"Yang mulia! Tolong selamatkan anak kami!!"
Di hari yang sangat berkabung akan suatu musibah yang menimpa Kerajaan Liberia, seorang ratu datang sambil membopong anak laki-lakinya yang sedang sekarat, diujung kematian anaknya, ratu itu menangis sambil bertekuk lutut di hadapan seorang gadis bertanduk dan bermata merah yang tengah duduk di singgah sananya. Ratu itu terus memohon-mohon padanya untuk menyembuhkan penyakit anak satu-satunya, derai air mata yang tak hentinya mengalir menandakan sebuah kesedihan yang mendalam karena ia tak ingin kehilangan putranya.
Melihatnya putus asa, pemimpin Iblis itu tersenyum sembari memasang wajah sadisnya, ia pun tertawa.
"Hahahaha!!! Apa Anda pikir aku mau menyelamatkan nyawa anak itu? Lalu, kalau pun aku mau.." Perempuan iblis itu menghentikan ucapannya dan kembali menyeringai, "Apakah Anda bersedia untuk menjadikan anak itu sebagai budakku?"
Sebuah persyaratan yang begitu berat bagi seorang ratu ketika anaknya harus menjadi seorang budak untuk Pemimpin Iblis itu, namun, demi menyelamatkan nyawa anaknya ini..
Ia rela melakukan apapun demi anaknya..
"Saya.. Bersedia menyerahkan anakku sebagai budak yang mulia, asalkan anak ini selamat.."
"Hah! Manusia memang bodoh ya, mereka rela mengorbankan apapun demi keserakahan. Baiklah! Akan ku kabulkan!!"
Saat itu, Pimpinan Kerajaan Liberia telah resmi terikat dengan perjanjian seumur hidup kepada Kerajaan Iblis, sebagai gantinya Kerajaan Liberia harus menyerahkan anaknya sebagai budaknya. Meskipun demikian, Pemimpin Iblis yang terkenal kejam dan memiliki hati yang sangat dingin itu memilih untuk tinggal di dalam Kerajaan Liberia, sebagai gantinya, Kerajaan Liberia harus memberikan fasilitas dan pelayanan istimewa untuk dirinya.
Ratu dan Raja Liberia awalnya merasa ragu dan terancam akan suatu keputusannya itu, jika berpikir secara logika bahwa seorang iblis yang sangat mengerikan tinggal di Istana Liberia, tentunya akan merasa terancam dan takut jika gadis iblis itu akan mengacaukan kedamaian Liberia. Bisa dikatakan secara langsung, Raja dan Ratu Liberia ibarat memasukan racun ke dalam makanannya sendiri.
"Kenapa yang mulia ingin tinggal di Istana kami?" Tiba-tiba seorang laki-laki paruh baya itu bertanya, melihat laki-laki itu memakai mantel khas kerajaan dan memakai mahkota di kepalanya, dia pasti rajanya.
Violet melirik Sang Ratu yang duduk di samping Raja, sambil menundukkan pandangan tak berani melihat wajahnya, ia langsung menyeringai.
"Ini sangat lucu sekali! Kalian yang memiliki jabatan tinggi, bahkan sampai memanggilku 'Yang Mulia' Aku memang hebat! Hahah!"
"...." Sang Raja dan Ratu Liberia tak berkutik ketika mendengar suara tawa sadisnya, mereka hanya bisa terdiam sembari berpikir keras agar kerajaan Liberia tetap aman dan damai.
"Dengar." Violet tiba-tiba mencondongkan wajahnya ke arah mereka, ia pun kembali berkata, "Kekuatanku kini ada di dalam tubuh anak itu, meski hanya setengahnya atau secuil pun. Tanpa kehadiranku dia akan kembali kesulitan bernafas, karena tak bisa mengontrol kekuatannya, dia akan lepas kendali dan.." Sengaja ia menghentikan ucapannya sejenak, lalu berbisik ke telinga raja dan ratu, "Mati.."
KAMU SEDANG MEMBACA
You are mine
FantasySebuah perjanjian yang telah ditentukan oleh keluarga kerajaan Liberia dengan seorang Pemimpin Kerajaan Iblis yang akan menyelamatkan nyawa anak dari Kerajaan Liberia yang sedang sekarat karena suatu penyakit mematikan, dengan cara membagi kekuatann...