17+
Setelah tenang dan bisa mengontrol nafasku, aku melanjutkan snorklingku. Daniel bilang dia sudah tidak apa-apa dan dia sendiri yang menyuruhku melanjutkannya. Aku awalnya gak mau, lalu blinya bilang kalau, gak biasanya bli nganterin yang snorkling sampe sini. Bli juga bilang kalau daniel yang meminta dicarikan tempat yang sangat bagus sampe mohon-mohon tadi, makanya bli mengantar kami ke sini. Daniel yang diomongin senyum-senyum sambil mengangguk membenarkan.
Mendengar penjelasan bli, aku menebak biaya yang dikeluarkan pasti mahal. Kalau ga diterusin sayang juga sih mending uangnya buat beli susu Minnie atau beli makanan buat stock di rumah.
Akhirnya, jadilah aku meneruskan snorklingku. Aku melihat ikan-ikan dan terumbu karang yang cantik persis di mimpiku, sayangnya aku tidak bisa membagi keindahan ini dengan daniel. Aku sebenarnya masih khawatir padanya, tadi dia hampir kelelep cuma dikasih air putih doang. Setiap 5 menit sekali wajahku pasti akan naik ke permukaan untuk melihat keadaannya. Sepertinya memang sudah tidak apa-apa sih, melihat dia bisa memegang kameranya juga.
Setelah hampir setengah jam aku bersnorkling aku naik ke kapal, hanya sebentar memang, kami masih ada sisa waktu setengah jam lagi tapi aku tidak bisa membiarkan daniel berlama-lama di sini. Apalagi matahari udah mau terbenam.
"Gimana pemandangan di bawah? Bagus?" tanyanya pas aku lagi ngebuka peralatan ini.
"Bagus banget, sayang Daniel gak liat. Mana tadi ada ikan lucu banget ada yang segerombolan, sendiri-sendiri, terus ada tanaman laut yang kayak di spongebob. Beneran deh tadi bagus banget."
Daniel tertawa setelah mendengar penjelasan ku.
Dia kenapa dah tawa-tawa, kan akunya bingung.
"Kenapa?"Dia berhenti tertawa, gak tau sih dia tadi ketawa kenapa.
"jadi pengen liat, coba aku bisa renang ya."Setelah dia mengatakan itu, aku jadi mengasihaninya sambil mengelus poninya.
"Uluh uluh, kasian banget si ga bisa renang. Padahal berenang kan basic skill yang ada pada setiap manusia, masa gitu aja gak bisa." Ujung-ujungnya aku malah meledeknya, membalas ucapannya yang kemarin."Ya ya terserah, yang terpenting aku ga cengeng kayak kamu tadi yang nangis kejer sampe tuh ingus kemana mana haha."
Dia tertawa sangat keras, aku yang tidak suka itu, mencubit pinggangnya membuat dia mengaduh.
"Apaan sih kan gua takut lo mati, salah sendiri ga ngomong kalo ga bisa renang."
Dia masih menyisakan tawanya sambil menahan sakit.
"Iya iya percaya."
Canda tawa kami diinterupsi sama Bli katanya kapal mau melaju kembali ke pantai. Lalu Daniel pindah dari tempatnya dari yang duduk paling belakang denganku, jadi pindah ke sisi sebelah kanan tempat dimana kameranya ditaruh.
Kapal dijalankan, Aku melihat ke sebelah kiri, melihat pemandangan detik-detik matahari tenggelam. Angin laut menerpa wajahku, membuatku tenang. Saat aku menikmati hembusan angin, aku sadar ada suara kamera yang mengarah padaku dari tadi. Aku menengok, ternyata benar daniel yang melakukannya, dia seperti terkejut melihatku. Aku menyisir poni basahku ke belakang sebelum meminta kameranya.
"Siniin kameranya."
Dia tidak mau memberikannya. Saat aku mau merebutnya, tiba-tiba kapal berhenti di tengah jalan. Tempat pemberhentian kami dasarnya masih lumayan dalam karena air sedang pasang menjelang malam. Bli langsung bilang pada kami tidak perlu ada yang dikhawatirkan, mesin penggeraknya saja yang mati, dan rencananya salah satu bli mau memanggil yang lain untuk meminta bantuan. Sedangkan Bli yang lainnya berusaha menahan kapal agar tidak hanyut ke lautan bebas.