserang flu beberapa hari membuat lendir nya bertambah dan nafasnya terganggu menimbulkan sesak nafas bukan karena paru-parunya...!"
"Terima kasih dokter... Aku tadi takut sekali..!"
"Wajar jika ibu muda apalagi anak pertama akan panik, selama masih ada ayahnya yang menjaga pasti akan baik-baik saja... Bukan kan begitu ayah...?"
Mendengar kalimat dokter itu membuat Andrew tersipu malu dan beranjak untuk mengendong Camelia yang masih terisak-isak dengan nafasnya yang sudah kembali normal
"Sediakan alat anti kelembapan udara dikamar agar tidak menjadi lembab dan berikan vaporub sejenis balsem anak didadanya jika kembali sesak saya akan memberikan obat batuk ringan yang akan membuatnya tidur lebih lama selama tiga hari jika masih demam berikan aspirin cair untuknya...!"
Setelah menebus obat dan kembali kerumah Kirana duduk di sofa dan menyenderkan kepalanya sambil memejamkan mata... 'Ini hari yang melelahkan' sampai ia terbangun oleh kecupan di pipinya, dibukanya mata dan melihat Andrew berjongkok di depannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Buta Kirana Larasati
RomanceKirana Larasati bersumpah tidak akan mengulangi kesalahan adiknya, Jasmine. Pernikahan impian Jasmine dengan ahli waris keluarga Handoko yang kaya raya dan berkuasa telah merubah menjadi mimpi buruk. di siksa baik secara fisik maupun secara mental o...