Anne tengah menghadiri jamuan makan malam di kediaman seorang Viscount di distrik Morrison. Viscount Neville adalah seorang pria tua yang baru saja merayakan pernikahan kedua dengan seorang Baroness. Untuk membawa Sang Baroness ke dalam Society, Lord Charles memperkenalkan Sang Viscountess secara resmi. Anak cucu keturunan Lord Charles semuanya telah pindah ke London, dan kediaman yang setiap harinya sunyi malam ini bergemuruh dan bergembira.
Anne berjalan ke meja panjang lalu mengisi gelas kosongnya dengan air limun dan mencicipi sepotong kue kering. Sebenarnya Lord Blake dan Ia datang bersama, namun Viscount Neville meminta Blake untuk beberapa saran pengembangan bisnis lalu keduanya pun menghilang di balik pintu kayu ukir yang tertutup.
Anne mengunyah biskuit jahe yang kedua dengan kesabaran yang tersisa. Seharusnya malam ini hamparan bintang di langit yang tampak dibalik kaca kamarnya menemani tidur Anne yang lelap, namun Ia malah berdiri di sudut ruangan bersandar pada meja bundar yang dipenuhi piring saji dengan aneka kue manis yang menggoda. Anne tidak bisa menahan diri untuk berhenti memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
Duke Morrison baru saja tiba bersama tunangannya, yang sepanjang malam menempel menggandeng lengan Sang Duke. Anne memperhatikan dari jauh, tanaman dan piring saji bertingkat berhasil menutupinya. Anne memilih diam dan tetap bersembunyi. Perutnya sudah penuh oleh kue dan limun, desahan Anne menguap di udara, Ia menahan kantuk hampir terpejam. Ketika kedua matanya membuka, sepasang bola mata kelabu di ujung ruangan tengah menatapnya dan tersenyum samar, sekujur tubuh Anne lantas bergetar. Memalingkan muka, Anne berjalan menjauh tanpa arah.
Mengabaikan jantungnya yang berdebar, Anne melangkah cepat menyusuri koridor yang sepi dan menemukan sebuah pintu besar. Di balik pintu itu terdapat rak yang berbaris rapi dipenuhi buku yang disusun rapi. Anne menutup pintu perlahan dan duduk di sebuah sofa yang menghadap jendela besar tak bertirai. Aroma pengap memenuhi ruangan menandakan ruangan perpustakaan milik Viscount Neville jarang digunakan. Dengan penerangan seadanya, Anne memandangi taman yang dipenuhi pohon bernuansa suram dibalik jendela. Pria tua itu telah lama hidup sendiri sehingga tidak merawat propertinya dengan baik. Anne mencium bau aneh yang membuatnya sedikit pusing.
Suara pintu dibuka membuat Anne terkesiap berdiri dan berbalik. Sang Duke berdiri dibawah sinar lampu yang remang. Suara pintu ditutup kembali, menyusul langkah kaki mendekat perlahan.
"Apa yang Anda lakukan disini, My Lord?" Suara Anne bergema diantara kesunyian.
Sang Duke berjalan melewati Anne dan duduk di sofa yang lain. Kedua kaki disilangkan, pria itu memandangi Anne dari ujung kaki hingga ke atas kepala. "Pesta membuatku bosan. Kuharap ada hiburan menarik yang bisa kau tunjukkan, jadi aku mengikutimu."
Sang Duke menatapnya dalam dan menggelisahkan. Anne berulang kali memalingkan pandangan, senyum di bibir itu amat menggoda.
"Tidak bisa dibayangkan betapa berharapnya Anda, My Lord. Sayangnya tidak ada yang menarik disini selain tumpukan buku beserta aroma aneh yang membuatku ingin bersin."
Sang Duke tertawa lepas. "Aroma afrosdiak. Kurasa Neville menyimpan ramuannya ditempat ini karena jarang dimasuki. Beruntung kita berdua terjebak disini."
Bibir Anne menekuk tidak setuju. "Terjebak? Kau bisa membuka pintu itu dan keluar dari sini."
"Pegangan pintu di dalam sengaja dirusak agar semua orang tidak mau berada di tempat ini cukup lama. Salah satu koleksi Neville tumpah dan menguap. Jika kita tidak menemukan benda itu, kupastikan dalam beberapa menit kedepan pakaian berlapis yang kau kenakan akan jatuh ke lantai tanpa perlu kulucuti." Ucap Lord Barton seraya mengedipkan bahu.
Desahan Anne terdengar sopan ketika memutuskan berjalan menuju pintu dan berusaha membuka pintu tersebut. Sial, ternyata benar terkunci. Umpatnya dalam hati. Yang membuat lebih jengkel, rasa hangat merayap di sepanjang aliran darahnya dan semakin terasa gerah. Ada perasaan ganjil yang merasuki pikirannya, memaksanya menatap pria yang entah mengapa terlihat amat menawan saat ini. Anne memandangi tubuh berotot Sang Duke yang tengah berdiri bersandar pada sandaran sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Sided Love ( The Duke and I)
RomanceBerlatar kehidupan keluarga kerajaan Inggris modern. Anastacia George, putri dari bangsawan kaya raya Phillip George mengira dirinya dinikahi pemilik gelar tertinggi di Distrik Morrison, Lord William Henry Barton The Duke of Morrison atas dasar cint...