Part 24

1.5K 47 9
                                    

Raka berjalan mondar-mandir gelisah di depan ruangan yang saat ini masih belum kunjung terbuka. Keadaan Kayla yang begitu mengkhawatirkan membuat begitu lama dokter menanganinya, dan sudah terhitung 1 jam ia menunggu.

Didalam hatinya ia tidak tahan untuk membalas perbuatan yang sudah dialami oleh Kayla hari ini. Raka mengepalkan tanganya kuat menahan emosi membuat telapak tangannya memutih akibat kukunya.

Dengan kuat Raka melampiaskan amarahnya dengan tembok dibekalangnya, meninju tembok yang tak bersalah itu dengan kuat. Bodo amat dengan tangannya yang saat ini mengeluarkan darah, karena ini tak seberapa sakitnya yang dibandingkan dengan yang dirasakan oleh gadis mungilnya.

"Percuma kau melampiaskannya dengan tembok, itu tidak akan membuat keadaan Kayla membaik." ujar seseorang yang tak lain adalah Ferry yang baru saja kembali setelah dari sekolah menyelidiki siapa pelaku yang melakukan sekejam itu pada  Kayla.

"Aku menemukan siapa pelakunya." lanjut Ferry.

Raka menatap tajam Ferry."Siapa pelakunya?" dingin Raka.

"Sahabat lo sendiri, Bianca."

Detik itu pun emosi Raka meledak keluar, Raka tak habis fikir sahabat yang ia sayangi dan ia banggakan itu ternyata pelaku yang telah melukai gadis mungilnya.

Awalnya, Raka sudah menuduh jika pelakunya adalah Dicky musuh besarnya, namun ternyata sahabatnya sendiri.

'Shit.' umpatnya kesal.

"Udah kabari keluarganya?" kini Raka menetralkan amarahnya, Karena untuk saat ini ia hanya akan fokus menunggu keadaan Kayla terlebih dahulu.

"Gue sudah kabari keluarganya, terutama Abangnya. Bentar lagi mereka akan datang."

Ceklek

Pintu terbuka menampakkan Dokter berserta suster dibelakangnya. Dengan tergesah Raka menanyakan keadaan Kayla.

"Keadaannya pasien sebelumnya cukup parah, kepalanya yang terbentur keras membuat pendarahan dan untungnya sudah bisa dihentikan. Pasien hampir saja kehilangan kesadaran jika dia telat dibawa dan kalian bersyukur sekarang kadaannya cukup baik. Dan pasien akan dipindahkan di ruang inap." jelas dokter tersebut.

Mendengarnya Raka menghembuskan nafasnya lega, setidaknya Kayla saat ini baik-baik saja.

"Baik, Dok. Terimakasih." ujarnya.

Dokter tersebut mengangguk dan berlalu bersama Suster dan memindahkan Kayla ke ruang inap.

"Tolong jaga Kayla." ucap Raka berlalu.

Ferry bergumam menanggapi ucapan Raka dan berlalu untuk melihat keadaan Kayla saat ini.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tbc..

RaKayla Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang