SEVENTEEN

6.9K 315 1
                                    

David melihat putranya yang sedang duduk diruang tunggu. Tepatnya didepan IGD. Dia mendapatkan kabar dari putranya. Alea masuk kerumah sakit.

"Ayah.." Revan melihat David menghampirinya dengan rahang yang mengeras.

Bugh!

Tubuh Revan tersungkur di lantai akibat pukulan dari Ayahnya.

"Apa yang terjadi dengan Alea, Hah?!" Kata David marah. "Ayah sudah bilang sama kamu. Jaga Alea dengan baik"

Revan menunduk. "Maaf Ayah.." Lirihnya pelan.

"Ayah bosan dengar maaf dari kamu" desis David.

"Maaf Ayah. Kami sempat bertengkar" akhirnya Revan mengakui semuanya. "Ini semua salahku, Ayah"

David tidak menjawab. Hanya menatap putranya dengan amarahnya. "Ayah, sudah dong. Ini dirumah sakit" bisik Ratna mengusap lengan suaminya yang sedang emosi.

David menghela nafas dengan kasar. Menatap wajah putranya yang sedikit lebam akibat pukulannya terlalu keras.

"Revan. Bersihkan dirimu dulu. Biar Ayah sama Ibu jaga Alea. Nanti kamu balik kesini lagi" ujar Ratna.

Revan tidak membantah. Lelaki ini langsung berdiri. Pamit kedua orang tuanya.

Melihat dokter keluar dari ruangan IGD. Membuat kedua orang tua Revan menghampiri dengan perasaan khawatir.

"Bagaimana keadaan calon menantu saya?" David bertanya dengan tegas. Rahangnya masih mengeras. Sepertinya amarahnya belum mereda.

"Nona Alea sudah kami tangani dengan baik. Hanya saja, nona Alea mengalami benturan bagian kepalanya."

David menganggguk. "Syukurlah. Terimakasih dokter"

Dokter itu mengangguk. "Saya akan mempersiapkan kamar inap buat nona Alea. Saya permisi dulu" pamitnya. David memberi ruangan buat dokter itu.

Ratna menghela nafasnya. Merasa lega mendengar apa yang dikatakan dokter tadi.

"Syukurlah Ayah. Alea baik-baik saja" ujar Ratna sembari mengelus dadanya. Perasaan sungguh lega. Dia sangat sayang dengan Alea. Alea sudah menganggap putrinya.

Beberapa menit kemudian. Alea sudah berada di kamar inap. David menatap Alea yang sedang tidur dengan pulas.

"Dia belum bangun ya, Bu?" David tanya dengan istrinya. Perasaan masih khawatir.

Ratna mengangguk. "Iya Ayah. Sabar ya.." tangannya mengusap lengan suaminya.

David melihat jemari Alea bergerak. Spontan dia mendekat Alea dengan cepat. Meminta istrinya memanggil dokter.

Alea membuka matanya secara perlahan. Merasa nyeri bagian kepalanya. "Ssshh..."

"Alea.." panggil David. "Tahan dulu. Jangan duduk ya. Ayah panggilkan dokter.."

"Aku dimana?" Pandangannya melihat disekitar ruangan yang bernuansa putih. Mencium bau obat-obatan. Melihat tangannya sudah ditancap infus. "Dirumah sakit ya?"

David mengangguk. "Iya. Kamu dirumah sakit. Masih sakit kepalamu?"

"Sakit.." Lirih Alea membuat David cemas. "Mas Revan dimana?"

David mendengus kesal. Lagi-lagi kenapa harus mencari Revan. Hendak menjawab pertanyaan Alea. Namun dokter sudah datang terlebih dahulu.

"Permisi, Saya harus memeriksa kondisi Nona Alea" David mengangguk. Dia mempersilahkan dokter itu mendekat Alea.

"Ada keluhan?" Tanya dokter. "Kepala saya masih nyeri.." keluh Alea.

Dokter mengangguk dan menjelaskan pada David. Tentang kondisi Alea dengan detail.

PAIN OF LOVE [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang