Proloque

582 98 23
                                    

Vote sebelum membaca, dan jangan lupa memberikan komentar

Jennie menatap bosan ke sekelilingnya. Mencoba tersenyum dengan rentetan gigi-gigi kecilnya di depan semua orang ternyata bukanlah perkara yang mudah. Dia jenuh dan juga lelah, rasanya ia sangat ingin melepaskan heels hitam yang sedang ia kenakan dan menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya.

"Apakah kau merasa lelah ? Kita bisa menghindari pesta ini jika memang kau tak ingin berdiri disini berlama-lama" kata pria yang sedari awal sudah berada di samping wanita itu, ia dapat merasakan jika wanitanya sangat tidak nyaman sedari pesta dimulai.

Dia Yoongi--tunangannya.
Awalnya Jennie masih merasa ragu dengan pernungannya. Mereka hanya sepasang manusia yang terjebak pada sebuah pertunangan konyol. Ayah Jennie mengatakan jika Yoongi adalah pria yang pas untuknya, pria itu tampan, mapan dan juga berasal dari keluarga terpandang seperti dirinya.

Tetapi pada akhirnya dia selalu belajar bagaimana untuk mencintai pria putih pucat itu. Karna dia juga yakin bahwa pria itu juga melakukan hal yang sama seperti dirinya--belajar untuk mencintai satu sama lain.

Banyak orang yang mengatakan bahwa mereka adalah pasangan terpanas di abad ini. Kenapa tidak ? Jennie adalah seorang model profesional kelas dunia yang memiliki latar belakang yang sangat ciamik. Begitu juga dengan Yoongi yang merupakan seorang taipan berkenegaraan perancis yang memiliki bisnis di bidang eksport import yang sudah diakui dunia keberadaannya.

"Ya, aku lelah. Aku ingin menghirup napas segar diluar."

"Baiklah, ayo aku temani." Tangannya melingkar di pinggang wanita itu sembari menuntun tubuhnya keluar dari kerumunan orang-orang tersebut menuju taman yang ada di belakang gedung tersebut.

Yoongi mendorong tubuh Jennie ke sebuah pohon besar. Suasana taman tersebut cukup sepi dan juga gelap karena penerangan dari lampu-lampu taman yang tertutupi oleh beberapa pohon-bohon yang cukup tinggi.

"Apa yang ingin kau lakukan, Yoongi ? Sebaiknya kita duduk di kursi itu saja. Aku lelah." Ucap Jennie sembari menunjuk sebuah kursi panjang berwarna putih di tengah taman tersebut.

Yoongi maju mendekat menghimpit tubuh Jennie semakin menempel pada pohon. Bibir Yoongi menelusup masuk ke dalam perpotongan leher milik Jennie dan mencium aroma buah segar dari sana.

"Jennie, aku sangat ingin bercinta denganmu. Let's make quick sex honey."

"Yoongi, ini bukan tempat yang bagus untuk itu. Kita bisa melakukannya nanti di apartement kita."

Yoongi menyusupkan tangannya ke dalam gaun malam Jennie. Menyentuh kewanitaan Jennie yang masih terbalut panties renda berwarna putih yang dikenakan wanita itu.

"Aku mau sekarang, aku sudah tidak tahan."

Spontan saja Jennie melenguh saat Yoongi berhasil memasukan jarinya ke dalam kewanitaannya.

"Respon yang sangat baik sayang. Aku baru sebentar ternyata vaginamu sudah sangat basah." Yoongi terkekeh. "Atau kau sedari tadi gelisah karna ingin aku masuki ?" Bisiknya.

"Yoongi.. jika kau ingin, lakukan sekarang. Aku sudah tidak tahan."

Yoongi menyeringai lalu mengeluarkan kejantanannya dari dalam resleting celananya.

Yoongi menarik lepas panties yang dipakai Jennie lalu menggesekan kejantanannya pada bibir vagina milik Jennie. Jennie memekik tertahan ketika Yoongi dengan tiba-tiba menekankan kejantanannya masuk ke dalam vaginanya.

"Kau bisa merasakannya Jennie ? Kau bisa merasakan betapa dia menginginkanmu?" Desis Yoongi sembari menghujamkan kejantanannya dengan kasar.

Jennie mengangguk. Menatap mata Yoongi yang sedari tadi memandangi wajahnya.

Tak lama kemudian bibir Jennie mengeluarkan lenguhan panjangnya yang menandakan bahwa dirinya telah mencapai klimaksnya. Beberapa menit kemudian pun disusul oleh Yoongi, pria itu menyemburkan cairan hangat yang telah membanjiri liang vagina wanita itu.

"Terima kasih Jennie, bercinta denganmu adalah hal yang selalu menakjubkan untukku." Kata Yoongi. Pria itu mencium bibir Jennie dengan sangat rakusnya.

Setelah selesai berciuman dengan penuh nafsu mereka merapikan kembali penampilan mereka yang sudah berantakan.

Jennie menarik tangan Yoongi untuk duduk di atas kursi yang sebelumnya ditunjuknya. Dirinya memeluk tubuh pria itu dan menghembuskan napasnya disana.

"Maafkan aku, kau bukan yang pertama untukku."

"Tidak masalah, akupun melakukan hal yang sama."

"I love you, Yoongi."

"I love you too Jennie."

"Permainan yang cukup panas. Sama seperti milik kita berdua di masa lalu." Seringai seorang pria dengan setelan jas hitam yang dipadu dengan celana cinoy berwarna senada. Pakaiannya normal sama seperti orang-orang yang ada di pesta tersebut.

/***/

Yoongi dan Jennie kembali masuk ke dalam pesta. Mereka kembali bertegur sapa dengan orang-orang yang ada disana.

"Aku ingin menyapa kolega-kolegaku yang lain, jika kau ingin bersama temanmu, pergilah." Kata Yoongi, tangannya mengelus lengan Jennie dengan lembut.

"Baiklah, aku akan bersama teman-temanku yang lain. Bye." Setelah mengecup bibir Yoongi singkat Jennie melangkah ke kerumunan wanita-wanita yang seprofesi dengannya.

Mereka bercerita hal-hal yang sedikit konyol dan mengumbar tawa bersama.

"Hei Jennie, siapa pria yang sedang bersama dengan tunanganmu itu ? Apa kau mengenalnya ?"

Kepala Jennie menoleh. Matanya menyipit untuk membuat pandangannya dengan pria itu semakin jelas.

Jantung Jennie tiba-tiba saja berdegup dengan tidak teratur. Ia mencoba untuk mengedipkan matanya beberapa kali, berharap bahwa penglihatannya kali ini salah. Namun tidak, pria yang dilihatnya yang berdiri di samping tunangannya tak berubah. Jennie mengenal pria itu, Jennie sangat mengenalnya.

Jennie mengalihkan pandangannya dari pria itu dan kembali menatap teman-temannya dan tersenyum kikuk pada mereka.

"Tidak, aku tidak mengenalnya."

"Hey kalian tinggal dimana saja selama ini ?" Kata temanya yang lain. "Dia itu Park Jimin, seorang pebisnis minyak bumi. Uh.. aku pikir dia jauh lebih kaya daripada tunanganmu Jennie." Lanjutnya tertawa jenaka.

"Jadi itu yang namanya Park Jimin ? Aku sering mendengar tentang dirinya dari model-model yang lain. Banyak yang bilang jika dirinya itu seorang pangeran ranjang, banyak yang mengatakan jika Jimin sangat senang one night stand dengan para model profesional. Bella Hadid contohnya." Jelas wanita yang sebelumnya bertanya siapa pria itu.

"Hei Jennie, bukankah kalian satu sekolah ? Kau lulusan dari Britannia high school kan ?"

"Y-ya. Tapi aku tidak mengenalnya." Jawab Jennie gugup.

"Apa kau baik-baik saja ? Wajahmu sangat pucat."

"Sepertinya aku sedikit tidak enak badan." Senyum Jennie. "Hellen, apa kau bisa memberi tahukan Yoongi jika aku pulang duluan. Aku tidak enak dengannya. Sepertinya mereka sedang mengobrolkan hal yang serius."

Hellen, wanita yang sebelumnya menanyainya mengangguk mengiyakan. Setelah itu Jennie pamit dan pergi dari gedung pesta itu dengan langkah yang sangat terburu-buru.

'Sepertinya kau sudah mengetahui keberadaanku Jane. Mari kita lihat seberapa tahan kau untuk menghindariku. Aku merindukanmu, aku sangat merindukan sentuhanmu di tubuhku. Cepat atau lambat aku akan membuatmu bertekuk lutut di hadapanku, aku bersumpah.'

Nb: aku nulis emang langsung kelar dari otak gitu aja, jadi kalau banyak bahasa yang agak rancu mohon dipahami 🏳

Lanjut atau udahan nih ?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Amor Del OtroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang