Prolog

15 0 0
                                    

Dor.. dor.. dor...

Terdengar sebuah tembakan yang mengema di sebuah gedung tua pingiran kota. Di dalam gedung, terlihat seorang gadis berambut hitam dengan topeng rubah. Ia mengenakan sebuah kimono berwarna putih pendek dan memegang 2 buah pistol di tangannya. Pakaian gadis itu berlumur darah, sementara di sekitarnya ada banyak polisi yang tidak sadarkan diri.

Gadis itu tersenyum, mata merahnya bersinar dalam kegelapan, memberikan kesan kejam pada penampilannya yang mempesona seperti rubah, “Inilah yang terjadi jika kalian ingin bermain denganku.”

Setelah dia mengatakan itu, seorang lelaki bertopeng rubah dan berusia sekitar 20 tahun muncul di belakangnya. Ia juga berambut hitam dan bermata merah seperti gadis di depannya. Ia mengenakan jaket putih dengan dalaman hitam dan sebuah syal berwarna hitam berkibar di bahunya, “Foxy berhenti bermain! ada banyak polisi yang mulai mendekati lokasi kita.”

Gadis yang dipanggil foxy itu berbalik dan berjalan kearah pemuda berambut hitam di belakangnya, “Baiklah, saya selesai” ia berkata acuh dan melemparkan sebua kartu bergambar rubah putih dengan mata merah secara sembarangan.

Lelaki itu terkekeh, ia melihat ke arah salah satu polisi yang masih sadarkan diri meski terluka parah.

“Kalian ingin bermain? Kalau begitu ayo bermain!”

“Akan kuberi 1 petunjuk! Tujuan kami selanjutnya adalah Tokyo Akademi High School. Aku ingin melihat apakah kalian yang akan menangkap kami lebih dulu, atau kami yang membasmi kalian semua.”

Setelah mengatakan itu dia pun berbalik dan menyeret foxy bersamanya. Mereka kemudian pergi meningalkan lokasi tersebut dan menyatu dalam kegelapan malam.

Tidak lama setelah kepergian mereka berdua, sekelompok polisi segera mengepung tempat itu. Mereka memasuki gedung dan melihat genangan darah dan tubuh para tim pengejar. Ini benar-benar sebuah pembantaian!

Setelah menelusuri para korban, tidak ada yang meninggal. Namun semuanya terluka parah. Masing-masing dari mereka memiliki luka tembakan dan patah tulang.
Mereka menjelajah sekitar menemukan seseorang yang bergerak lemah.

Ia sadar, namun nafasnya begitu lemah. Polisi yang melihat hal itu segera berteriak, “Kapten!! Disini ada yang masih sadar!”

Seseorang yang dipangil kapten itu adalah pemuda berusia 22 tahun dan berkulit putih, berambut hitam dan memiliki mata tajam berwarna hitam. Pemuda itu tampan dan memakai setelan jas berwarna hitam.

Ia segera bergegas ke arah korban yang masih sadar itu dan memeriksa detak jantungnya, “Bawakan tandu, Cepat!” perintahnya.

Polisi yang masih memiliki sedikit kesadaran itupun melihat ke arah kapten muda itu dan meraih lengannya. Kenzie mendekatkan telinganya ke arah polisi itu Ia mengatakan sesuatu melalui gerakan birbirnya dan akhirnya kehilangan kesadaran.

Tanpa menunggu lama, sebuah tandu dibawa ke arah korban yang masih hidup itu, ia kemudian diangkat pergi oleh para petugas medis dengan ambulan.

“kerja bagus” ucapnya datar kepada polisi di depannya.

Ia kemudian menyusuri gedung itu dan menemukan sebuah kartu bergambar rubah hitam engan mata merah. Ia mengambilnya, ini adalah ciri khas kedua buronan mereka, White Fox. Mereka tidak hanya mencuri uang atau barang langkah lain, mereka bahkan berani membunuh seorang pejabat pemerintahan.

Ia menatap tajam pada kartu di tangannya dan berjalan keluar dari gedung. Ia memikirkan tentang apa yang dikatakan polisi yang terluka sebelumnya. Ia tidak tau permainan apalagi yang sedang direncanakan oleh White Fox kali ini. Sebagai seorang anggota FBI ia benar benar dibuat sakit kepala oleh penjahat kecil ini.

Di tempat lain, disebuah rumah mewah yang berada di pusat kota Tokyo, ada 2 sosok remaja duduk di sebuah kamar bernuasa putih dan elegan. Yang satunya adalah seorang gadis berusia 17 tahun dan yang lainya adalah pemuda berusia 20 tahun.

Gadis itu duduk di kasur dan memegang sebuah boneka rubah berekor sembilan. Sementara pemuda tadi duduk tidak jauh dari gadis itu dan bermain komputer.

Ya.. kedua remaja itu adalah kriminal yang paling dicari dan membuat sakit kepala kepolisian. Siapa yang menduga bahawa pembunuh yang memulai debutnya 2 tahun lalu merupakan seorang remaja yang masih bersekolah.

Gadis di kasur mengerucutkan bibirnya dan berucap dengan sebal, merasa terabaikan.

“Kakak, apa rencanamu?”

“Rencana apa maksudmu?”

“Kenapa kau menunjukan sekolahku kepada mereka?”

Pemuda itu menyeringai, “Aku bosan” balasnya singkat.

Gadis di kasur melihat pemuda yang dipangil kakak itu dengan tatapan tidak percaya. Ia adalah saudara kandungnya, namun dia menggunakan kehidupannya sebagai permainan?  Itu sungguh luar biasa.

“Kau bercanda bukan?”

“Tidak, bukankah kau menginginkan tantangan?”

pemuda itu berbalik dan menoleh kepada gadis di tempat tidur, “Apa kau takut Azalea?”

Gadis yang dipangil Azalea itu semakin mengerucutkan bibirnya, “Siapa yang kau bilang takut? Aku tidak takut apapun!!”

“Tenang saja, aku akan melindunggimu” acuhnya.

“Bukan itu masalahnya! Haah... ayah pasti akan marah lagi.” Ia menghela nafas.

Pemuda itu menjawab acuh, “Siapa peduli?”

Ia kemudian berjalan  ke arah tempat tidur dan berbaring, “Aku lelah, kembalilah ke kamarmu sendiri”

Twitch, Azalea menatap tajam pemuda yang berbaring di sebelahnya. Ketika mereka melarikan diri yang membunuh semua polisi di gudang adalah dia, seharusnya dia yang mengatakan itu. Dia kemudian melempar bantal di dekatnya kearah pemuda tadi.

“seharusnya aku yang mengatakan itu” balasnya kesal.

Namun dia tetap melangkah pergi dan kembali ke arah kamarnya sendiri. Untungnya kamarnya berada tepat di sebelah kamar saudaranya, jadi dia tidak perlu berjalan jauh.

Dikamarnya, Azalea  merenung dan menatap kedua tangannya sendiri.
Itu adalah tanganyang halus dan seputih salju. Ia tidak tahu kenapa tangannya tetap halus ketika dia telah berlatih beladiri.

Tangan di hadapannya adalah tangan remaja berusia 17 tahun, namun tangan itu juga yang telah merengut nyawa ratusan orang. Dia tahu, sejak ia setuju untuk memasuki tempat itu, kehidupannya tidak akan lagi sama. Namun dia tidak menyesal! Hidup itu kejam, jika kamu lemah maka kamu hanya akan menjadi makanan bagi mereka yang kuat.

My Little KitsuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang