Kaget

8.5K 1K 207
                                    

"Eh? Nggak, bukan gitu maksud gue. Bukannya gue nggak suka atau benci atau apa, don't get me wrong. Gue bener-bener gak masalah kok sama itu karena adek gue pun bagian dari mereka. So, I'm totally okay with that. I'm not a homophobic." Jawab Wonwoo kemudian tersenyum dan meminum jus jeruknya. Mingyu pun menaikkan sebelah alisnya kemudian menatap dalam kedua obsidian mahogany Wonwoo lalu mendekat ke arah lelaki itu dan berbisik,

"Trus, kalo gue bilang gue suka sama lo... gimana?"


{}


Pppffffrrrrtttttttt!!

Wonwoo sontak menyeburkan minumannya ke wajah Mingyu karena terkejut mendengar ucapan tiba-tiba dari lelaki tersebut. Korban yang disembur pun hanya terdiam di posisinya sembari memejamkan matanya karena terkejut akibat serangan basah mendadak tadi. Ia lalu tersenyum kecut kemudian mengelap wajahnya dengan telapak tangannya sedangkan Wonwoo kini tengah panik sebab ia baru saja menyadari perbuatannya.

"Eh sumpah Mingyu! Sorry, gue nggak sengajaaa, aduh gimana ini?" Wonwoo kemudian berinisiatif untuk mengambil tisu dan mulai mengelap wajah Mingyu dengan panik. Mingyu yang merasa bahwa perbuatan Wonwoo itu berlebihan pada wajahnya tanpa sadar menggenggam pergelangan tangan Wonwoo dengan tujuan supaya lelaki itu menghentikan kegiatannya.

Dan benar saja, Wonwoo sontak berhenti dan Mingyu pun kemudian membuka kedua matanya. Mingyu berani sumpah, pemandangan wajah Wonwoo yang berada dibalik kacamatanya benar-benar membuat tubuh Mingyu seperti meleleh saat itu juga. 

Sadar bahwa kedua pergelangan tangannya berada di dalam genggaman erat Mingyu, Wonwoo sontak menarik kedua tangannya dengan cepat dan kembali di posisi duduknya semula. Apalagi mengingat ucapan aneh dari Mingyu beberapa saat yang lalu, hal tersebut membuat Wonwoo merasa sangat tidak nyaman kali ini. Mingyu saat ini tengah mengelap wajahnya sendiri dengan tisu kering. Meski sedikit lengket, tetapi ia masih ok dengan itu. 

"Gyu... lo nggak serius kan sama omongan lo yang tadi?"

"Hm? Emang ada yang bilang serius?" Mendengar ucapan Mingyu, Wonwoo menghela napas lega. 

"Mmm... gak ada sih,"

"Tapi kalo lo mau diseriusin mah ayo aja sih, Won." Wonwoo melotot. Ia pun dengan tanpa sadarnya menarik rambut Mingyu gemas yang membuat sang empunya memekik kecil.

"AAW! Won! Sakit kali!"

"Bacot, gue mau kelas. Bye."

Sedetik kemudian, Wonwoo sudah menghilang dari pandangan Mingyu. Ia meninggalkan Mingyu dikarenakan dua hal. Yang pertama waktu sudah menunjukkan pukul satu kurang lima dan yang kedua karena Wonwoo tiba-tiba gugup sehingga ia memutuskan untuk menghindar.

Mendengar jawaban sebelumnya dari Wonwoo, sebenarnya Mingyu jadi ingin mengungkapkan perasaan sukanya saat ini juga. Tetapi Mingyu tidak bodoh sebab ini terlalu cepat untuk mengungkapkan perasaan sukanya yang bahkan menurutnya hanya sebatas kagum saja pada lelaki itu. Sama seperti kebiasaan lamanya yang selalu kagum pada orang yang berkacamata tetapi sama sekali tidak pernah menjalin hubungan yang serius.

Well, jujur Mingyu sangat menyukai wajah Wonwoo dan sejauh ini ia juga sangat menyukai personality Wonwoo ketika berbicara dengannya. Tapi bagaimana jika ia mengungkapkan perasaannya sekarang dan lelaki itu malah menjauhinya? Mereka kan baru mengenal dua hari. Oleh karena itu, Mingyu hanya menjadikan hal ini sebagai candaan saja sampai ia bisa memastikan bahwa perasaannya itu bukanlah main-main.

Drrttt... drrttt... 

Getaran ponselnya membuat lamunan Mingyu terhenti. Ia pun segera mengangkat telepon yang ternyata berasal dari Seungcheol tersebut.

Denialism | Meanie [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang