Beberapa kali Rangga mendengar selentingan bahwa Karin sering kali menangis. Mereka berfikir bahwa dirinyalah pembuatan air mata Karin yang terus bercucuran. Tidak peduli orang mau berkata apa, yang terpeting memang bukan dirinya yang membuat Karin menjadi seperti itu. Diakuinya absen menjemput dan mengantar Karin pulang untuk beberapa minggu karena disibukkan perlombaan anggar membuat perubahan besar yang sama sekali tidak diketahui Rangga. Perubahan pertama yang masih belum diketahui Rangga adalah penyebab Karin menangis sendirian di pinggir kolam selama satu jam.
Sebenarnya saat itu Rangga mengikuti Karin yang dipanggil dari lorong kelasnya, namun Karin sama sekali tidak mendengar panggilannya. Semakin jauh semakin cepat langkahnya dan mendengar ada suara isakan dari Karin. Hanya mematung dan terus saja mematung di tengah kolam itu. Hingga Rangga pun tersadar isakannya semakin keras dan kedua rahangnya ikut bergetar. Meskipun Karin menutupi tangisannya di tengah hujan lebat, Rangga merasakan ada sesuatu yang selama ini Karin sembunyikan. Mulutnya terkunci rapat ketika Rangga menanyakan kejadiaan saat itu. Karin terus berkilah karena melihat kucing bermata hijau di rumahnya mati tertabrak mobil tetangganya. Rangga tidak bodoh, dia tahu mana alasan yang masuk akal dan alasan yang terlintas dipikiran Karin. Terus dan terus mengubek fakta meskipun hanya melalui dunia maya, namun apa daya Karin terus berkilah hingga membuat Rangga pasrah.
Tttokk.....ttttokkkk.....tttooookkkk
Semua mata teman kelas Karin menoleh ke arah sumber suara, bibir pintu kelasnya. Tak nampak siapa sebenarnya yang mengetuk pintu. Kemudian dari arah sumber suara muncul 2 buah ice cream choco hazelnut. Hanya 3 orang dari kelas itu tahu siapa pengetuk pintu kelas sebenarnya dan untuk siapa ice cream itu diberikan. Namun beberapa cewek masih penasaran siapa orang itu dan berbisik berharap ice cream itu untuknya. Tak lama kemudian, wajah orang itu muncul dengan senyuman manis seperti biasa. Karin hanya bisa tertawa geli melihat perilaku Rangga yang tak pernah berubah. "Percuma udah ada yang punya, cus kantin yuk," salah satu dari wanita yang berbisik di sebelah Karin.
"Gimana, sukses?" tanya Karin pada cowok yang disebelahnya, namun matanya fokus pada ice cream yang diberikan cowok itu.
"Sukses dong."
Rangga mengacak puncak rambut Karin dan sama sekali tidak memperdulikan dirinya. Nampak Karin yang semakin sibuk dengan ice cream yang akan meleleh. Baginya tak peduli kali ini Karin tak menganggap dirinya, yang terpenting cahaya hidupnya kembali utuh. Senyum manis yang biasanya menjadi alasan utamanya kembali muncul.
"Ngga, akhirnya sekarang aku tahu," tatapan Karin kali ini tepat dikedua manik Rangga.
"Apa?"ucapnya setelah menyelesaikan ice cream, dan kini kedua manik matanya saling menatap satu sama lain. Sorot mata yang keluar dari Rangga lebih ke arah menggoda pacarnya.
"Aku tahu tanggal ulang tahunmu, tanggal 23 Desember. Bener kan?" ujar Karin dengan begitu bangga menemukan sesuatu yang terus disembunyikan Rangga.
Bukan senang yang terpancar dari raut wajah Rangga. Rasa pilu yang sengaja di pendam dalam-dalam selama beberapa tahun. Dicobanya ditutup rapat-rapat tanpa ada celah sedikitpun. Tersimpan rapi hanya ada dalam kenangan manis, namun tercemar menjadi kenangan pahit diingatnya. Mencoba tegar di setiap tanggal itu tahun demi tahun. Hampir saja dilupakannya kenangan itu. Apa daya, semua tersimpan rapi dan saat ini yang sengaja mengoreknya satu persatu dan semakin dalam.
Matanya terkulai, bibirnya berkedut, rahangnya menegang, kerongkongannya terasa kering saat itu juga. 1 kalimat yang membuat mimpi buruknya kembali terngiang kejadian demi kejadian. Yang akan sulit dilupakannya untuk beberapa waktu kemudian. Sekuat tenaga menahan genangan air yang tampak ingin jatuh. Tak ingin memperlihatkan kesedihan di depan Karin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Datang,., [END]
Teen FictionKarena Cinta Bukan Obsesi "Tapi kan gue masih punya Reivan." ucapannya terlontar begitu saja. "Lo masih belum punya ikatan, plis deh. Dia cuman cinta bayangan lo. Lo emang cinta, tapi si Reivan?" FIRST LOVE??!? Mungkin banyak orang sudah merasakan a...