Namaku Zefasa Pevilo. Usia ku 17 tahun, malas memperkenalkan diri.
Yang jelas, untuk kalian para pembaca yang baik.
Aku memiliki ayah, ibu, dan adik perempuan yang berumur lima tahun.
Pagi ini, hujan.
Aku cukup malas beranjak dari tempat tidur.
Mama memanggil tanpa henti dari lantai 1.
Lelah mendengar nya, aku segera bangkit dan mengganti baju piama ku dengan seragam.
Apa? tidak mandi?
Malas!
"Hei, kamu tidak mandi?" Tanya papa yang sedang menyantap nasi goreng buatan mama.
Aku hanya mengangkat dua pundak ku, lantas ikut duduk di kursi makan.
"Jorok sekali kamu, ayo mandi!" Tanggap mama yang masih bergulat dengan wajan.
Aku mengambil bekal di atas meja lalu beranjak keluar rumah.
"PAKAI PAYUNG.. HUJAN.. " Teriak papa dan mama bersamaan, sementara aku melihat, adik ku Caca, sedang menatap ku kosong.
Aku berjalan santai tanpa memperdulikan orang tuaku, malas memegangi payung, kalau ada yang mudah, kenapa harus yang ribet?
Masa bodoh buku dan baju ku basah, toh aku sekalian mandi pagi dengan air tuhan.
Aku tiba di depan gerbang sekolah yang masih terbuka lebar, sekolah ini tidak ketat, gerbang sekolah selalu terbuka lebar.
"Fasa gak bawa payung?" Tanya satpam yang sedang duduk di pos nya.
Aku hanya mengangkat bahu dan melanjutkan perjalanan ku.
Ah, dia. Satpam sekolah ku yang baik,namanya Pak Wedo. Selalu pengertian dan membebaskan aku untuk melakukan apa pun.
Sampai di depan pintu kelas, ku lihat jam arloji putih ini, pukul tujuh lewat lima belas menit.
Kakiku melangkah dengan basah kuyup, datang. Lalu mencium tangan guru ku.
"Siapa yang boleh menyuruhmu masuk?" Tanya Bu Popon menatap ku garang.
Aku hanya menatapnya dengan tatapan kosong, lalu berjalan duduk di bangkuku.
"Sa, kok bisa basah kuyup?" Tanya Celo, teman sebangku ku.
"Hujan" Jawab ku simple.
Alih alih mendengarkan Bu Popon, aku tidur di kelas, rasanya lebih nikmat seribu kali dari pada mengerjakan soal matematika.
"Fasa! beraninya kamu tidur! Materi ini penting untuk di pahami!" Teriak Bu Popon di depan sana.
"Ibu sudah mencoba sabar membiarkan kamu masuk di kelas ibu, ibu sudah -"
Biarlah si tua itu mengomel, masa bodoh.
Aku bangkit dari kursiku, dan berjalan keluar dengan badan masih basah kuyup.
"Fasa!" Teriak Bu Popon di dalam kelas, dia hendak mengejarku, aku berlari cepat menghindari hukuman maut nya.
Aku sangat mengantuk, ingin rasanya pergi menjelajah alam mimpi. Tapi, tak ada tempat yang cocok untuk diriku berhibernasi.
Aku hanya ingin sendirian saat tidur.
Memilih lab bukan lah hal yang bagus, sebab pasti ada saja anak cowok yang sedang tidur di sana, membuatku risih.
Baiklah, aku menuju rooftop saja.
Benar, tak ada orang.
Sepi, hanya derasnya hujan yang berusuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
F***ing Life
Teen FictionKadang, aku merasa malas meanggapi berbagai hal yang memang seharusnya tak usah di pikirkan. Hidup ku ya hidupku, aku tahu aku sering kali menyakiti perasaan orang orang di sekitar ku, entah membuatnya sakit hati, atau apalah. Yang jelas, aku ta...