03

120 9 0
                                    

Jangan lupa like, coment, and share











"Dar muka lo gak mau di obatin dulu? Nanti ketauan nyokap bisa di omelin lo?" kata Daniel saat melihat luka memar di wajah Dara walau sedikit tapi itu terlihat jelas.

"Ga usah." balas Dara sekenanya.

Saat ini mereka sudah kembali ke markas parwana. Dengan kemenangan tentunya, pikiran nya masih ke kejadian tadi dan ia sungguh tak menyangka.

"Lo kenapa si Dar? Sakit lo? Bengong mulu dari tadi" tanya Faro yang khawatir atas kondisi Dara sekarang.

Pasalnya sepulang dari tempat perkelahian itu Dara menjadi sangat pendiam dan banyak bengong.

Entah apa yang gadis itu pikirkan tapi itu sukses membuat semua anak parwana khawatir.

Yang di tanya pun hanya diam tak menjawab sepertinya sedang berada dalam dunia nya sendiri.

Markas parwana sudah sepi sebagian anak parwana memilih pulang ke rumah untuk mengobati luka mereka sementara 3 orang dan beberapa siswa lain itu sedang berada di markas.

"Gue cabut." ujar Dara segera bangkit lalu pergi meninggalkan parwana.

"Si bos kenapa ya far?" tanya Daniel bingung pada Faro.

"Gatau." jawab Faro sekenanya.

Mereka berdua memutuskan untuk tidur di markas karna sudah terlalu lelah menghajar para sampah seperti Renta.

                                ~

Di lain tempat seorang gadis sedang termenung di taman memikirkan semua yang terjadi beberapa waktu lalu.

Dia masih tak percaya jika semuanya terjadi.

Apa maksud dari semua ini? Ia masih belum bisa menjawab.

Sudah 3 jam Dara di taman dan akhir nya memutuskan untuk kembali ke rumah karna senja sudah mulai muncul.

Di jalan Dara tak sengaja menangkap sosok anak laki-laki SMP  yang sedang di ganggu oleh anak geng renta.

Rahang nya mengeras renta sudah mengetahui seluk beluk keluarga nya sekarang.

Ia menghampiri mereka dan mata nya menangkap sang adik sedang berdiri ketakutan.

Dara berjalan mendekati sang adik dan merengkuh nya seraya berkata pada anak Renta.

"Jangan pernah main main sama gue bangsat." penuh penegasan.

"Hey hey si jagoan Parwana muncul juga, gue cuma mau main sebentar sama adik lo ya gak?." ujar nya pada teman nya yg lain sambil terkekeh.

"Anjing!." Dara yang sudah tersulut emosi langsung memukuli mereka tanpa henti sampai suara seseorang menghentikan pukulan Dara

"Berenti." sosok itu menengok ke arah Dara dan tersenyum hangat.

Namun Dara menatap nya penuh arti.

"Ayo dek" sang adik pun mengikuti Dara dan menaiki motor tanpa mengucapkan apapun Dara segera mengegas motor nya meninggalkan area terkutuk itu.

                                  ~

Adik Dara turun terlebih dahulu, saat hendak masuk Dara menghentikan langkah Ciko dan berkata.

“Gue harap lo gak bilang papi mami kalo tadi lo di gangguin sama mereka.” ujarnya sambil memegang bahu sang adik.

“Tapi kak gue taa kuu tt” terdengar nada bergetar yang kentara dari bibir sang adik yang selalu menghangatkan.

“Lo aman. Selama ada gue ok?” balas Dara sambil tersenyum hangat.

Senyum Dara hanya akan ia berikan pada orang yang dia sayang. Bahkan sahabat nya pun belum pernah melihat senyum Dara. BELUM PERNAH.

Selama mereka sahabat sejak SD belum pernah Faroe Daniel melihat senyum Dara.

Mereka masuk bersamaan dan sampai di ruang keluarga ternyata ada sang papi yang sedang menikmati secangkir kopi di temani acara tv pertandingan bola.

Papi nya ini memang sangat menyukai bola. Tak jarang mengajak Dara untuk bergadang hanya karna ingin di temani. Menyebalkan.

Dara menghampiri papi nya dan ciko melenggang pergi ke kamar.

Sebelum Dara membuka suara mami nya datang dari arah dapur.

"Eh anak mamii udah dateng, lah lah itu kenapa muka bonyok gitu? abis berantem dimana? kamu itu cewek kenapa harus berantem yang jadi hobi kamu, gak baik buat diri kamu Dara."cercaan dari mami nya pun membuat Dara berdenyut sakit.

Dara pusing. Pusing akibat menerima tonjokan yang memang tak seberapa itu di tambah memikirkan hal gila yang sebelumnya belum pernah dia duga.

"Pi, Dara mau ngomong" ucap Dara saat sudah duduk disamping papi nya.

Dara mengabaikan ucapan mami nya.

"Ck mami nya ngomong gak di jawab dasar es batu, keturunan siapa si kamu, mami aja gak dingin papi apa lagi slengean gitu di bilang dingin. Tapi kenapa bisa mami punya anak dingin nya ngelebihin kutub utara." Gerutu mami nya dan duduk di samping suami yang masih fokus ke pertandingan bola nya.

"Ngomong aja kak, kayak penting banget papi lagi seru nih, kakak mau minta di beliin motor baru ya? Besok aja ya papi males banget, oiyaa abang gak pulang lagi?" balas papi nya.

“Mulai besok Ciko di anter jemput supir. ” terdengar nada tak terbantahkan.

Bahkan Dara tak menanggapi ucapan kedua orang tua nya tadi.

“Lho kenapa? Ciko biasanya pulang pergi sendiri kok kak” papi nya bingung tiba tiba Dara bicara seperti itu.

“Bahaya.” setelah mengucapkan itu Dara berjalan menuju kamar nya.

Kedua orang tua itu pun saling pandang dan menggedikkan bahu nya.

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang