Si Bangsat Gila ini berani sekali memperlakukan aku seperti ini. Dia pikir dia siapa? Video itu kuperhatikan sekali lagi. Ah sial! Kenapa rekamannya ada di bagian desahan? Sejak kapan dia merekamnya? Aku ingat aku hanya ditarik masuk oleh seorang pria tinggi dan tegap ke kamar gelap yang menakutkan.
Whatsappku memberi pemberitahuan baru. Pesan teks dari nomor tak dikenal: "Sayang...lama tak berjumpa. Apa kau tak kangen denganku? Cepat sekali kau lupa kenangan kita ya? Aku tidak akan membiarkannya. Hmm... Aku masih menyimpan momen kita. Aku masih ingat aroma tubuhmu. Aku masih ingat lembutnya kulitmu dan ahh... aku belum sempat ke bagian itu. Kembalilah padaku!" Kurasakan jantungku berdegup kencang menginagat perlakuannya, bibirku serasa mengingat ciuman panasnya dan dadaku kembang kencut mengingat kembali sentuhannya.
"Dasar Bajingan Gila! Kau kira kau siapa? Berhentilah menggangguku! Kau bukan apa-apa bagiku!" ketikku dengan sekuat tenaga. Tak lama pesanku sudah sampai padanya, pemberitahuan menyatakan dia sedang typing... Cepat sekali dia membalas. " Apa kau tak takut tentang hubungan kita sayang? Aku bisa mengiriminya lebih banyak lagi. Kau bahkan akan disebut si PLayGirl terpanas. Ini bisa mengalahkan video terbaik di Youtube sekalipun. Kau tahu, aksimu lebih memukai dibanding Japanese imut itu. "
Kumatikan ponselku setelah melihat pesan itu. Rasanya ingin teriak seperti terlempar bongkah meteor dari angkasa. Hari ini dia merusak moodku. Tidak! Aku harus fokus dan tetap profesional! Dia bukan apa-apa. Jangan takut Talia! Kau bisa melakukannya. Kembali lagi pada pengetikan berkas Customer minggu ini.
Akhirnya sang waktu memberi tanda bahagia. Kedua jarum jam sepakat hampir membentuk sudut tumpul. Sudah jam 17.00 dan ini kesempatan bagi pegawai untuk pulanga. Langit tampak mendung kutancap motorku dengan kecepatan 50 Km/jam. Tapi di persimpangn jalan, hujan mengguyur dari arah utara. Dengan secepat mungkin kucari tempat untuk berteduh. Rasanya tidak mungkin harus menembus kumparan air ini seperti tumpahan laut dari angkasa saja. Jaketku sudah basah setengah. Tapi aku tak berani membukanya. Di jalan ini cukup sepi. Kenapa tidak ada orang yang melintas ya? Ah, sudahlah. Kalau aku jadi mereka pun aku tak suka berteduh di kios yang sepi ini. Aku memang berada di kawasan kios sedang dalam proses renovasi.
Lama aku menunggu hujan ini berhenti. Tiba-tiba dua orang pria menghampiri tempatku. Hal ini membuatku tidak nyaman. Aku selalu gelisah di dekat laki-laki. Rasanya selalu ada pikiran negatif yang menghantuiku. Langsung saja kutinggalkan mereka. Meski hujan masih sedikit deras aku tak peduli lagi. Kukeluarkan mantel dari bagasi motorku. Sempat mereka mengajak kontak " Sudah mau pigi ya ka? Apa gak tunggu sebentar aja?". Kugelengkan sedikit kepalaku untuk memberikan balasan yang sedikit ramah. Aku tak mau berurusan dengan pria seperti mereka.
Kustater motorku untuk bergegas pergi. Tiba-tiba kedua tanganku ditahan oleh kedua lengan besar seperti tangan gorilla saja. "Hei! Apa maksud kalian?" bentakku. "Maaf ka, kaka harus ikut dengan kami sebentar. Teman kami sedang menunggumu. Jika kakak tidak mau menurut, maka kami akan bermain kasar." Mereka menatapku tajam. Kuperhatikan mereka dengan kemeja putih dipadu jas dan dress plant yang semuanya hitam memang tampak cool. Aku menahan ludah dan napas panjang. Apa dan siapa mereka? Mereka tampak seperti pria bermartabat. Yah, tapi sedikit ngeri saat melihat jasnya tersibak memperlihatkan beberapa pistol tergantung di pinggangnya. Oh tidak! Apa mereka ini BIN atau perampok bersenjata atau polisi atau Gangster? Semua gelar mengalir di kepalaku dan aku sibuk menerka-nerka.
"A9, kau bonceng nona kita. Dan aku akan mengawasi dari belakang!" Hufft.... aku tersingguk sedikit mendengar nama salah seorang pria yang mengambil alih motorku. Nama mereka seperti tipe-tipe ponsel saja. Wkwk.. Tipe ponselku yang Y27...Melihatku sedikit mengejek membuat jengkel salah seorang rekannya. Kembali aku takut. Aku tahu aku akan masuk ke dalam bahaya. Ya Tuhan, tolong selamatkan aku.
Aku dibawa kemana antah berantah. Ini seperti kembali ke kota hanya satu jalan yang kuingat dari sekian lekukan yang kulewati. Yah Jl. Pelangi beberapa saat lalu. Aku ingat aku melewati warung Bakso Bik Suminem. Kami rekan sejawat pernah nongkrong disana karena sajiannya enak dan terjangkau. Cocok untuk berhemat.
Aku sampai di sebuah simpang. Lalu si A9 memarkirkan motorku di sudut gedung yang memiliki lahan parkir luas. Lalu memaksaku masuk. Gedung ini cukup tinggi sepertinya lebih dari 50 Lantai. Kami memasuki lift bersama. Lalu A9 memanggil rekannya:"A8 cepat tutup mata nona!" .Oh, jadi namanya A8 ya. Dia mengeluarkan selembar selendang halus dan menutup kedua mataku. "Hei apalagi ini? Apa kalian bermaksud untuk menculikku?". Mereka hanya diam saja tak memperdulikanku. Kini suasanya semakin seram.
Aku dibawa entah ke lantai berapa dan akhirnya aku ditinggal sendiri di sebuah ruangan dengan tangan terikat dan mata tertutup. Lalu suara langkah seseorang masuk dan mendekatiku. Jantungku semakin deg-degan. Dia berhenti di depanku dan kurasakan hembusan nafasnya di ujung hidungku. Hmm.. wangi Mint. Mungkin dia baru saja makan permen ya. Lalu sebuah tangan terasa memegang leherku dan ada bibir yang menyentuh mulutku. Hah... siapa lagi ini? Aku tak sempat menahannya. Dia langsung memagut lidahku dan aku terkunci dalam ciumannya.Bibirnya sangat lembut dan hangat. Lidahnya menyusuri dan mengejar lidahku.Kini aku tak berdaya menahan ciumannya. Cukup lama dia menahan ciumannya sampe aku sesak dan berguncang. Dia menarik lidahnya dan aku mengambil napas dengan tersenggal-senggal. Dia membisikkan sesuatu di daun telingaku: "Lama tak berjumpa sayang. Aku tak menyangka bibirmu masih selezat dulu. Apa kau tak kangen dengan ciumanku tadi?" Aku kenal suara ini. Suara si BAJINGAN itu........
-Typing = Proses mengetik pesan
Halo Zheyeng akhirnya aku bisa melanjutkan lagi. Semoga kamu tetap terhibur dan menungu ceritaku lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
From ONS to Making Love (COMPLETE)
Short StoryDeskripsi tentangmu: Awalnya aku membencimu karena hari itu. Kamu membuat duniaku hancur seketika. Kau mengingatkanku pada kenangan lama yang menyakitkan juga. Tapi kau bilang kau tak akan melepaskanku. Seakan-akan aku ini adalah milikmu. Kau perlak...